Merayakan Hari Buku dengan Membaca Tulisan Bencana

Ilustrasi buku di perpustakaan, foto: pixabay
Ekspedisi Jawadwipa

Hallo Sobat DC, selamat memperingati hari buku sedunia.

Peningkatan literasi dari generasi ke generasi sangat perlu ditularkan. Untuk menghormati penulis maupun buku di seluruh dunia, UNESCO menetapkan 23 April sebagai Hari Buku Sedunia. Buku adalah simbol literasi sekaligus kecerdasan manusia dalam berfikir. 

Literasi melalui buku masih tetap relevan dilakukan meskipun kini telah ada berbagai alternatif berupa media digital maupun audio visual.

Pengetahuan di dunia kebencanaan sangat perlu dibukukan sebagai warisan pengetahuan sekaligus mitigasi yang tertulis dan dapat digunakan oleh berbagai generasi dalam menghadapi kebencanaan.

Merayakan Hari Buku dengan Membaca Tulisan Bencana

Ada salah satu bacaan yang menarik yang bisa Sobat DC baca di hari buku sedunia ini untuk meningkatkan literasi di dunia kebencanaan, judulnya “Ekologi Politik, Bencana dan Perubahan Iklim”.

hari buku
Cover Buku Ekologi Politik, Bencana, dan Perubahan Iklim, Foto: insistpress.com

Buku ini merupakan kumpulan artikel dari jurnal transformasi sosial yang ditulis oleh Penerbit Insistpress yang terbit pada 2013, ditulis oleh Nurhady Sirimorok dan kawan-kawan. Meskipun telah ditulis lebih dari 10 tahun yang lalu isi buku ini masih relevan dengan situasi dan kondisi sosial Indonesia saat ini.

Berisi tujuh artikel yang dimuat tiap babnya, antara lain berupa: pengantar, kajian, kasus-kasus serta rehal. Memberikan lanskap luas terkait bencana dan perubahan iklim dalam bingkai ekologi politik sekaligus mengupas permasalahan dalam rencana penyusunan penanggulangan bencana. Selain itu buku ini juga menggali bagaimana pengetahuan lokal berperan untuk mengetahui kondisi krisis iklim yang terjadi.

Buku ini cocok bagi yang ingin memahami lebih dalam tentang pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim. Dengan pendekatan ekologi politik, jurnal ini menawarkan analisis yang tajam dan menyeluruh tentang bagaimana risiko bencana terbentuk dan bagaimana kita dapat menanganinya.

Baca juga: Menyelami Peristiwa Bencana Lewat Lagu “Berita Kepada Kawan”

Melalui studi kasus yang menarik, jurnal ini menunjukkan bahwa petani bukan hanya korban bencana, tetapi juga aktor penting dalam mempertahankan ketahanan terhadap ancaman. Pengetahuan dan praktik mereka dapat menjadi kunci dalam mengurangi risiko bencana dan meningkatkan ketahanan komunitas.

Penulis: Kori Saefatun

Editor: Nugrah