Pulau Galang, Identik dengan Kamp Kemanusiaan

gambar Pulau Galang, Foto: Google Maps
Ekspedisi Jawadwipa

Pulau Galang sebagai salah satu Pulau di Indonesia yang terletak di Kepulauan Riau, pulau kecil yang hanya memiliki luas 80 hektar ini berada persis di depan Tanjung Pengapit ini, mempunyai berbagai cerita yang menarik terkait beberapa kisah tentang peristiwa kemanusiaan. 

Baru-baru ini Presiden Republik Indonesia mengumumkan bahwa tengah menyiapkan Pulau ini sebagai tempat pengobatan bagi 2.000 warga Gaza yang terluka. Setelah sebelumnya wacana tentang evakuasi masyarakat Gaza ke Indonesia pernah beredar sebelumnya, namun Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Hasbi menepis bahwa ini bukanlah proses evakuasi hanya langkah bantuan pengobatan saja, Pulau ini dianggap wilayah strategis sebab lokasinya yang jauh dari pemukiman.

Pulau Galang memang menyimpan jejak panjang peristiwa kemanusiaan di Indonesia. Sebagai pulau kecil yang lokasinya terpisah dari pusat keramaian, wilayah ini kerap dipilih pemerintah sebagai tempat strategis untuk penanganan krisis. Dari waktu ke waktu, Pulau Galang dikenal memiliki peran sebagai lokasi yang pernah digunakan untuk berbagai upaya kemanusiaan.

Pulau Galang, Identik dengan Kamp Kemanusiaan

pulau galang
Foto udara Rumah Sakit Khusus Infeksi untuk Kemanusiaan yang disiapkan Pemerintah, Foto: ANTARA FOTO/Teguh Prihatna

Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, Pulau Galang mempunyai cerita menarik terkait tentara Jepang yang akan dipulangkan ke negaranya setelah Jepang menyatakan menyerah terhadap sekutu. Sekutu yang mengirimkan pasukan Inggris tiba di Indonesia pada September 1945. Mereka bertugas membebaskan tawanan perang dan interniran (Allied Prisoners of War and Interneers atau APWI) serta menerima penyerahan tentara Jepang dan memulangkannya ke Jepang.

Sebelum secara resmi tentara-tentara ini dikirim ke Jepang, pemerintah membawa sementara tentara-tentara ini menuju Pulau Galang sebagai tempat persinggahan antara sehari semalam. 

Di era Orde Baru tepatnya antara tahun 1979-1996, Pulau Balang kembali didatangi gerombolan orang yang datang dari Vietnam menggunakan perahu. Untuk menangani gelombang pengungsi tersebut, pada tahun 1979 UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) mendirikan kantor administrasi di Pulau Galang sekaligus mengelola kamp pengungsian. Hal ini terjadi karena saat itu di Vietnam terjadi perang di negara tersebut, ribuan manusia melarikan diri dan menghindari konflik tersebut.

Pengalaman Pulau Galang sebagai lokasi penanganan krisis kemanusiaan pada masa lalu menjadikannya identik dengan ruang solidaritas global. Sejarah panjang sebagai kamp pengungsian internasional membuat pulau ini memiliki infrastruktur dasar serta citra sebagai wilayah yang siap difungsikan kembali dalam keadaan darurat. Hal inilah yang kemudian menjadi alasan kuat ketika pemerintah Indonesia pada tahun 2020 memutuskan menjadikan Pulau Galang sebagai pusat karantina dan perawatan darurat bagi pasien Covid-19.

pulau galang
Foto udara Rumah Sakit Khusus Infeksi untuk Kemanusiaan yang disiapkan Pemerintah, Foto: Dok. riaupagi.com

Pada April 2020, pemerintah membangun Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Pulau Galang sebagai respons terhadap lonjakan kasus Covid-19 dan keterbatasan kapasitas rumah sakit di berbagai daerah. Dalam masa operasional sekitar satu tahun hingga 14 Februari 2021, rumah sakit ini telah melayani 7.223 pasien, baik yang terkonfirmasi positif maupun berstatus suspek Covid-19, sehingga menjadikan Pulau Galang sebagai salah satu wilayah penting dalam upaya Indonesia menghadapi krisis kesehatan global tersebut.

Peran Pulau Galang sebagai lokasi penanganan krisis kemanusiaan kemudian kembali mencuat ketika Indonesia menghadapi gelombang kedatangan pengungsi Rohingya dari Myanmar, pada Desember 2023, hal ini sempat disampaikan oleh Wakil Presiden terdahulu Amin Ma’ruf. Meskipun sebagian besar pengungsi ditempatkan di Aceh karena kedekatan wilayah, Pulau Galang kerap disebut sebagai opsi potensial mengingat rekam jejaknya dalam menampung pengungsi internasional, namun hal ini tak urung dilaksanakan sebab banyaknya penolakan yang terjadi oleh berbagai pihak.

Baca juga: Jalur Maritim Kemanusiaan, Harapan yang Kian Suram

Pulau Galang kerap dilekatkan pada tempatnya yang cocok untuk menampung pengungsi, baik dari internasional maupun lokal yang tengah menghadapi situasi konflik atau krisis kemanusiaan. Karakteristiknya yang relatif terisolasi dari pemukiman warga namun tetap mudah dijangkau membuat pulau ini dianggap strategis untuk penanganan darurat.(Kori/Nugrah)