Kegagalan Struktur Bangunan Pesantren di Sidoarjo, Telan Ratusan Korban

Keadaan Ponpes Al-Khoziny, Sidoarjo, Foto: Dok. bbc.com
Ekspedisi Jawadwipa

Saat melaksanakan ibadah sholat ashar berjamaah di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, ratusan santri harus menerima kejadian naas akibat ambruknya bangunan mushola di pesantren tersebut. 

Kejadian ini berlangsung pada sore hari, Senin 29 September 2025. Saat kejadian, bangunan tersebut memang masih dalam tahap renovasi dan pengecoran. Pengasuh Pondok Pesantren Putra Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, KH. Raden Abdus Salam Mujib, menjelaskan bahwa gedung mushola yang ambruk tersebut telah menyelesaikan proses pengecoran pada pagi hingga siang hari sebelum kejadian.

Dilansir Antara, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas di Jawa Timur menerima laporan insiden terjadi sekitar pukul 15:35 WIB. “Diduga pondasi tidak kuat sehingga bangunan dari lantai empat runtuh hingga lantai dasar,” kata Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas.

Kegagalan Struktur Bangunan Pesantren di Sidoarjo

pesantren
Keadaan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Foto: Dok. BNPB

Kejadian ini amat memilukan sebab ambruknya gedung mushola ini menimbun ratusan santri di dalamnya. Dilansir dari kompas hingga Minggu 05/10 pukul 18.00 WIB korban meninggal menjadi 46 orang, setelah 7 hari masa evakuasi dan pencarian korban. Selain itu 104 diantaranya selamat dan ada pula yang masih dalam perawatan medis.

Sebelumnya proses evakuasi berlangsung alot sebab puing-puing bangunan yang berjatuhan menenggelamkan seluruh korban, perlunya identifikasi serius, dimana titik-titik korban sehingga pembersihannya pun bisa menyelamatkan korban yang masih hidup.

Sementara itu ratusan wali santri berharap-harap cemas menunggu proses evakuasi, bahkan sempat ramai di media sosial debat antara Tri Rismaharini (Menteri Sosial 2020-2024) dengan para wali santri  terkait kritik mereka terhadap proses evakuasi tim SAR (search and rescue) yang dirasa berlangsung lama.

pesantren
Anggota Basarnas memanjatkan doa untuk para korban, Foto: Antara foto

Badan SAR Nasional menyebut bahwa bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny mengalami kegagalan konstruksi. Bangunan empat lantai tersebut runtuh secara vertikal hingga menumpuk ke bawah, yang disebut sebagai “pancake model collapse” istilah ini adalah kondisi di mana setiap lantai ambruk menimpa lantai di bawahnya, sehingga seluruh struktur bangunan berubah menjadi tumpukan datar seperti lapisan pancake.

Kepala Subdirektorat Pengarahan dan Pengendalian Operasi Bencana (RPDO) Badan SAR Nasional, Emi Freezer, menjelaskan bahwa beban utama reruntuhan menekan bagian tengah bangunan, hal inilah yang membuat jalur evakuasi dan penyelamatan menjadi sangat sulit diakses.

Baca juga: Pasca Pesantren Roboh, PMI Kota Sukabumi Perkuat Edukasi Bencana

Tragedi ambruknya bangunan yang terjadi di Al Khoziny ini harus menjadi peringatan keras bagi seluruh pihak, terutama lembaga pendidikan dan pesantren di Indonesia. Bangunan pesantren seharusnya menjadi tempat yang aman bagi para santri yang menuntut ilmu, bukan justru menjadi sumber bencana.(Kori/Nugrah)