Manajemen Risiko Bencana yang Dipimpin Masyarakat

Pemaparan program “Develop Community-Led Disaster Risk Management”, Sumber: Dok. Disasterchannel.co
Ekspedisi Jawadwipa

Manajemen Risiko Bencana yang dipimpin oleh masyarakat ini merupakan bentuk dari program pengembangan kapasiktas masyarakat, dan di awal tahun 2024 yang juga menjadi akhir, sekaligus awal lembaran baru bagi warga  yang telah menerima manfaat dari program “Develop Community-Led Disaster Risk Management”. Sejak tahun 2023, Yayasan Skala Indonesia didukung oleh PT Mandala Multifinance Tbk. telah menjalankan program ini sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas warga yang berada di daerah paling berisiko untuk dapat mengelola secara mandiri risiko bencana yang ada di daerahnya. 

Program Develop Community-Led Disaster Risk Management telah dilakukan pada tiga desa di Kab. Donggala, Sulawesi Tengah, di antaranya Desa Sioyong Kec. Dampelas, Desa Tonggolobibi dan Desa Balukang di Kec. Sojol. Program ini telah dijalankan sejak Mei 2023 hingga Januari 2024, dengan melakukan berbagai macam rangkaian kegiatan pengurangan risiko bencana.

Sejak bencana gempa 2018, warga sadar akan ancaman bencana gempa dan tsunami yang melekat pada tempat tinggalnya. Hal ini membuat mereka antusias serta bersemangat mengikuti setiap rangkaian kegiatan dalam program ini.

Manajemen Risiko Bencana yang Dipimpin Masyarakat

Setiap tiga bulan sekali, program ini dijalankan dengan melaksanakan beberapa rangkaian pelatihan sudah dijalankan mulai dari peningkatan kapasitas pengetahuan warga mengenai ancaman, kajian kerentanan dan kapasitas desa, pelatihan kesiapsiagaan dan juga pembuatan rencana kontinjensi gempabumi, serta simulasi evakuasi mandiri, search and rescue serta manajemen pengungsian. Pelatihan dilakukan dengan pendekatan dan cara yang menarik serta menyenangkan. Tak heran, para peserta dari ketiga desa yang mengikuti pelatihan selalu merasa senang dan merindukan tim Yayasan Skala Indonesia untuk mendatangi desa tempat tinggalnya.

Rangkaian pelatihan terakhir adalah simulasi pendirian tenda pengungsian dan pemasangan jalur evakuasi serta titik kumpul. Kegiatan ini dilakukan pada 19-21 Januari 2024 di tiga desa tersebut. Setiap peserta diajarkan bagaimana mendirikan, membuka dan merawat tenda pengungsian dengan cara mempraktekkannya secara langsung. 

risiko bencana
Pemasangan Papan Jalur Evakuasi, Sumber: Dok. Disasterchannel.co

Setelah merampungkan seluruh sesi peningkatan kapasitas dan pelatihan kesiapsiagaan menghadapi bencana, maka diselenggarakanlah seminar hasil program Develop Community-Led Disaster Risk Management pada Kamis, 25 Januari 2024 di Rama Garden Hotel, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Seminar hasil ini dilakukan sebagai wadah diskusi dengan pemerintah setempat dan tempat untuk memperluas praktik baik manajemen pengurangan risiko bencana yang dipimpin oleh masyarakat. 

Seminar secara resmi dibuka dengan sambutan Ifka Sihaloho selaku Communications Lead PT Mandala Multifinance Tbk. Kemudian dilanjutkan dengan seri diskusi yang dihadiri  Abdul Muin Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Donggala, Dr. Mohammad Subhan, Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah BAPPEDA Kab. Donggala, Abdullah MT, Dosen Geofisika Universitas Tadulako dan Faisal Djalal, Board Asia Pacific Alliance for Disaster Management (APAD) Indonesia. 

Pemaparan program “Develop Community-Led Disaster Risk, Sumber: Dok. Disasterchannel.co

Diskusi ini menghasilkan intisari bahwa bencana adalah hal yang dinamis dan bencana tidak mengenal batas administrasi. Namun, kerusakan yang terjadi di hulu dapat mendatangkan bencana di hilir. Hingga saat ini bencana ikutan belum dipertimbangkan dalam aspek pembangunan. Banyak komunitas dan masyarakat yang terpaksa berpindah dan berganti mata pencaharian setelah bencana. Hal ini memperkuat bahwa perlu ada studi interdisipliner dan mendalam mengenai multi ancaman bencana dan integrasi hasil riset dan kajian dengan pembangunan.

Cita-cita untuk membentuk resiliensi berkelanjutan maka harus menjalankan berbagai hal, mulai dari Standar Pelayanan Minimum (SPM), mendukung dan membuat komunitas atau masyarakat menjadi pemeran utama dalam penanggulangan bencana, serta masyarakat berperan penting dalam melakukan praktik baik untuk menstimulasi pengurangan risiko bencana khususnya di wilayah berisiko tinggi, tanpa meninggalkan seorang pun di belakang.

Penulis: Lien Sururoh

Editor: Nugrah Aryatama