Perjalanan Jejak Gempa Batavia menuju destinasi selanjutnya, kini saya melangkah menuju tahun 1699, tepatnya pada 5 Januari saat gempa besar memporak-porandakan De Oude Hollandsche Kerk atau Gereja Belanda Lama. Gereja bergaya khas era Renaissance yang berada di kawasan Kota Tua itu awalnya dibangun oleh Vereenigde Oostindische Compagnie(VOC) pada tahun 1640.
Bangunan Museum Wayang mulanya merupakan gereja tua yang didirikan VOC pada tahun 1640 dengan nama ‘de oude Hollandsche Kerk’. Hingga tahun 1732 gedung ini berfungsi sebagai tempat peribadatan penduduk sipil dan tentara Belanda yang tinggal di Batavia.
Jejak Gempa Batavia: Gempa yang Ubah Gereja Jadi Museum
Pada tahun 1733 gereja tersebut dipugar dan namanya diubah menjadi “denieuwe Hollandsche Kerk” yang berdiri terus sampai tahun 1808. Di halaman gereja yang kini menjadi taman terbuka Museum Wayang terdapat prasasti-prasasti yang berjumlah 9 (sembilan) buah yang menampilkan nama-nama pejabat Belanda yang pernah dimakamkan di halaman gereja tersebut.Akibat terjadinya gempa, bangunan Gereja Belanda tersebut sempat rusak. Selanjutnya di lokasi tersebut dibangun kembali sebuah gedung yang difungsikan sebagai gudang milik perusahaan Geo Wehry & Co.
Baca Juga: Jejak Gempa Batavia : Hancurnya Istana Impian Daendels
Bagian depan museum ini dibangun pada tahun 1912 dengan gaya Neo Renaissance, dan pada tahun 1938 seluruh bagian gedung ini dipugar dan disesuaikan dengan gaya rumah Belanda pada zaman Kolonial.
Pada tanggal 14 Agustus 1936 gedung beserta tanahnya ditetapkan menjadi monumen. Selanjutnya dibeli oleh Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) yaitu lembaga independen yang bertujuan memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang- bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah, serta menerbitkan hasil penelitian.
Pada tahun 1937 lembaga tersebut menyerahkan gedung kepada Stichting oud Batavia dan kemudian dijadikan museum dengan nama “de oude Bataviasche Museum“ atau museum Batavia Lama yang pembukaannya dilakukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda terakhir, Jonkheer Meester Aldius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborgh Stachouwer, pada 22 Desember 1937.
Penulis: Alpha