Throwback, 20 Tahun Gempa dan Tsunami Aceh 2004

gempa dan tsunami aceh
Ilustrasi Tsunami Aceh, Sumber: https://pixabay.com/id/users/kellepics-4893063/
Ekspedisi Jawadwipa

Dua puluh tahun yang lalu, kejadian gempa dan tsunami Aceh yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004  merupakan salah satu bencana kemanusiaan dan kejadian alam terbesar yang pernah terjadi di Aceh. Bencana ini begitu dahsyat sehingga Presiden Republik Indonesia kala itu, Susilo Bambang Yudhoyono, menetapkan 3 hari sebagai hari berkabung Nasional.

Gempa dan Tsunami Aceh Tahun 2004

Ilustrasi Kejadian Gempa dan Tsunami Aceh 2004, Foto: Istimewa

Gempa berkekuatan 9,3 skala richter dengan kedalaman 10 kilometer yang berpusat di samudra hindia, memicu tsunami dengan gelombang laut setinggi 30 meter yang menghantam wilayah pesisir Aceh.

Gempa dan Tsunami Aceh pada tahun 2004 ini menyebabkan kerusakan dan memakan korban jiwa yang besar. Menurut data dari Kementrian Keuangan Tahun 2018, total kerugian yang diakibatkan oleh gempa dan tsunami Aceh Tahun 2004 ini ditaksir mencapai US$ 4,5 Miliar. Kerusakan yang menyebabkan kerugian begitu besar terdapat pada sektor infrastruktur dan sektor produktif. Sektor infrastruktur yang rusak contohnya jalan, jembatan, fasilitas umum, akses air bersih dan sebagainya.

Menurut survei dari Badan Pertahanan Nasional Aceh tahun 2005, terdapat dua kecamatan yang dianggap musnah karena bencana Gempa dan Tsunami ini. Dua kecamatan itu adalah Meuraxa dan Kutaraja. Kenapa dianggap demikian, karna dua kecamatan ini kerusakanya tergolong sangat parah bahkan beberapa area pasca tsunami masih terendam air.

Pasca Bencana Gempa dan Tsunami Aceh 2004

Museum Tsunami Aceh, Foto: acehtourism.travel

Dalam penanganan bencana terdapat 3 langkah yang meliputi tahap tanggap darurat, tahap rehabilitasi dan tahap rekontruksi dengan menelan dana lebih 10 trilyun rupiah yang berjalan selama 5 tahun. Pemerintah saat itu membentuk Lembaga khusus untuk menangani kejadian bencana di Aceh yaitu Badan rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR). 

Bantuan dari berbagai pihak baik dari masyarakat dalam Negeri maupun Internasional, yang berada dibawah koordinasi dari BRR, koordinasi dan fokus penanganan bencana Aceh berjalan dengan baik.Hingga saat ini setelah 20 tahun berlalu, masyarakat Aceh di setiap tahunnya memperingati bencana Gempa dan Tsunami dengan menggelar doa bersama di berbagai titik

Rasa berkabung akan sangat terasa pada tanggal 26 Desember di setiap tahunnya. Jalanan terasa sepi, masyarakat beramai-ramai mengadakan doa bersama mendoakan para keluarga dan saudara yang menjadi korban 20 tahun lalu. Tentunya hal tersebut tidak hanya menjadi kegiatan peringatan saja, namun dapat menjadi media pembelajaran bagi masyarakat luas akan pentingnya pendidikan kebencanaan.

Hingga saat ini penanganan bencana di Indonesia, dalam perjalanan panjangnya Pemerintah telah membentuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2008. BNPB yang memiliki fungsi pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh. Hal tersebut menunjukan Pemerintah sangat serius dalam menghadapi bencana di Indonesia.

Seperti yang diketahui, Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Wilayah Indonesia juga dijuluki sebagai Ring of Fire karena memiliki 129 gunung api aktif. Tentunya hal tersebut harus menjadi perhatian khusus bukan hanya bagi pemerintah, namun bagi seluruh masysarakat untuk sadar akan edukasi kebencanaan.

Baca juga: Tsunami, Mari Pahami Seluk Beluknya

Peringatan 20 tahun Tsunami Aceh menjadi pengingat akan pentingnya pendidikan kebencanaan dan persiapan menghadapi bencana alam. Indonesia yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik, harus selalu siap dalam menghadapi bencana. Sejarah dan cerita dari kejadian gempa dan tsunami Aceh ini juga tercatat dengan cukup baik di dalam Museum Tsunami Aceh.

Penulis: Adityan M.D.P

Sumber :

Widya Bhumi, vol.3 No. 2 oktober 2023. Pembangunan kembali pasca Tsunami Aceh

Kementrian Keuangan Republik Indonesia