PMI Luncurkan Proyek Earthquake Readiness Tahap 2

Ketua Bidang Penanggulangan Bencana Pengurus PMI Pusat, Asmawi Syam memberikan sambutan bersama Perwakilan dari IFRC, BNPB dan USAID, Foto: Atep Maulana
Ekspedisi Jawadwipa

Palang Merah Indonesia (PMI) dengan dukungan pendanaan dari USAID/BHA melalui Palang Merah Amerika kembali melaksanakan program kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan masyarakat dalam merespon potensi bencana gempa bumi untuk tahap ke-2.

PMI Luncurkan Proyek Earthquake Readiness Tahap 2

“Program ini merupakan rangkaian Tahap II berdasarkan hasil pembelajaran dari proyek Program Earthquake Readiness (EQR) Tahap I sebelumnya, yang berakhir dengan sukses pada tahun 2021,” ujar Ketua Bidang Penanggulangan Bencana Pengurus PMI Pusat,Asmawi Syam.

Asmawi menambahkan, Tujuan dari Program tahap 2 ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan permintaan akan penerapan retrofit aman gempa dan kepatuhan terhadap standar peraturan bangunan sambil membangun kapasitas kesiapsiagaan bencana lokal di kalangan populasi yang berisiko dan dalam penyedia layanan respons bencana utama di Indonesia.

“Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana gempa bumi di komunitas perkotaan dengan meningkatkan pengetahuan dan keterlibatan individu serta pemberdayaan masyarakat di wilayah rawan gempa bumi,” kata Asmawi

Sementara itu, Acting Country Representative American Red Rross (Amcross) delegasi Indonesia, Muchrizal Harris Ritonga mengatakan, salah satu inovasi utama dari program Tahap II ini adalah pengembangan desain prototipe untuk konstruksi rumah. Desain ini dimaksudkan untuk membantu pemilik rumah dalam mendapatkan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG),sehingga mengurangi hambatan dan biaya yang terkait dengan proses tersebut. Untuk mendukung kebijakan pemerintah yang baru, proyek ini akan menawarkan layanan teknis dan konsultasi gratis untuk mempermudah proses aplikasi PBG.

“Program yang dinamai Indonesia Earthquake Readiness ini akan melanjutkan program sukses sebelumnya di dua wilayah intervensi, yaitu Kota Sukabumi Jawa Barat dan Banyuwangi Jawa Timur. Penentuan wilayah tersebut berdasarkan hasil kajian dan penilaian kerentanan terhadap potensi risiko ancaman gempa bumi di dua lokasi program,”terang Muchrizal Harris Ritonga

Lebih lanjut dijelaskan, sejumlah kegiatan terkait program ini akan dilakukannya selama 22 bulan, mulai dari Juli 2024 hingga April 2026 bersama mitra dengann dukungan dari IFRC, Build Change, kementerian PUPR, BNPB, Kemensos, Pusgen, serta mitra strategis lainya seperti Atma Connect dan Peta Bencana.

Muchrizal Harris Ritonga mengatakan sejak 2014 Palang Merah Amerika (Amcross) sudah bekerja sama dengan PMI dalam berbagai program kegiatan, baik dalam bidang kesehatan maupun dalam penanggulangan bencana serta program lainnya.

Program yang bekerja sama dengan PMI ini bukan kali pertama, melainkan sudah berjalan sebelumnya dengan berbagai keberhasilan program yang sudah dilakukan sebelumnya.

“Melalui program kerja sama saat ini kita berharap adanya upaya peningkatan kapasitas dan pengetahuan masyarakat, serta mendorong kebijakan pemerintah terutama dalam konteks perubahan perilaku dalam upaya kesiapsiagaan bencana gempa bumi,” katanya

PMI
Para Peserta dan Stakeholder bersama mitra NGO berpoto bersama, Foto: Atep Maulana

Ditempat yang sama, Yusak Oppusunggu,salahsatu perwakilan USAID Indonesia mengatakan, pihaknya sangat senang bisa kembali bekerja sama dan mendukung dalam program kesiapsiagaan bencana gempa bumi di tahap 2 ini terutama dalam upaya penyadaran dan peningkatan kapasitas masyarakat lokal perkotaan dan mendorong kebijakan dalam kesiapsiagaan potensi bencana gempa bumi.

“Kita semua tahu pada dasarnya bukan gempa bumi yang bersifat membunuh. Melainkan, bangunan yang rubuh akibat bencana itu. Untuk itu sangat penting untuk melakukan perkuatan rumah dengan membangun rumah dengan standar konstruksi aman gempa.”

Baca juga: Apakah Metro Jakarta Siap Menghadapi Risiko Gempa Bumi ?

Dia menjelaskan, eksistensi PMI saat ini sudah banyak berperan membantu pemerintah dalam upaya penanggulangan bencana dalam berbagai kondisi, baik dalam tahap kesiapsiagaan bencana maupun pada saat tanggap darurat dan pemulihan” katanya menambahkan.

Dalam kegiatan Kick koff program ini turut hadir Vijay Umar Kumidi selaku Program Coordinator dari IFRC, BNPB serta stakholder dan mitra dari NGO baik nasional maupun internasional.

Kontributor: Atep Maulana

Editor: Nugrah Aryatama