Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana di Desa Liya One Melangka: Sosialisasi dan Simulasi Mitigasi Gempa dan Tsunami

Sosialisasi dan simulasi mitigasi gempa dan tsunami di SD Negeri 1 Liya One Melangka, Foto: Rahma Hanifa
Ekspedisi Jawadwipa

Desa Liya One Melangka, 4 Juli 2025, Dalam rangka memperkuat kesiapsiagaan masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami, tim kolaborasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Halu Oleo (UHO), serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan rangkaian kegiatan edukatif di Desa Liya One Melangka, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi.

“Kita tahu bahwa pesisir Wakatobi ini sangat rawan terhadap kejadian gempa dan tsunami. Karena itu, kami mengedukasi warga dengan pendekatan yang menumbuhkan kembali kearifan lokal yang ada untuk mitigasi bencana,” ujar Prof. Golok, selaku dosen dari UHO.

Ia menambahkan, “Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, khususnya di wilayah pesisir Wakatobi, dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana, terutama tsunami.”

liya one
Sosialisasi dan simulasi mitigasi gempa dan tsunami di SD Negeri 1 Liya One Melangka, Foto: Rahma Hanifa

Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana di Desa Liya One Melangka

Kegiatan ini diawali dengan penyuluhan kepada siswa-siswi SD Negeri 1 Liya One Melangka. Para siswa diperkenalkan dengan pengetahuan dasar gempa dan tsunami, potensi ancaman, penyebab terjadinya, hingga langkah-langkah mitigasi dan cara bertindak yang tepat saat bencana melanda. Materi disampaikan secara interaktif dan menyenangkan dengan harapan mampu menumbuhkan pemahaman sekaligus membentuk sikap tanggap terhadap potensi bencana di lingkungan sekitar.

Setelah sesi penyuluhan, siswa-siswi juga mengikuti simulasi evakuasi gempa dan tsunami. Simulasi dimulai dengan tindakan tanggap darurat saat terjadi gempa yaitu dengan melakukan 3B (berlindung, bersimpuh, bertahan) dan diakhiri dengan simulasi evakuasi tsunami para siswa menuju titik kumpul yang aman. Simulasi ini bertujuan membiasakan siswa dan guru agar dapat bertindak tenang, tidak panik, dan memahami apa yang harus dilakukan saat bencana datang.

Untuk memperluas penyebaran informasi, kami dari ITB menyerahkan poster edukatif bertajuk‘Mari Siaga Bencana Gempa dan Tsunami’kepada pihak sekolah agar dapat dipasang di setiap kelas. Selain itu, siswa juga kami berikan pamflet berisi informasi dasar mengenai gempa dan tsunami, yang kami harapkan bisa dibagikan kepada keluarga di rumah sebagai upaya menyebarkan pengetahuan hingga ke tingkat keluarga,” ujar Dr. Endra Gunawan, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat ITB.

Kegiatan berlanjut pada sore harinya dengan sosialisasi kepada masyarakat umum yang dipusatkan di Kantor Desa Liya One Melangka. Dalam sesi ini, warga dari tiga dusun One Digi, One Melangka, dan One Sipi diberikan pemahaman mengenai penyebab dan dampak gempa bumi, potensi tsunami, serta cara evakuasi yang benar. Selain penyampaian materi, warga juga diajak berdiskusi secara aktif mengenai pengalaman dan tantangan dalam menghadapi bencana di wilayah mereka.

liya one
Hasil simulasi penyusunan peta evakuasi mandiri oleh warga, Foto: rahma Hanifa

Salah satu bagian penting dari kegiatan ini adalah simulasi penyusunan peta evakuasi mandiri oleh warga di tiap dusun. Warga diminta menggambarkan jalur-jalur evakuasi berdasarkan kondisi nyata lingkungan tempat tinggal mereka, termasuk lokasi rumah, jalan utama, jalur alternatif, titik kumpul sementara, dan zona aman. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah agar warga memahami kemana harus bergerak saat peringatan dini tsunami dikeluarkan.

Baca juga: Kelurahan Pondok Rajeg Lakukan Simulasi Evakuasi Gempabumi

Melalui pendekatan edukatif dan partisipatif seperti ini, Desa Liya One Melangka diharapkan dapat menjadi komunitas yang tangguh, sadar risiko, dan siap siaga menghadapi bencana alam.(Rahma Hanifa)