Bagaimana Peran Public Relations dalam Mitigasi Bencana?

public relations
ilustrasi public relations
Ekspedisi Jawadwipa

Public Relations atau yang sering kita dengar di Indonesia ini dengan sebutan Hubungan Masyarakat merupakan pekerjaan yang banyak berhubungan dengan pengelolaan penyebaran informasi. Bagaimana peran public relations atau Hubungan masyarakat atau humas ini dalam kebencanaan bisa mempunyai peran yang sangat penting juga kepada masyarakat.

Satu kata menjadi beribu makna bergantung pada bagaimana komunikasi yang dilakukan. Diam seribu bahasa juga berbahaya bahkan dapat meregang nyawa. Misalnya saja ketika kita melihat orang kecelakaan yang sedang meregang nyawa, kalau kita hanya berdiam diri saja tanpa mengkomunikasikannya kepada petugas yang berwenang maka nyawa tak terselamatkan. Semua ini berakar pada komunikasi yang dijalankan.

Komunikasi merupakan proses dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. Kesamaan simbol (dalam hal ini bahasa) menjadi penting supaya individu-individu tersebut mampu memahami makna yang dimaksud. Komunikasi mempunyai empat aspek penting, yaitu komunikator selaku pemberi pesan, pesan yang disampaikan, media sarana penyalur informasi, dan komunikan sebagai penerima pesan. Aspek-aspek itu perlu diperhatikan karena berkaitan dengan konteks komunikasi.

Ada beragam konteks dalam komunikasi. Konteks adalah lingkungan di mana komunikasi terjadi. Konteks berguna memberikan latar belakang lingkungan di mana komunikasi dilakukan. Setiap konteks komunikasi dilihat berdasarkan komunikator dan komunikannya. Persoalan mengenai komunikasi dalam kebencanaan juga tak kalah penting. Komunikasi risiko bencana yang berjalan baik dapat mengurangi dampak bencana dan juga mengurangi korban jiwa.

Pakar komunikasi Maria Wongsonagoro membagikan tulisannya menganai peran public relations dalam komunikasi risiko bencana. Dalam tulisannya, Maria menjelaskan mengenai mitigasi dan hubungannya dengan public relations. Pengertian mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Bagaimana Peran Public Relations dalam Mitigasi Bencana?

Public relations adalah fungsi manajemen strategis dengan komunikasi sebagai intinya, fungsi manajemen strategis ini sangat erat dengan usaha penyadaran menghadapi ancaman bencana. Ilmu public relations mengajarkan komunikasi proaktif untuk menangani issues – Issues Management – dan bencana merupakan isu nasional yang saat ini sudah mencapai krisis dengan adanya serangkaian bencana yang menimpa negara kita. Issues Management juga mengatur tentang peringatan dini atau early warning system. 

Undang-Undang Penanggulangan Bencana menyebutkan bahwa penanganan bencana melibatkan perencanaan pembangunan, pencegahan, mitigasi, penanganan darurat, dan rehabilitasi. Dalam uraian ini, saya ingin fokus terlebih dahulu pada strategi komunikasi nasional upaya penyadaran menghadapi ancaman bencana, yang berarti sebelum bencana terjadi. 

Masalah keterlambatan mengantisipasi bencana, penduduk di daerah rawan yang tidak sadar akan bahaya yang mengintai, tindakan-tindakan yang terkesan reaktif dan kurang cepatnya mencari solusi serta berbagai kesan dan kritik lainnya yang dilontarkan oleh para pemangku kepentingan atau stakeholders, maupun masyarakat luas, masih saja terjadi. 

Baca juga: Pentingnya Radio Dalam Dunia Kebencanaan

Menurut Maria membuat strategi komunikasi nasional sebagai upaya penyadaran menghadapi ancaman bencana, yang merupakan salah satu unsur strategi komunikasi nasional mitigasi bencana yang mencakup serangkaian tahapan. Tahapan tersebut di antaranya adalah:

Analisa situasi – situational analysis

Sebelum membuat strategi komunikasi apapun juga, perlu melakukan analisa situasi untuk memahami secara mendalam, situasi yang dihadapi dan analisa ini akan sangat kompleks. 

Analisa situasi untuk kebutuhan strategi komunikasi nasional harus mempelajari bencana-bencana yang sudah terjadi dan letaknya di berbagai tempat di tanah air, perlu memperhatikan laporan, masukan, informasi dari berbagai sektor tentang bencana, dari kementerian dan lembaga serta sumber lain, mempelajari ulasan dan masukan dari para ilmuwan dan pakar, melihat pada program dan kegiatan yang banyak sekali sudah dilakukan dan berhasil, masukan dari kelompok masyarakat grassroots, alat bantu komunikasi (communication tools) yang sudah digunakan, pemberitaan media mainstream dan media sosial. Semua perlu diketahui dan dianalisa agar dapat gambaran tentang bagaimana merancang strategi komunikasi berskala nasional yang efektif.

Pemetaan para pemangku kepentingan atau stakeholders

Mitigasi bencana mencakup pemangku kepentingan atau stakeholders yang sangat luas dan ini perlu pemetaan atau mapping, karena mereka semua berkepentingan terhadap inisiatif penyadaran menghadapi ancaman bencana. 

Perlu diingat bahwa, walaupun strategi komunikasi nasional dibuat, strategi nasional tersebut perlu diturunkan (cascade) menjadi strategi komunikasi bagi setiap jenjang kelompok stakeholders karena akan berbeda. Sebagai contoh, strategi komuniksi kepada para ilmuwan dan pakar jelas berbeda dengan strategi komunikasi kepada kelompok masyarakat di daerah rawan bencana. 

Para pemangku kepentingan yang jumlahnya massif perlu dipetakan ke dalam kelompok tertentu. Penjabaran ini mungkin belum mencakup semua stakeholders karena jumlahnya sangat banyak. 

Terakhir dalam perjuampaannya Maria menyampaikan bahwa komunikasi risiko harus segera dibangun untuk menyelamatkan lebih banyak aset dan nyawa.

Penulis: Lien Sururoh

Editor: Nugrah Aryatama

Sumber:

Materi dan tulisan Maria Wongsonagoro, PR Consultant dan President Director of IPM Public Relations dalam acara webinar komunikasi risiko yang diadakan disasterchannel.co, Yayasan Skala dan didukung oleh A-PAD Indonesia (12, 18/ 08/2021)

Lestari, P. (2019). Perspektif Komunikasi Bencana.