Di tengah krisis bencana, distribusi bantuan seringkali tidak berjalan merata. Ada posko penuh dengan bantuan logistik dan relawan yang siap membantu. Namun dilain sisi ada pengungsi yang bahkan kesulitan mendapatkan air bersih atau selimut yang layak. Pertanyaan mendasar pun muncul: Siapa yang benar-benar layak menerima bantuan?
Prinsip keadilan distribusi atau distributive justice menjadi sangat penting dalam situasi ini. Pada intinya keadilan distribusi berfokus pada bagaimana sumber daya dan bantuan dibagikan dengan cara yang adil, terutama kepada mereka yang paling membutuhkan.

Dalam banjir besar yang melanda Kabupaten Demak pada awal 2024, yang mempengaruhi lebih dari 92.000 orang dan mengakibatkan 12.982 orang mengungsi, beberapa wilayah pengungsian dilaporkan mendapat pasokan lebih cepat daripada yang lain.
Distribusi Bantuan Kemanusiaan Saat Krisis, Siapa yang Layak ?

Wilayah yang lebih dekat dengan jalan utama atau yang lebih mendapat perhatian media cenderung mendapatkan bantuan lebih cepat dan lebih banyak. Sedangkan kelompok rentan seperti perempuan kepala keluarga, penyandang disabilitas, dan lansia sering kali terlewatkan dalam proses pemberian bantuan yang terburu-buru dan tidak inklusif.
Keadilan distribusi juga bukanlah soal membagi bantuan secara merata, tetapi membagi sesuai dengan kebutuhan. Mereka yang paling terdampak harus menjadi prioritas, bukan yang paling terlihat atau paling terdengar. Hal ini membutuhkan kepekaan terhadap data, pelibatan komunitas lokal, dan keberanian untuk melawan diskriminasi dalam pengiriman bantuan.
Tanpa pendekatan yang seperti ini, bencana hanya akan memperburuk ketimpangan sosial yang sudah ada sebelumnya. Beberapa inisiatif lokal, seperti komunitas relawan yang memetakan daerah-daerah yang minim bantuan atau platform digital yang memastikan transparansi distribusi, memang sudah mulai membawa perubahan yang positif. Tetapi tanpa adanya kebijakan publik yang mendukung prinsip keadilan distribusi, upaya-upaya ini bisa tenggelam di balik prosedur yang kaku dan birokratis.
Baca juga: PMI Kirim Personil dan Bantuan Lokasi Terdampak Erupsi Semeru
Penanganan bantuan kemanusiaan bukan hanya soal bertindak cepat, tetapi juga bertindak adil. Karena bantuan yang datang terlambat atau tidak sampai bisa berarti perbedaan antara hidup dan mati bagi sebagian orang.
Penulis: Kori Saefatun
Editor: Nugrah