11 Sejarah Gempa Di Jawa Timur, Ini Buktinya

jawa timur
Tugu peringatan Tsunami di Banyuwangi Tahun 1994, Foto: Nugrah Aryatama
Ekspedisi Jawadwipa

Arek-arek Jawa Timur mungkin belum banyak yang menyangka bahwa ternyata daerahnya sering dilanda gempa. Beberapa gempa besar pernah merusak daerah Jawa Timur. Tetapi pasti bila kita bercerita mengenai sejarah-sejarah gempa ini, orang Jawa Timur justru berkata “Halah Mosok si?

Banyak Sejarah Gempa Di Jawa Timur, Ini Buktinya

Percaya atau tidak, kita harus tahu kalau ternyata Jawa Timur adalah salah satu wilayah yang punya banyak sejarah gempa merusak. Provinsi Jawa Timur merupakan wilayah rawan gempabumi, sumber gempa bumi di wilayah ini berasal dari aktivitas zona penunjaman di laut dan sesar di darat. Berikut merupakan deretan sejarah gempa yang melanda Jawa Timur:

Gempa Mojokerto, 22 Maret 1836

Mojokerto, daerah Jawa Timur yang terkenal dengan banyaknya peninggalan situs bersejarah ini diguncang gempa pada 22 Maret 1836. Tidak diketahui secara pasti lokasi pusat gempa dan kekuatannya. Namun gempa ini dirasakan di daerah Mojokerto dengan kekuatan VII-VII MMI (Modified Mercalli Index). Skala Mercalli adalah skala lain dari gempa yang didasarkan kekuatan goyangan pada barang-barang di dalam rumah, yang mempunyai skala I sampai XII. Skala I, tidak ada orang yang merasakannya. Skala VI, orang sudah kesulitan untuk berjalan dan barang-barang di dinding mulai berjatuhan. Skala XII, semua obyek hancur. Akibat gempa ini, dilaporkan beberapa bangunan mengalami kerusakan. 

Gempa Madiun, 20 November 1862

Madiun yang namanya masyur dengan bremnya mengalami gempa pada 20 November 1862. Sama seperti gempa Mojokerto, gempa ini juga tidak diketahui secara pasti berapa magnitudenya dan lokasi sumber gempanya. Gempa ini terasa di Madiun dengan kekuatan VI MMI. Beberapa bangunan mengalami kerusakan akibat gempa ini

Gempa Wlingi- Brangah 15 Agustus 1896

Pada 15 Agustus 1896 terjadi gempa yang terada di daerah Wlingi dan Brangah dengan skala intensitas gempa mencapai VII MMI. Akibatnya beberapa bangunan dan rumah penduduk  mengalami kerusakan.

Selain itu, sebulan sebelumnya tepatnya pada 01 Juli 1896 terjadi pula gempa di Lumajang. Gempa dirasakan di Lumajang dengan skala VI MMI. Beberapa dinding rumah di sana mengalami kerusakan.

Gempa Sedayu, 31 Agustus 1902

Akhir Agustus tahun 1902 terjadi gempa yang dirasakan di daerah Sedayu dengan kekuatan VI MMI. Akibat gempa terjadi kerusakan pada bangunan. Terjadi pula gempa susulan yang terasa sepanjang 26 September hingga 09 Oktober 1902.

Gempa Brondong, 11 Agustus 1939

Daerah Brondong mengalami gempa pada 11 Agustus 1939 dengan skala intensitas sebesar VII MMI. Getaran gempa ini terasa hingga daerah Rembang, Jawa Tengah dan Surabaya, Jawa Timur. Akibat gempa ini, dilaporkan bangunan batubata roboh di daerah Brondong.

Gempa Gersik, 19 Juni 1950

Daerah yang terkenal sebagai kota wali ini pernah mengalami gempa merusak pada 19 Juni 1950. Gempa terjadi di Jawa Timur ini dirasakan kuat di wilayah Gersik dan sekitarnya dengan kekuatan VI MMI. Bahkan dilaporkan getarannya terasa sampai Jawa Barat dan Kalimantan Selatan. Terjadi kerusakan bangunan di wilayah Gersik dan sekitarnya.

Gempa Malang, 20 Oktober 1958

Gempa malang 20 Oktober 1958 dengan magnitude 6,7 wilayah malang merasakan gempa dengan kekuatan VII-VIII MMI. Terdapat 8 orang meninggal dunia, rumah-rumah rusak serius di Malang dan sekitarnya, tanah rekah-rekah di beberapa tempat, tanah longsor di daerah pegunungan.

Gempa Dampit, 19 Februari 1967 

Gempa terjadi pada 19 Februari 1967 dengan kekuatan 6,2 skala Richter atau setara dengan 4 juta ton TNT, senjata nuklir kecil hanyalah setara 1.000 ton TNT. Beberapa wilayah yang merakasan gempa deianataranya adalah dampit merasakan dengan kekuatan VIII-IX MMI, Gondang, Trenggalek, Basuki merasakan dengan kekuatan III-VI MMI 

Baca juga: Perjalanan Ekspedisi JawaDwipa Menyusuri Jejak Sejarah Bencana di Jawa Timur Dimulai

Terdapat 14 orang meninggal, 72 orang luka-luka dan terjadi kerusakan pada 1539 bangunan yang hancur di daerah Dampit. Sementara di Goncang terdapat 9 orang meninggal dan 49 luka-luka, sebanyak 119 bangunan hancur dan 402 retak serta 5 masjid hancur. Di Trenggalek terdapat 33 rumah kayu dilaporkan retak dan beberapa di antaranya berpindah.

Gempa Gandusari, 04 November 1972

Gempa terjadi di Blitar-Trenggalek dengan kekuatan 6 skala Richter dan skala intensitas gempa sebesar V-VI MMI. Akibatnya, terjadi kerusakan sejumlah bangunan di Gandusari dan Trenggalek. Goncangan terasa kuat sehingga mengakibatkan 250 orang meninggal, 127 orang hilang, 423 luka, 1.500 rumah rusak, 278 perahu rusak dan hilang. Gempa ini juga menimbulkan terjangan tsunami dengan ketinggian gelombang belasan meter dan terjangan gelombang hingga mencapai 500 meter dari pantai.

Gempa dan Tsunami Banyuwangi, 03 Juni 1994

jawa timur
Pantai Rajegwesi, Banyuwangi salah satu lokasi yang terdampak tsunami 94 yang merupakan bagian dari sejarah gempa di Jawa Timur, Foto: Santi Ariska

Gempa terjadi di Banyuwangi dengan kekuatan gempa mencapai 7 skala Richter dan skala intensitas gempa VIII MMI. Akibat gempa menimbulkan bencana di Rajegwesi, Gerangan, Lampon, Pancer, Pulau Sempu, Grajagan, Pulau Merah, Teluk Hijau, Sukamade, Watu Ulo, Teluk Sipelori dan Teluk Tambakan. Efek tsunami mencapai pantai Banyuwangi, Jember, Malang, Blitar, Tulung Agung, Trenggalek dan Pacitan.

Gempa Malang, 10 April 2021

Kabupaten Malang diguncang gempa bermagnitudo 6,1 pada Sabtu 10 April 2021 pukul 14.00.15 WIB. Guncangan yang kuat menyebabkan banyak warga yang panik dan berlarian keluar rumah dan gedung. Beberapa kerusakan dilaporkan di Kabupaten Malang, Blitar dan Lumajang.

Titik Episentrum gempa terletak pada koordinat 8.95 LS dan 112.48 BT, tepatnya berlokasi di Laut Selatan Jawa Timur pada jarak 90 km barat daya Kabupaten Malang. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami, namun menimbulkan beberapa korban jiwa dan kehancuran bangunan.

Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Malang hingga tanggal 19 April 2021 tercatat bahwa gempa ini berdampak pada 32 kecamatan. Total jumlah korban jiwa sebanyak 4 orang meninggal dunia, 110 orang luka-luka. Total kerusakan rumah sebanyak 10.482 dengan keterangan rumah rusak ringan sebanyak 4.490 unit, rusak sedang sebanyak 4.104 dan rumah rusak berat sebanyak 1.888 unit. Sementara beberapa fasilitas umum terdampak di antaranya, sekolah rusak sebanyak 226 unit, fasilitas kesehatan yang rusak 23 unit, rumah ibadah yang rusak sebanyak 233 unit dan fasilitas umum yang lainnya sebanyak 159 unit. 

Wilayah Jawa Timur bagian selatan, seperti Banyuwangi, Pasuruan, Lumajang, Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, dan Ponorogo, tercatat beberapa kali mengalami gempa besar. Di Jawa Timur bagian utara, antara lain Gresik, Sedayu, dan Mojokerto, juga pernah terjadi gempa bumi besar walupun frekuensinya kecil. Rentetan sejarah gempa ini membuktikan bahwa daerah Jawa Timur sangat rawan mengalami gempa, mosok si kita nggak melakukan mitigasi. (LS)

Sumber:

Katalog Gempabumi Signifikan dan Merusak 1821-2018. Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG

https://www.viva.co.id/berita/nasional/95025-sejarah-gempa-dan-tsunami-di-jawa-timur

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/28/163200623/hasil-pemodelan-bmkg-tinggi-maksimum-potensi-tsunami-jawa-timur-29-meter?page=all.