Beredar video amatir yang diunggah masyarakat terkait banjir bandang serta tanah longsor yang terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera. Banjir bandang terasa mengerikan, debit air terasa seperti aliran sungai yang membanjiri pemukiman, masyarakat terlihat bertahan di atas atap dan lari menjauhi titik longsor yang membawa bongkahan batu serta kayu-kayu besar.
Dikonfirmasi dari portal BNPB wilayah Sumatera Utara tepatnya di Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan mengalami banjir serta tanah longsor akibat hujan deras yang terjadi sebelumnya (24-25 November).
Berdasarkan data Rabu (26/11/2025) pagi, total 17 warga dilaporkan meninggal dunia, sedangkan 58 lainnya terluka. Kejadian bencana yang terjadi cukup memprihatinkan karena merusak rumah warga serta memutus aksesibilitas masyarakat karena beberapa jembatan yang putus.
Di Kabupaten Tapanuli Selatan, bencana ini telah menyebabkan delapan warga meninggal dunia, 58 luka-luka dan 2.851 warga terpaksa harus mengungsi dan berdampak di 11 kecamatan. Sementara di Tapanuli Tengah, sebanyak 1.902 unit rumah terdampak banjir di 9 kecamatan. di Tapanuli Utara, 50 unit terdampak dan dua jembatan terputus akibat banjir serta tanah longsor. Di Kota Sibolga, wilayah terdampak meliputi Kecamatan Sibolga Utara, Sibolga Selatan, dan Kota.
Mengerikan, Banjir dan Longsor Kembali Terjadi

Sebelumnya, banjir terlebih dahulu melanda wilayah Sumatera Barat pada Sabtu (22/11) pukul 08.00 WIB hingga Minggu (23/11). Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan debit sejumlah sungai meningkat dan meluap ke pemukiman warga di beberapa kecamatan dan nagari di Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat.
Tercatat ada empat sungai yang meluap, yakni Sungai Batang Anai, Batang Ulakan, Batang Lubuak, dan Batang Kamumuan. Peristiwa ini berdampak pada tujuh kecamatan dan 14 nagari di wilayah tersebut.
Sebanyak 608 kepala keluarga (KK) atau 1.824 jiwa dilaporkan terdampak. Kerugian material mencakup 608 unit rumah terendam dan dua unit rumah mengalami kerusakan. Selain itu, kejadian ini juga merendam lahan pertanian seluas 108,5 hektare.
Dampak lainnya meliputi kerusakan pada dua titik akses jalan termasuk jalan di depan RSUD Padang Pariaman dua unit jembatan, satu bendungan, serta dua saluran irigasi. Bencana ini juga berdampak pada satu fasilitas pendidikan.
Selain banjir, tanah longsor turut terjadi di dua lokasi, yakni di Korong Asam Pulau, Nagari Anduriang, dan di Nagari Sikucua Barat. Longsoran tersebut menimbun badan jalan dan mengganggu akses transportasi warga setempat.

BMKG melalui TCWC Jakarta melaporkan dua sistem cuaca yang memicu cuaca ekstrem di Sumatera bagian utara pada 25 November 2025, yakni Siklon Tropis KOTO di Laut Sulu dan Bibit Siklon 95B di Selat Malaka. Kedua sistem ini meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di wilayah Aceh hingga Sumatera Utara.
Baca juga: Semeru Kembali Awas, Pendaki di Ranu Kumbolo Selamat
Dalam 24 jam kedepan, hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau. Gelombang setinggi 1,25 sampai 4 meter juga diperkirakan terjadi di Selat Malaka dan Samudera Hindia barat Aceh hingga Nias.(Kori/Nugrah)






