Perjanjian Paris, Donald Trump Umumkan Langkahnya untuk Menarik AS

Donald Trump, foto: The Trump White House, Public domain, via Wikimedia Commons
Ekspedisi Jawadwipa

Halo Sobat DC, Pasca pelantikan, Donald trump menggemakan langkahnya pada 2017 lalu ketika dia mengumumkan penarikan Amerika Serikat dari Perjanjian Paris (Paris Agreement) , perjanjian yang bertujuan menjaga kenaikan suhu global di bawah 2,7 derajat farenheit  (1,5 derajat Celsius) di atas tingkat pra-industri.

Sebelum itu kita harus tau terlebih dahulu apa itu perjanjian paris dan maksud dari perjanjian tersebut. Perjanjian perubahan iklim paris (Paris Agreement) adalah sebuah perjanjian internasional yang di tandatangani pada 12 Desember 2015 di Paris, Perancis, dalam konfrensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP 21). 

Perjanjian ini bertujuan untuk mengatasi perubahan iklim global dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim. Berikut beberapa tujuan dari perjanjian paris:

perjanjian paris
Ilustrasi Perubahan iklim, Foto: js.ugm.ac.id

Tujuan Utama 

  1. Membatasi kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celcius di atas tingkat Pra-industri
  2. Membatasi kenaikan suhu bumi hingga 1,5 derajat Celcius
  3. Mengurangi risiko dan dampak perubahan iklim
  4. Meningkatkan kemampuan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim
  5. Mengurangi emisi gas rumah kaca

Prinsip-prinsip

  1. Kesetaraan dan keadilan (prinsip kesetaraan dan keadilan dalam mengatasi perubahan iklim)
  2. Tanggung jawab bersama tetapi diferensiasi (prinsip tanggung jawab bersama tetapi diferensiasi dalam mengatasi perubahan iklim)
  3. Pengembangan berkelanjutan

Donald Trump Umumkan Langkahnya untuk Menarik AS dari Perjanjian Paris

Lalu, mengapa Amerika Serikat menarik diri dari Perjanjian Paris, dilansir dari CNN Indonesia Trump tampak menandatangani perintah esekutif penarikan Amerika Serikat dari pakta tersebut, di hadapan para pendukung yang berkumpul di Capital One Arena di Washington.

“saya segera menarik diri dari penipuan perjanjian iklim Paris, yang tidak adil dan sepihak” ujar trump sebelum menandatangani perintah tersebut, dikutip dari Reuters “Amerika Serikat tidak akan menyabotase industry kita sendiri, sementara China mencemari dengan impunitas” lanjutnya.

Respons Tubiana, CEO Yayasan Iklim Eropa dan arsitek utama Perjanjian Iklim Paris menyebut penarikan Amerika Serikat  sebagai hal yang disayangkan, namun menegaskan bahwa aksi untuk memperlambat perubahan iklim lebih kuat daripada politik dan kebijakan satu negara.

Tubiana menambahkan bahwa ada momentum ekonomi yang tak terbendung di balik transisi global menuju energy bersih, yang Amerika Serikat telah manfaatkan dan pimpin, tetapi kini beresiko kehilangan keuntungan tersebut.

Gina McCarthy, mantan penasihat iklim Gedung Putih di bawah Presiden Joe Biden, menyatakan bahwa jika Trump benar-benar ingin Amerika Serikat memimpin ekonomi global, menjadi mandiri secara energi, dan menciptakan lapangan kerja yang baik bagi rakyat Amerika, maka dia harus tetap fokus pada pengembangan industri energi bersih.

Baca juga: Gelar Webinar Perubahan Iklim, PMI Kota Sukabumi Gandeng ChildFund Internasional

Paul Watkinson, mantan negosiator iklim dan penasihat kebijakan senior untuk Prancis, menyebut kebijakan Trump ini juga bisa lebih merusak upaya iklim global.

Amerika Serikat saat ini merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar kedua di dunia setelah China dan keluarnya Amerika Serikat dari perjanjian tersebut merusak ambisi global untuk memangkas emisi berlebihan.

Perjanjian Perubahan Iklim Paris merupakan langkah penting dalam mengatasi perubahan iklim global dan memastikan keberlanjutan planet kita.

Penulis: Adityan M.D.P

Sumber :

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20250121122720-641-1189664/trump-tarik-as-keluar-dari-perjanjian-iklim-paris-ini-alasannya

https://unfccc.int/process-and-meetings/the-paris-agreement