Provinsi Bali memiliki potensi terhadap beberapa jenis bencana, terutama baik alam maupun non alam. Belajar dari pelaksanaan penanggulangan bencana selama ini, terlihat bahwa kesadaran dan kesiapsiagaan aparat dan masyarakat dalam antisipasi penanggulangan bencana masih perlu ditingkatkan. Sektor swasta harus memposisikan dirinya menjadi bagian yang terpenting dari komunitas yang harus dilindungi.
Provinsi Bali Adakan Pelatihan Disaster Safety Certification
Sertifikasi yang dikeluarkan pemerintah daerah bukan semata-mata kosmetik pelengkap sertifikat yang dimiliki sektor swasta tetapi harus benar-benar dilaksanakan dengan panduan buku petunjuk teknis verifikasi ini. Sehingga ada jaminan keselamatan dan keamanan bagi pekerjanya atau objek mitra bisnisnya.
BPBD Provinsi Bali memulai langkah strategis dengan memberikan apresiasi kepada unsur swasta yang telah melakukan kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas kesiapsiagaan bencana. Terobosan ini menjadi sangat penting dan efektif dalam rangka mengurangi risiko jika terjadi bencana, dengan strategi penguatan kapasitas sektor swasta yang terkait dengan pengetahuan dasar kebencanaan sampai kepada pemahaman check list yang menjadi acuan penilaian kapasitas kesiapsiagaan.Pendalaman dan mengkaji satu persatu item check list sampai kepada pemahaman dan implementasi yang efektif dan efisien. Terakhis menyusun perencanan kontigensi. Sektor swasta proaktif mengikuti proses sertifikasi.
Badan Penanggulangan Bencana Bali, program SIAP SIAGA dan A-PAD Indonesia sedang mengkaji pedoman DSC. Pengembangan modul pelatihan asesor DSC disiapkan oleh tenaga ahli lokal di Bali, yang merupakan salah satu dari tiga asesor yang disertifikasi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
Baca Juga: Looking at the Tourism Sector When the COVID-19 Pandemic Hits
Pelatihan asesor DSC Provinsi Bali dilaksanakan pada 27-29 Mei 2021, bertempat di Four Star by Trans Hotel, Kota Denpasar. Pelatihan ini diikuti oleh 26 peserta yang terdiri dari 1 wanita dan 25 pria. Pelatihan ini dipandu oleh 3 fasilitator, dan didukung oleh Badan Penanggulangan Bencana. Selama tiga hari pelatihan, peserta dibimbing untuk memahami tools DSC, serta melakukan simulasi dan praktik langsung menggunakan tools DSC. Hotel tempat pelatihan secara sukarela terlibat dalam proses latihan kesiapsiagaan bahaya. Hasil penilaian langsung diserahkan ke pihak Hotel.(Lya)