Belum Pulih, Masa Tanggap Darurat Sumatera di Perpanjang

Ilustrasi banjir Sumatera, Foto: Dok. BNPB
Ekspedisi Jawadwipa

Masa tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor diperpanjang mulai tanggal 14 Desember hingga 25 Desember mendatang, setelah sebelumnya pemerintah melalui BNPB pemberlakukan masa tanggap darurat pertama.

Banyak pertimbangan yang mendasari perpanjangan masa tanggap darurat ini, sebab banjir dan tanah longsor di kawasan Sumatera (Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Aceh) meluluhlantakkan ketiga wilayah tersebut. 

Seperti yang disampaikan Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah menjelaskan perpanjangan masa tanggap darurat ini diperlukan karena belum rampungnya proses pencarian korban dan pendataan di lapangan.

“Masih ada korban hilang yang belum ditemukan, serta pendataan kerusakan dan kerugian masih terus berjalan. Karena itu, masa tanggap darurat kita perpanjang agar penanganan bisa lebih maksimal dan menyeluruh”

Masa Tanggap Darurat Sumatera di Perpanjang

tanggap darurat
Ilustrasi Tim SAR melakukan Penyelamatan, Foto: tvrisumbar.co.id

Selain itu beberapa alasan yang membuat perpanjangan masa tanggap darurat menjadi penting adalah karena akses sarana dan prasarana dasar serta fasilitas umum juga belum pulih sesuai dengan fungsinya, total ada 1,2 ribu fasilitas umum yang rusak, 219 fasilitas kesehatan , 581 fasilitas pendidikan yang terdampak, dan 145 jembatan penghubung yang rusak.

Pada Minggu, 14 Desember 2025 data BNPB menunjukan jumlah korban jiwa sudah mencapai angka 1006, 217 masih hilang dan 5,4 ribu terluka. Center of Economic and Law Studies (Celios) menghitung dampak ekonomi nasional akibat bencana ini mencapai Rp 68,67 triliun.

Dalam siaran pers (13/12) yang dilakukan, BNPB melakukan berbagai beberapa penanganan strategis untuk menangani pasca banjir bandang Sumatera diantaranya; melakukan perbaikan akses jembatan terutama yang berskala nasional, kemudian melakukan operasi modifikasi cuaca untuk memudahkan pendistribusian bantuan serta mulai mempersiapkan wilayah hunian sementara.

tanggap darurat
Dampak Kerusakan Banjir Bandang Sumatera, Foto: Dok. news.espos.id

“Status per hari ini, dari 18 Kabupaten/Kota terdampak, 10 Kabupaten/Kota sudah mulai terpenuhi, masih ada 8 Kabupaten/Kota lainnya yang masih didorong akses distribusinya, karena memang akses daratnya menjadi kendala. Seperti yang disampaikan tadi, sekiranya 4 jembatan bisa dilewati meskipun terbatas, untuk distribusi logistik jalur darat menggunakan truk akan lebih optimal, akan dilihat perkembangannya minggu depan” ujar Abdul Muhari (Kepala Pusat Data Informasi Kebencanaan BNPB).

Selama jembatan belum pulih perputaran ekonomi akan menjadi sulit salah satu alternatif yang ditawarkan oleh pemerintah melalui BNPB adalah dimana setelah transportasi udara membawa pasokan logistik untuk korban, pulangnya membawa hasil panen masyarakat seperti yang terjadi di Takengon, Aceh tengah, pesawat heli yang diturunkan membawa cabe hasil panen untuk dijual baik di Kota Aceh maupun di Jakarta secara langsung, sebab jika tidak segera diserap, hasil panen akan cepat membusuk dan menghentikan sepenuhnya roda perekonomian. 

Baca juga: Masa Tanggap Darurat Bencana Sumatera Hampir Habis, Bagaimana Nasibnya?

Alternatif-alternatif perekonomian lain juga harus mulai dipikirkan agar masyarakat dapat segera pulih dari kebencanaan.(Kori/Nugrah)