Artificial Intelligence untuk Pengurangan Risiko Bencana

Ilustrasi Artificial Intelligence
Ekspedisi Jawadwipa

Artificial Intelligence salah satu teknologi masa depan yang bisa membuat perasaan terkagum-kagum. Apabila sobat DC menyaksikan film “The Imitation Game” pasti sobat DC terkagum-kagum dengan perkembangan teknologinya. Film ini menceritakan matematikawan asal Inggris bernama Alan Turing yang mengembangkan mesin pemecah kode yang disebut “The Bombe” untuk pemerintah Inggris. The Bombe diciptakan untuk menguraikan kode Enigma yang digunakan oleh tentara Jerman dalam Perang Dunia Kedua.

Mesin yang diciptakan Turing ini dianggap sebagai komputer elektro mekanis pertama yang berfungsi, sekaligus menjadi salah satu awal kelahiran Artificial Intelligence. Ahli matematika terbaik pun dirasa tak sanggup mengerjakan tugas berat itu, namun The Bombe berhasil memecahkan kode Enigma. Hal ini membuat Turing bertanya-tanya tentang kecerdasan mesin semacam itu. Pada tahun 1950, ia menerbitkan artikel penting “Mesin Komputasi dan Kecerdasan” di mana ia menjelaskan cara membuat mesin cerdas dan khususnya cara menguji kecerdasannya.[1] 

Sejak saat itu, Artificial Intelligence terus berkembang dan banyak digunakan. Kecerdasan buatan (AI) telah merevolusi banyak industri dengan melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia untuk menyelesaikannya. AI berkontribusi pada alur kerja ilmiah dan teknik yang kompleks melalui simulasi, penambahan, atau peningkatan kecerdasan manusia dengan cara yang efisien dan tepat.[2] Saat ini, karena kebangkitan Big Data dan peningkatan daya komputasi, AI telah memasuki lingkungan bisnis dan perbincangan publik.[1]

Tanpa sadar, kehidupan kita selalu bersinggungan dan dipenuhi dengan pemanfaatan Artificial Intelligence. Bila dahulu Alan Turing memecahkan kode Enigma dengan The Bombe, sekarang hampir semua orang memanfaatkan AI untuk memecahkan masalahnya. Saat ini banyak sekali praktek penyelesaiaan masalah yang diselesaikan oleh AI. Seperti contohnya saja, bila kita ingin mengetahui sesuatu, kita akan menanyakannya pada ChatGPT untuk menemukan jawabannya. Pemanfaatan AI dalam penyelesaian masalah sudah merambah ke berbagai bidang, seperti kesehatan, retail, menufaktur, perbankan, sektor publik dan bidang lainnya.

Artificial Intelligence untuk Pengurangan Risiko Bencana

Terdapat satu permasalahan yang selalu berdampak besar dan harus dihadapi oleh Indonesia. Permasalahan itu adalah kejadian bencana. Sebagai negara yang terletak di pertemuan lempeng dunia, Indonesia memiliki segudang ancaman bencana, mulai dari gempabumi, letusan gunungapi, longsor, banjir, angin puting beliung dan lain sebagainya.  

Berdasarkan data dari laman dibi.bnpb.go.id, sepanjang tahun 2023, terdapat 863 kejadian bencana. Bencana ini telah mengakibatkan 2417 rumah rusak dan 4511 orang mengungsi.[3] Begitu banyaknya bencana yang menimpa negara ini, menimbulkan permasalahan pelik yang menuntut penanganan cepat. Bencana merupakan sebuah siklus, yang mana terdapat kemungkinan peristiwa itu akan berulang di masa depan. AI dapat berpotensi besar menjadi salah satu kunci untuk mengurangi dampak bencana di masa depan dengan cara mengurangi risiko bencana yang ada di suatu wilayah.

Saat ini, AI sudah dimanfaatkan dalam berbagai macam bidang, tak terkecuali dalam penanggulangan bencana. Artificial Intelligence, khususnya pembelajaran mesin (ML), memainkan peran yang semakin penting dalam pengurangan risiko bencana, mulai dari prakiraan kejadian ekstrem dan pengembangan peta bahaya hingga deteksi kejadian secara real time. Contohnya di Georgia, United Nations Development Programme (UNDP) menciptakan sistem peringatan dini multi-bahaya (MHEWS) berskala nasional untuk membantu mengurangi paparan masyarakat, mata pencaharian, dan infrastruktur terhadap ancaman bencana yang disebabkan oleh cuaca dan iklim. Contoh lainnya, AI digunakan dalam geodesi untuk mendeteksi tsunami. Penerapan pemrosesan real-time Global Navigation Satellite System (GNSS) untuk penentuan posisi dan pencitraan ionosfer memberikan peningkatan yang sangat signifikan terhadap peringatan dini bencana tsunami. [4]

Pengembangan pemanfaatan AI dalam manajemen bencana tidak semulus yang diduga. Banyak sekali permasalahan sekaligus tantangan yang harus dihadapi. Penelitian Sun et al, (2020) mengemukakan bahwa Banyak tantangan penerapan AI dalam manajemen bencana disebabkan oleh masalah terkait data, seperti aksesibilitas, kelengkapan, keamanan, privasi, dan masalah etika.

artificial intelligence
Ilustrasi Penggunaan AI dalam Kebencanaan, foto: futureskills.id

Dalam membuat prediksi yang akurat dengan teknik AI memerlukan sejumlah besar data bagus untuk membangun model. Data tersebut tidak selalu tersedia, bila tersedia namun kurang lengkap, selain itu data dalam lingkungan bencana yang berubah secara dinamis. Di sisi lain, terdapat tantangan non-reprodusibilitas, karena bencana terjadi secara tidak teratur dengan dampak yang beragam di berbagai wilayah. Kenyataan bahwa, ancaman bencana dan masyarakat terus berkembang, hal ini dimungkinkan dapat mengubah kegunaan atribut yang digunakan untuk melatih model awal. Belum lagi, banyak area yang belum tersentuh penerapan berbagai metode AI.[5]

Penanggulangan bencana harus dilakukan secara holistik dan inklusif.  Bila AI dimanfaatkan dalam penanggulangan bencana, maka pemanfaatannya pun haruslah inklusif. Dalam tulisannya Kevin Blanchard mengungkapkan bahwa integrasi AI dalam memajukan praktik pengurangan risiko bencana mempunyai tantangan yang melekat, terutama dalam menjamin keterwakilan kelompok-kelompok yang terpinggirkan. Diperlukan pendekatan interdisipliner, menyatukan wawasan dari bidang-bidang seperti ilmu komputer, ilmu sosial, dan etika. Kolaborasi seperti ini tidak hanya membantu dalam mengatasi berbagai tantangan yang ditimbulkan oleh AI dalam PRB.[6]

Baca juga: 4 Rekomendasi Situs yang Menambah Wawasan Tentang Isu Bencana

AI digunakan sebagai salah satu tawaran solusi penanggulangan bencana di negeri ini. Tantangan penggunaannya harus dihadapi dengan mewujudkan kolaborasi. Terlebih lagi, sebaran wilayah Indonesia begitu luas dengan keberagaman suku, budaya dan juga ketimpangan kemajuan teknologi yang begitu tinggi. Penting bagi kita semua untuk memastikan kelompok manapun tidak terpinggirkan dalam praktik penggunaan AI untuk Upaya pengurangan risiko bencana.

Penulis: Lien Sururoh

Editor: Nugrah Aryatama

Sumber:

[1] Haenlein, M., & Kaplan, A. (2019). A brief history of artificial intelligence: On the past, present, and future of artificial intelligence. California management review, 61(4), 5-14.

[2] Muthukrishnan, N., Maleki, F., Ovens, K., Reinhold, C., Forghani, B., & Forghani, R. (2020). Brief history of artificial intelligence. Neuroimaging Clinics, 30(4), 393-399.

[3] https://dibi.bnpb.go.id/kwaktu2

[4]https://public.wmo.int/en/resources/bulletin/artificial-intelligence-disaster-risk-reduction-opportunities-challenges-and[5]

Sun, W., Bocchini, P., & Davison, B. D. (2020). Applications of artificial intelligence for disaster management. Natural Hazards, 103(3), 2631-2689.[6]

https://irp.cdn-website.com/cde3424c/files/uploaded/AI%20report%20-%20final.pdf