Pulau Jawa yang bisa dikatakan mempunyai keunikannya sendiri sehingga Sabtu kemarin (31/07/2021) disasterchannel.co mengadakan diskusi virtual yang berjudul ‘Ancaman dan Sejarah Bencana di Pulau Jawa’. Diskusi virtual ini adalah salah satu rangkaian acara sebelum dilakukannya Ekspedisi JawaDwipa yang digagas oleh disasterchannel.co, Yayasan Skala dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI).
Uniknya Pulau Jawa
Pulau Jawa adalah salah satu pulau terbesar yang ada di Indonesia. Berdasarkan hasil sensus penduduk 2020 dari Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 151,6 juta penduduk di Jawa. Jumlah penduduk pulau ini sekitar 56,10 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Semakin banyak penduduk menandakan bahwa kerentanan daerah ini terhadap bencana semakin besar.
Selain jumlah penduduknya yang banyak, Area Jawa juga memiliki ancaman bencana gempabumi. Kali ini Ibu Gayatri Indah Marliyani, anggota bidang mitigasi bencana IAGI serta staf di departemen teknik geologi Universitas Gadjah Mada berbagi pengetahuannya melalui satu pertanyaan kunci, mengapa di Pulau Jawa banyak terjadi gempa?.
Wanita kelahiran Wonosari Kabupaten Gunungkidul ini menjelaskan mengenai tatanan tektonik di Pulau Jawa. “Bila kita mengamati topografi dan batimetri (ukuran tinggi rendahnya dasar laut) saja sudah memperlihatkan bahwa Jawa itu memiliki sesuatu yang unik.” Ujar Gayatri. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa ada zona palung Jawa yang di situ ada lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke utara yang menujam di bawah lempeng Eurasia. Akibatnya timbul gesekan yang sangat kuat sehingga di area ini banyak terbentuk sesar yang disebut zona megathrust. Seiring perjalanannya, karena terus mendesak maka sebagain energi yang tidak dilepaskan di zona megathrust kemudian ditransfer, dirilis dan diakomodasi oleh sesar yang ada di darat Pulau Jawa.
Selanjutnya Gayatri mengibaratkan Pulau Jawa jika dibelah, sehingga dari belahan itu kita dapat mengamati topografi dan batimetri Pulau Jawa dari samping (seperti pada gambar 2). Terlihat kenampakannya dari samping, terdapat zona tujaman lempang atau megathrust. “Di zona megathrust ini adalah area dimana gempa besar dapat terjadi. Area gempa itu tejadi selain terbentuk di zona megathrust, gempa juga dapat terjadi di dalam sedimen yang terdesak oleh pergerakan lempeng juga dapat terbentuk sesar naik yang lain atau disebut prima akresi, disini akan banyak terjadi gempa-gempa yang cukup besar. Di kedalaman yang agak dalam juga dapat terjadi gempa yang disebut sebagai gempa intraplate.”
Selanjutnya Gayatri menjelaskan mengenai gempa yang ada di darat. Daerah yang dekat dengan tempat kita tinggal juga terdapat gempa dari sesar-sesar yang merilis energinya. Karena kita tinggal di darat sehingga gempa yang kita rasakan itu lebih kecil kekuatannya, tetapi kita merasakan guncangan keras dan membuat kerusakan yang signifikan. Hal ini diakibatkan karena sumber gempanya dangkal sehingga energi yang mencapai tempat dimana kita tinggal itu masih besar dan memberikan efek yang signifikan. (LS)