Wonosobo sebuah Kabupaten di Jawa Tengah yang mempunyai slogan “Wonosobo Asri” kini tengah merayakan hari jadinya yang ke 200, tepatnya pada tanggal 24 Juli 2025. Seperti rangkaian hari jadi pada umumnya sebenarnya, diadakannya kirab serta pagelaran seni.
Namun uniknya di tahun ini Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat, melalui Surat Edaran Nomor: 600.4.15/0716/2025 yang ditandatangani pada 18 Juli 2025, secara resmi mengimbau agar karangan bunga ucapan selamat dalam perayaan Hari Jadi diganti dengan bibit tanaman.
Ceremonial Unik Hari Jadi Wonosobo

Alih-alih deretan karangan bunga yang biasanya menghiasi alun-alun atau kantor pemerintahan, kini sejumlah pohon kecil, bibit buah, dan tanaman hias tampak tertata rapi dalam pot-pot daur ulang dikirim sebagai bentuk ucapan selamat dan partisipasi dari berbagai kalangan.
Langkah sederhana sebenarnya sangat berdampak besar, sebab karangan bunga dalam acara dan perayaan besar kerap kali berakhir sia-sia di tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
Dikutip dari Kompas, bahwa kebijakan ini awalnya disampaikan oleh Bupati Afif pada saat menghadiri peringatan Hari Air Sedunia di Dinas Lingkungan Hidup Wonosobo, beberapa waktu sebelumnya. Kemudian ditegaskan dan direalisasikan dalam surat edaran tersebut.
Ketentuan seperti pohon apa yang dapat diberikan serta minimum ketinggian dari pohon tersebut juga dijelaskan dalam surat edaran tersebut. Dari pohon-pohon itu nantinya akan dikumpulkan dan ditanam di wilayah strategis di area tersebut.

Lebih lanjut juga Wakil Bupati Wonosobo, Amir Husein, menegaskan bahwa penggantian ini merupakan bentuk adaptasi terhadap kondisi daerah yang rawan bencana. Diketahui juga memang sebagian besar kawasan Wonosobo berupa dataran tinggi dan perbukitan yang memang rawan bencana. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menunjukkan bahwa sebagian besar titik rawan tersebar di wilayah atas seperti Kejajar, Garung, dan Kalikajar.
Baca juga: Menggali Perut Bumi di Daerah Rawan Bencana: Dilema Panas Bumi Dieng
Satu langkah melalui surat edaran ini mendapat dua manfaat sekaligus: mengurangi timbulan sampah dan mendorong adaptasi terhadap risiko bencana, dua isu yang memang saling berkaitan di Wonosobo. Dengan mengganti karangan bunga menjadi bibit tanaman, perayaan tak hanya meninggalkan kenangan sesaat, tapi juga warisan ekologis yang bisa dinikmati generasi selanjutnya.
Dalam konteks ini, distribusi bibit tanaman ke masyarakat dan ruang publik bukan hanya untuk mempercantik, melainkan sebagai bagian dari strategi mitigasi bencana berbasis vegetasi.(Kori/Nugrah)