Sektor Swasta/Bisnis memiliki peran penting dalam membangun sinergi dengan sektor lain dan menjadi mesin/lokomotif pemulihan ekonomi dan sosial setelah pandemi, sekaligus mempertahankan kapasitas untuk lebih membangun ketahanan terhadap bencana yang akan datang.
Simposium Internasional A-PAD 2021
Simposium Internasional A-PAD Indonesia diadakan pada tanggal 10 Juni 2021 di Hotel Shangri-La, Jakarta baik offline maupun online. Acara ini dihadiri oleh 30 orang offline dan 237 orang online dari lebih dari 50 Organisasi dan melibatkan lebih dari 20 pembicara sebagai pakar dari CSO, Bisnis dan Akademisi dari Singapura, Korea, Jepang, Bangladesh, Nepal, dan Sri Lanka, . Acara dibuka oleh perwakilan BNPB, dan oleh Duta Besar Jepang, partisipasi lainnya antara lain Kedutaan Besar Sri Lanka, dan Kedutaan Besar Bangladesh. Rekomendasi sebagai outcome akan digunakan sebagai acuan GPDRR pada tahun 2022.
“Sekarang menjadi momentum untuk mendorong sektor swasta melalui implementasi Business Continuity Plan (BCP),” demikian pesan yang disampaikan oleh Muksin, Asisten Deputi Ketahanan Kebencanaan dan Pemanfaatan Teknologi Kemenko Perekonomian.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito yang diwakili Kepala Biro Hukum, Organisasi Kerjasama (HOKS), Zahermann Muabezi, S.H. Mengatakan bahwa tema symposium ini sejalan dengan apa yang dihadapi di hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Selama satu tahun belakangan pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai langkah penanganan pandemi COVID-19 yang dinamis baik dari sisi pencegahan, penyebaran maupun upaya-upaya pengobatan.
Bagi Pemerintah Jepang, yang diwakili oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia, H.E. Kanasugi Kenji, pandemi memang mempersulit lansekap bencana, tetapi penanganan bencana membutuhkan waktu cepat untuk mengatasinya, menurut saya, salah satu pilihannya adalah dengan digitalisasi.Sementara, Kensuki Onishi dari dari A-PAD Jepang yang juga CEO A-PAD menyebutkan berbagai cara untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, salah satunya pelibatan sektor swasta. A-PAD Jepang bekerja sama dengan “SEMA” (Social Emergency Management Alliance) yang merupakan mekanisme untuk memberikan dukungan bencana dengan kolaborasi antara perusahaan swasta dan CSO. Contoh nya saat merespon hujan deras di bulan Juli 2020, kami menyediakan banyak perbekalan bagi masyarakat”.
Baca Juga: Kegiatan Bersama Indonesia Global Compact Network (IGCN)
Dalam sambutannya Sinta Kaniawati, selaku Country Director, A-PAD Indonesia menyampaikan tujuan dari Simposium internasional ini untuk membuka peluang kemitraan regional, melalui sharing pengalaman dari pemulihan dan pembangunan yang lebih baik dari berbagai bencana besar, khususnya dari dampak pandemi COVID-19. Diharapkan dapat berkontribusi pada upaya membangun ketahanan bangsa dan masyarakat yang lebih kuat di seluruh Asia Pasifik.
Dr Goh Moh Heng, dari Business Continuity Management Institute – Singapore menekankan bahwa pandemi COVID-19 terus mengganggu perekonomian dan kelangsungan bisnis, dunia melihat perlunya membangun ketahanan. Saat kita bergerak menuju “Normal Baru”, beliau menyampaikan perlunya perubahan besar dalam pola pikir organisasi untuk menyelaraskan kembali program manajemen bisnis yang berkesinambungan agar dapat bertahan dari gangguan yang sering terjadi akibat terhentinya rantai pasok, penutupan dari pemerintah & “lockdown”, dan juga akibat infeksi dari karyawan serta pelanggan.
Dalam pidato penutupan, mewakili Kementerian Pariwisata, Bapak Hengky Manurung – Staf Ahli Menteri menghimbau bahwa, dalam upaya menghidupkan kembali Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam situasi pandemi perlu menerapkan 3 poin pendekatan yaitu Adaptasi, Inovasi dan Kolaborasi.
Diakhir Simposium dilaksanakan juga penandatanganan kerjasama strategis antara A-PAD Indonesia dengan Indonesia Global Compact Network (IGCN). Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan peran sektor swasta/bisnis dalam upaya pengurangan risiko bencana serta penanggulangannya agar dapat mempercepat pertumbuhan perekonomian pasca Covid19. (RN/Lya)
Sumber: