Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Oktober 2021 merupakan sarana untuk meningkatkan pemahaman pemerintah, pelaku usaha, lembaga bisnis, dan masyarakat terhadap kegiatan PRB sebagai investasi ketahanan yang bertujuan untuk membangun kesadaran bersama, membangun dialog dan mengembangkan jaringan antar pelaku PRB dan dapat dijadikan arena pengurangan risiko bencana. berbagi pembelajaran bagi para pelaku PRB di seluruh Indonesia.
Sebagai tindak lanjut Bulan PRB 2021 dan mendukung gerakan Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat (PRBBK), Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) bersama Asia Pacific Alliance for Disaster Management (A-PAD) Indonesia mengadakan workshop dengan tema “Strategi Pelaku Usaha dalam Membangun Ketahanan Bencana Pasca Pandemi” pada Kamis, 25 November 2021, 08:00 – 14:00 WIB di Ruang Anggrek 5, Lantai 3A, Sampoerna Strategic Square, Menara Utara, Jakarta. Workshop ini dilakukan secara hybrid.
Lokakarya Strategi Bagi Pelaku Usaha Dalam Membangun Ketahanan Pasca Pandemi
Peserta yang hadir secara offline sebanyak 20 orang, terdiri dari 7 perempuan dan 13 laki-laki yang merupakan perwakilan unsur pentahelix dari PHRI Sumbar, IGCN, KADIN, SEJAJAR, MDMC, Wahana Visi Indonesia, Oxfam, HFI, USAID Advance Indonesia, CBI, UNICEF, YABB, A-PAD Indonesia, dan MPBI.
Peserta yang hadir secara daring sebanyak 54 orang, terdiri dari 9 perempuan dan 44 laki-laki, yang merupakan perwakilan unsur pentahelix dari PMI (NTT dan Lombok Timur), RS Soewandhie, Institut Teknologi Bandung, Universitas Ciputra, Universitas Pertahanan, SAR Grabag Magelang, GIPI, Akademi Sekretari Budi Luhur, Universitas Prof. Dr. Moestopo, Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, PKN Natam, BPBD Kabupaten Bangkalan, BPD PHRI Prov. Bali, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, USAID Advance Indonesia, Perhimpunan Perusahaan Tangguh Bencana (PPTB), Wahana Visi Indonesia, Relawan Desa Bringin Semarang, Kemendagri, Relawan Disabilitas Desa, REDI (Relawan LLDIKTI 3), UNDP, ASEAN CSR Network, Indonesia Business Links, Bio Farma, Pusat Layanan Juru Bahasa Tanda, A-PAD Indonesia, dan MPBI.
Baca Juga: Peran Lembaga Usaha dalam Koordinasi dan Penanganan Darurat di Sektor Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Pembukaan workshop oleh Ibu Sinta Kaniawati yang merupakan Country Director A-PAD Indonesia, dilanjutkan dengan sambutan oleh Ibu Tetrie Darwis yang merupakan Bendahara MPBI. Moderator sesi ini adalah Bapak Faisal Djalal (A-PAD Indonesia) dan Bapak Anton Roy Purnama.
Pematik diskusi dengan tema “Perspektif Ketahanan Bencana untuk Kelangsungan Usaha” ini disampaikan oleh Bapak Heru Prasetya yang merupakan Dewan Pembina A-PAD Indonesia
Sesi 1. Sharing dari Pelaku Usaha yang disampaikan oleh narasumber:
1. Y.W. Junardy (President, IGCN,): “Pelajaran dari Global Compact di Indonesia – pengalaman membentuk jaringan sektor bisnis di Indonesia: peluang, tantangan, dan rekomendasi untuk masa depan”.
2. Rina Pangeran (Ketua BPD PHRI Sumbar): “Refleksi dampak COVID-19 ditambah pengalaman bencana sebelumnya di sektor pariwisata serta strategi dan kesiapan sektor hotel dan restoran dalam menghadapi bencana -pariwisata tangguh”.
3. Suryani Sidik Motik (Dinas Sosial dan Kebencanaan, DPP Kadin Indonesia): “Peran KADIN dalam Membangun Ketahanan Bencana Pelaku Usaha Melalui Koordinasi dan Kolaborasi”.
Sesi 2 Diskusi kelompok dilakukan secara offline dan online, dengan output sebagai berikut:
1. Landasan utama dan prasyarat bagi pelaku usaha di masing-masing sektor untuk bangkit dari pandemi.
2. Langkah strategis pelaku usaha untuk keluar dari dampak pandemi COVID-19.
3. Bagaimana membangun kolaborasi yang efektif dengan sektor lain (juga pemerintah) dan mengidentifikasi rencana jangka pendek sebagai langkah awal membangun peta jalan pascapandemi.
Dandi Prasetia yang merupakan perwakilan MPBI menyampaikan ringkasan dan action plan dari rangkaian proses workshop.
Penutupan workshop dilakukan oleh Bapak Pangarso Suryotomo yang merupakan Direktur Kesiapsiagaan BNPB menyampaikan bahwa hasil workshop perlu ditindaklanjuti untuk menjadi rencana aksi strategis bagi pelaku usaha pasca pandemi agar tangguh dari bencana. (LA)