Teori Kurt Lewin 1935, Pemimpin Percaya Diri

teori perubahan
Ekspedisi Jawadwipa

Teori Kurt Lewin didiskusikan dalam webinar APAD-Indonesia. Pada Sabtu tanggal 6 Juni 2020, APAD-Indonesia menyelenggarakan Webinar Pembelajaran Eksperimental Menghadapi COVID 19 dan Normal Baru, dengan topik: Pemimpin Percaya Diri, Organisasi Tangguh, berdasarkan inspirasi dari teori Kurt Lewin tentang perubahan.

Teori Kurt Lewin tentang perubahan banyak dipergunakan untuk menganalisis persoalan kemimpinan.
Kurt Lewin. Foto: istimewa

Pelatihan online dibimbingnya oleh Dr. Thomas Rieger, Como Consult Hamburg, Jerman dan Faisal Djalal, Asia Pacific Alliance for Disaster Management Indonesia, dan ahli reviewer: Heru Prasetyo, Ex CMD Accenture dan Prof. Krisna Pribadi, Disaster Mitigation Center, ITB

Teori Kurt Lewin

Kegiatan pembelajaran singkat ini menggunakan pendekatan “Experiential Learning” yang merefleksikan pengalaman pribadi peserta diklat menghadapi Covid 19 Pandemi berdasarkan Teori Perubahan Kurt Lewin. Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan kepercayaan peserta dalam pengambilan keputusan dan perencanaan yang lebih baik untuk Normal Baru di tempat masing-masing. Dengan menggunakan Papan Tulis Virtual “Miro”, peserta menilai kesuksesan mereka berdasarkan “pembelajaran berdasarkan pengalaman” yang terlatih

Kurt Lewin (9 September 1890 – 12 Februari 1947) adalah seorang psikolog Jerman-Amerika yang dianggap sebagai salah satu pelopor modern dalam bidang psikologi sosial, psikologi organisasi, dan psikologi terapan di Amerika Serikat dan sebagai Bapak Psikologi Sosial . Teori Kurt Lewin memandang bahwa “tidak ada yang lebih praktis daripada teori yang baik.”

Iowa State University. Foto: iastate.edu

Eksperimen sosialnya memberikan kontribusi besar bagi pembentukan psikologi sebagai cabang ilmu pengetahuan modern, untuk memahami perilaku manusia, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari suatu kelompok. Pemikirannya tetap relevan hingga saat ini, terutama bagi para manajer yang ingin sukses memimpin proses perubahan dan meningkatkan efisiensi organisasinya.

Karya Kurt Lewin sangat luas cakupannya, pemaparannya fokus pada enam “teori perubahan” nya yaitu (1) gaya kepemimpinan, (2) penelitian tindakan, (3) Persamaan Lewin b = f (P, E), (4) ) dinamika kelompok, (5) model tiga langkah dalam perubahan sistem sosial, dan (6) Teori medan. Salah satu karya monumental Lewins adalah “Penelitian Tindakan dan Masalah Minoritas, 1946”. Ada tiga jenis kepemimpinan: (1) otokratis, (2) demokratis, dan (3) laissez-faire.

Berdasarkan persamaan teori Kurt Lewins, perilaku manusia (dapat diamati) adalah fungsi (= ditentukan oleh) kepribadian dan medan (lingkungan). Group Dynamics dikembangkan sebagai ‘kelompok pelatihan keterampilan dasar’ oleh Conneticut State Interracial (1946) di mana setiap peserta dipandang setara. Dinamika tersebut terdiri dari metode laboratorium T-Group, refleksi bersama, umpan balik, dan fasilitasi.

Baca Juga: Simposium Internasional A-PAD 2021 “Mencari Lokomotif Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi”

Peserta pelatihan merefleksikan pengalamannya dengan COVID 19 Pandemi berdasarkan model tiga langkah dalam perubahan sistem sosial, yaitu fase “unfreeze”, “transformasi”, atau “refreeze”. Pelatihan diikuti oleh 18 peserta praktisi dan pakar penanggulangan bencana.

Kepemimpinan yang baik meliputi (1) berorientasi pada hasil, (2) berkontribusi secara keseluruhan, (3) fokus pada masalah utama, (4) dapat dipercaya, (5) pemikiran dan tindakan konstruktif, dan (6) condong ke arah kekuatan. Pemimpin akan mengembangkan spesialisasi, sedangkan manajer akan memberdayakan organisasi. Mereka akan menemukan cara terbaik untuk menyelesaikan tugas

Kompleksitas bagi pemimpin adalah bagaimana menghadapi sistem yang tidak dapat diprediksi dan apa yang harus dilakukan. (LA)

Tinggalkan Balasan