Desa Bah adalah salah satu desa yang mengalami dampak parah bencana gempa 2 Juli 2023. Setelah sesaat kejadian gempa, aliran air Sungai Peusangan yang melintasi Desa Bah tertimbun material longsor. Dimensi tebing bekas longsor di sepanjang sisi Sungai Peusangan masih dapat kita saksikan bila kita berkunjung ke Desa Bah.
Warga Desa Bah, Tingkatkan Kapasitas
Bencana ini menjadi sebuah fenomena yang begitu memukul jiwa setiap warga yang mengalaminya. Berbekal pengalaman pahit yang mereka alami, menjadi sebuah semangat dalam membangun desa untuk lebih baik lagi di masa depan. Sejalan dengan semangat yang dimiliki oleh warga Desa Bah, Yayasan Skala Indonesia didukung oleh PT. Mandala Multifinance Tbk melakukan program “Develop Community Led on Disaster Risk Management”.
Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas warga yang berada di daerah paling berisiko untuk dapat mengelola secara mandiri risiko bencana yang ada di daerahnya. Program ini dijalankan dengan beberapa tahapan, di antaranya adalah pelatihan pra-bencana, saat bencana dan juga pasca bencana.
Maret 2023, menjadi awal mula program ini berjalan. Program ini diawali dengan melakukan kajian mengenai ancaman, kerentanan dan kapasitas desa dalam menghadapi bencana. Peningkatan kapasitas pengetahuan kembali dilakukan pada bulan Juli. Beberapa aktivitas yang dilakukan di antaranya adalah pemberian materi mengenai konsep dasar bencana, pembuatan rencana kontinjensi dan pengaktivasian rencana kontinjensi melalui giat tabletop exercise.
Pelatihan kembali diadakan pada 10-12 November 2023 di Kantor Desa Bah. Pagi cerah ditemani kabut tipis menyertai warga yang hilir mudik berdatangan menuju kantor desa. Semua memberikan senyum berseri menanti acara yang sudah ditunggu lama akhirnya dapat dijalani. Pada hari pertama, warga diajak untuk memetakan potensi desa yang dapat dikembangkan menjadi sumber penghasilan tambahan. Selain itu, peserta juga diberikan kemampuan dasar dalam menggunakan sosial media untuk penyebaran informasi.Selepas makan siang, pelatihan dilanjutkan dengan memberikan pengetahuan mengenai kesiapsiagaan menghadapi gempabumi dari fase sebelum terjadi gempa, saat terjadinya gempa dan setelah terjadinya gempa. Selanjutnya, peserta dibekali dengan kemampuan Search and Rescue (SAR) untuk penyelamatan dan pencarian korban dalam bencana.
Pada hari kedua, pelatihan dilanjutkan dengan pemberian materi mengenai manajemen pengungsian dan juga Water Air Sanitary and Hygiene (WASH). Dalam pelatihan ini, warga bersama-sama mengidentifikasi potensi penyakit yang dapat menyebar saat bencana terjadi, dan pemenuhan kebutuhan sanitasi saat tanggap darurat bencana. Dan tak kalah penting, peserta juga diajarkan bagaimana design dan pengelolaan pengungsian yang baik.
Pada saat kejadian bencana, banyak ditemukan kasus luka-luka. Oleh sebab itu, dalam tahap ini, dilakukan pula pelatihan mengenai pertolongan pertama pada kondisi gawat darurat. Peserta dilatih untuk menangani luka tertutup ataupun terbuka dan mekanisme pendataan dan penanganan korban dan tingkat rujukan.
Pada hari terakhir, Minggu 12/11/2023, masyarakat dilatih untuk melakukan simulasi evakuasi mandiri bila bencana gempa terjadi. Mereka mengikuti standar prosedur yang berlaku dan disesuaikan dengan rencana kontinjensi gempabumi yang telah dibuat. Pelatihan ini diikuti oleh beberapa lapisan masyarakat mulai dari aparat desa, pemuda, hingga lansia.
Semua pelatihan dilalui dengan penuh antusias. Indah Rezeki, salah satu perwakilan pemuda Desa Bah mengatakan bahwa pelatihan ini memberikan manfaat yang signifikan bagi dirinya dan juga masyarakat.
“Ketika bencana gempa 2013, kami tidak tahu sama sekali apa yang harus dilakukan. Saat Skala Indonesia mengadakan pelatihan, kita tahu bagaimana cara mempersiapkan diri sebelum bencana datang” ucap Indah.
Indah menganggap bahwa semua pelatihan dilakukan dengan metode yang seru. Bagian yang paling ia sukai adalah menyanyikan lagu kesiapsiagaan gempa, praktek simulasi evakuasi dan pemberian hadiah di setiap kuis yang dilaksanakan.
Peran pemuda dirasa begitu besar dalam setiap fase penanggulangan bencana, hal itu pula dirasakan oleh Indah. Pemuda memiliki semangat dan energi yang besar. Kemampuan ini sangat berguna, terutama dalam penyelamatan korban saat terjadi bencana.
Terakhir, indah berharap ilmu yang telah didapatkan dapat diaplikasikan semaksimal mungkin dan dapat mengurangi korban dan kerusakan. (LS)