Kalau kalian main atau berlibur ke wilayah timur Indonesia pasti menemukan pantai yang juara banget indahnyasalah satunya di sumba. Pantai-pantai juara indahnya itu juga bisa looh kita temukan di Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa, di antaranya adalah Pantai Kuang Dingin, Pantai Pasir Putih di Padasuka, Pantai Lunyuk dan Pantai Batu Pampang.
Saat tengok-tengok pantai yang juara indahnya di Sumbawa, disasterchannel.co menemukan sejarah tsunami juga. Penasarannya disasterchannel.co membawa kita semua untuk sama-sama menarik garis mundur pada 44 tahun yang lalu di laut lepas dekat Sumba dimana gempa besar terjadi. Gempa dengan kekuatan 8,3 Mw terjadi di lepas pantai barat daya Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Mengingat Peristiwa Terlupakan 44 Tahun Gempa dan Tsunami Sumba
Lokasi episentrum adalah 11,16° S–118,41° BT, terjadi pada pukul 06:08:54,8 terkoordinasi universal (UTC) atau pada pukul 14:08:54,8 waktu setempat, pada tanggal 19 Agustus 1977. Pusat gempa ini terletak di dekat palung Sunda dari zona subduksi Sunda Kecil. Gempabumi besar di Sumba tahun 1977 adalah salah satu gempabumi terbesar di Indonesia yang pernah tercatat.
Ketika terjadinya gempa pada 44 tahun yang lalu, bertepatan pada hari Jumat di bulan Ramadan. Tidak ada yang menyangka bahwa gempa ini mendatangkan tsunami yang melanda berbagai daerah, mulai dari Sumba, Sumbawa, Lombok dan Bali. Bahkan gelombang tsunami ini juga disaksikan di Australia.
Setelah kejadian tersebut, dibentuk tim survei tsunami yang mengukur ketinggian Run-up tsunami. hasil perhitungan menyatakan tinggi tsunami yang diperkirakan dari saksi mata sebesar 8 meter dan jarak genangan sejauh 500 m di Lunyuk Pulau Sumbawa. Sementara Run-up tsunami dengan tinggi 5,5 m serta jarak genangan 1200 m diamati di Leterua di Pulau Sumba.
Penelitian Kato dan Tsuji (1995) juga mengamati bahwa gempabumi dikaitkan dengan gerakan tanah yang kuat. Orang-orang di Australia merasakan goncangan yang kuat dan pergi ke luar gedung, sementara orang-orang di daerah yang terkena tsunami melaporkan ledakan yang tidak biasa setelah gempa. Pulau yang paling parah diterjang gelombang tsunami adalah Pulau Sumbawa, dimana 68 orang tewas dan 54 orang hilang. Gabungan jumlah korban gempa dan tsunami di Indonesia adalah 107 orang.
Apa kabar kalau gempa dan tsunami berulang terjadi di masa depan?
Tentunya kita semua nggak mau menjadi bangsa yang nggak pernah belajar dari sejarah. Kata Bung Karno aja “Jasmerah: Jangan Sekali-Kali Melupakan Sejarah”. Sejarah bencana juga jangan dilupakan. Sejarah bencana dapat menerangi kita untuk melakukan upaya mitigasi yang tepat.(LS)
Sumber:
Gusman, A. R., Tanioka, Y., Matsumoto, H., & Iwasaki, S. I. (2009). Analysis of the Tsunami generated by the great 1977 Sumba earthquake that occurred in Indonesia. Bulletin of the Seismological Society of America, 99(4), 2169-2179