Banjir di Bekasi dari Masa ke Masa

hujan
Ekspedisi Jawadwipa

Banjir di Bekasi yang juga melanda sejumlah wilayah Jabodetabek, terutama wilayah Bekasi yang menjadi titik terparah, pada Selasa, 04 Maret 2025. Tak asing memang jika musim penghujan tiba, maka wilayah-wilayah tersebut harus siap siaga dalam menghadapi bencana hidrometeorologi

Di Kota Bekasi sendiri wilayah terdampak banjir akibat meluapnya Kali Bekasi antara lain meliputi Kecamatan Jatiasih, Bekasi Selatan, Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bantargebang, Medan Satria, dan Pondok Gede. Sedangkan di Kabupaten Bekasi wilayah yang terdampak antara lain Kecamatan Cibarusah, Serang Baru, Setu, Cikarang Utara, Cibitung, Tambun Utara hingga Kecamatan Bojongmangu.

Banjir di Bekasi kemarin menjadi viral, pasalnya banjir menerjang pusat perbelanjaan Mega Mall Bekasi yang membuat barang dagangan hanyut, para pedagang dan pengunjung panik dan mengevakuasi diri menuju eskalator.

Dikutip dari Kompas.com bahwa Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menyoroti bahwa banjir besar yang terjadi kali ini memiliki pola yang mirip dengan siklus lima tahunan. Ia menyebut bahwa banjir serupa juga terjadi pada tahun 2016 dan 2020. Pendapat ini juga banyak diamini oleh warga Jabodetabek mengenai banjir yang berskala besar terjadi berjarak 5 tahun sekali.

Namun sebenarnya bagaimana historis banjir di Bekasi?

Penelitiannya telah dilakukan oleh Surya Zainul Lutfi yang mengkaji banjir di Bekasi sejak 1924-2002, ia menemukan bahwa memang, geologis daerah Bekasi sebagai wilayah yang memiliki ketinggian dan kemiringan yang rendah sehingga sering kali terjadi genangan genangan saat musim penghujan tiba. Selain itu faktor pembangunan juga sangat mempengaruhi pola hubungan masyarakat Bekasi, yang semula hidup berdampingan dengan alam namun kemudian banyak pembangunan yang menambah kerusakan lingkungan, padahal daerah Bekasi dilewati banyak kali atau sungai yang punya ekosistem dan jalurnya sendiri.

Banjir di Bekasi memang telah disadari kehadirannya sejak Kerajaan Tarumanegara, adanya Prasasti Tugu ditengarai hasil dari penyelesaiannya pengerukan Sungai Gomati dan Sungai Candrabhaga, yang memang dilakukan untuk menangani banjir saat itu.

Di Masa kolonial banjir datang beberapa kali di awal tahun, tahun 1924 banjir terjadi pada bulan Maret ketika musim penghujan sedang berada di puncaknya. Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi menyebabkan jebolnya tanggul di sekitaran stasiun Bekasi hingga ke arah Tambun. Sedangkan Januari 1926, banjir kembali datang ke Bekasi akibat meluapnya Sungai Cigombong yang terletak di Bogor.

Tahun 1932 wilayah Cikarang, Tambun dan Lemah Abang yang merupakan jalur penghubung utama antara Bekasi dengan Karawang kembali merasakan banjir yang datang karena intensitas hujan yang tinggi terus terjadi sejak 31 Desember 1931, curah hujan yang tinggi membuat volume air melebihi kapasitas yang mampu ditampung oleh Sungai Sunter dan Sungai Citarum, akibatnya air meluap di sepanjang kedua aliran sungai yang mengalir sejauh puluhan kilometer.

Banjir kembali mendatangi Bekasi pada 17 Maret 1933 yang saat itu sedang berada pada puncak musim penghujan. Hujan saat itu sangat deras hingga dikatakan memecahkan rekor hujan tahun-tahun sebelumnya. Hujan tersebut memaksa aliran Sungai Citarum meluap di dua lokasi, yaitu Bekasi dan Bogor.

Luapan air tersebut akhirnya menjebol pintu air Cibitung yang ketika itu baru dibangun. Banjir kembali menerjang Bekasi pada 1934 yang disebabkan karena jebolnya tanggul Sungai Citarum. Air yang meluap di sepanjang aliran sungai membuat jalan yang berada diantara Lemah Abang dan Cikarang terendam air setinggi 75 cm.

Pasca Indonesia merdeka, wilayah Bekasi juga tak luput dari banjir, pada bulan Januari 1961 Bekasi mengalami banjir besar pertama pasca Kemerdekaan. Banjir yang terjadi karena hujan deras yang memicu luapan air yang menjebol Tanggul Cibeet.

Baca juga: 6 Penyakit yang Muncul Akibat Banjir dan Cara Menghindarinya

Pada bulan Januari 1977 banjir kembali datang ke Bekasi. Banjir di bekasi kali ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan berakibat pada jebolnya tanggul Rawa Cibitung dan membuat siaga tanggul Sungai Cikarang yang terletak di Desa Karanganyar dan Desa Sukaraya, hanya berselang satu bulan banjir kembali mendatangi Bekasi, tepatnya pada 24 Februari 1977.

banjir di bekasi
Kali Bekasi Sebelum tahun 1880, Sumber KITLV

Akibat dari hujan deras membuat air di sungai Citarum meluap dan mengakibatkan tanggul di Desa Sumbersari, Kecamatan Pebayuran bobol sepanjang 50 meter. Di tahun 2002 daerah ini kembali diterjang banjir yang dikatakan oleh media sebagai yang terparah. Banjir di Bekasi kali ini disebabkan karena anomali cuaca yang saat itu melanda wilayah Indonesia sehingga terjadi hujan yang tidak berhenti selama seminggu terakhir, ditambah dengan saluran irigasi yang tersumbat membuat air menggenang di berbagai lokasi di Kota dan Kabupaten Bekasi.

Dari historis banjir di Bekasi tersebut, kondisi banjir di Bekasi memang sudah tidak bisa dihindari lagi, hal ini dikarenakan wilayahnya yang berada di posisi rendah kemudian didukung dengan saat ini kondisi tata kelola perkotaan yang semakin padat sehingga jika intensitas curah hujan yang mulai tinggi maka potensi rendaman banjir tak terelakan.

Kemudian sungai-sungai yang ada di sekitar Bekasi dan sekitarnya juga punya peran terhadap kelangsungan jalur air di wilayah ini. Bukan hanya Sungai Cikeas dan Cileungsi yang berfungsi sebagai pengairan di Bekasi namun meliputi sungai-sungai lain seperti Citarum, Cigombong dan sungai lainnya yang bisa meluap dan menggenangi Bekasi.

Penulis: Kori Saefatun

Editor: Nugrah Aryatama

Sumber:

Surya Zainul Lutfi. Sejarah banjir Bekasi 1924-2002. Sejarah dan Budaya, 17(2), 2023, 257-271

Andi Sopandi. MENELUSURI BUDAYADANBAHASAMELAYUBETAWI DIALEKBEKASI: DULU,KINIDANPROSPEKSEBAGAI MUATANLOKAL. edukasi, Vol. 3, No.1, Maret 2011: 93–104.

https://www.kompas.tv/regional/578256/banjir-terjang-bekasi-titik-terparah-hingga-upaya-evakuasi-korban-bencana-banjir#google_vignette

https://www.kompas.com/jawa-timur/read/2025/03/04/160600688/banjir-parah-kembali-rendam-bekasi-siklus-5-tahunan-terulang

https://www.kompas.com/sumatera-utara/read/2025/03/06/100040088/mengapa-kota-bekasi-terancam-banjir-setiap-musim-hujan