Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 1945 lebih dilekatkan dengan merdeka atas penjajahan yang pernah terjadi di wilayah Nusantara ini. Dapat merdeka atas segala penindasan yang pernah terjadi di masa lalu adalah anugerah besar melambangkan kekuatan dan kesatuan warga negara Republik Indonesia untuk bisa mandiri, tangguh dan berdaulat di atas tanah lahirnya.
Tanah yang kaya pada akhirnya bisa dikelola oleh warga Indonesia sendiri untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya. Dalam tanah yang kaya dan menjadi incaran bangsa-bangsa lain sebenarnya Indonesia punya kecemasan yang tinggi terhadap bencana.
Sebab sejak masa sekolah kita sudah diperkenalkan dengan kekayaan sekaligus ancaman bencana yang nyata berupa pertemuan lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik yang mengapit kepulauan Indonesia. Keempat lempeng besar tektonik tersebut menyebabkan Indonesia berada di daerah rawan bencana terutama gempa bumi, gunung meletus dan tsunami.
Refleksi Kemerdekaan: Adakah Merdeka dari Kebencanaan?
Sadar atau tidak, kemerdekaan yang kita miliki hari ini berjalan berdampingan dengan takdir geografis yang tak bisa diubah. Negeri ini berdiri di atas cincin api dunia, menyimpan ratusan gunung berapi aktif dan ribuan kilometer garis pantai yang indah namun rawan diterjang gelombang besar. Kita mungkin merdeka secara politik, tetapi secara alamiah, hidup dalam kondisi waspada. Ancaman bencana menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang tak bisa diusir hanya dengan kemerdekaan administratif.

Tetapi juga bencana bukan semata takdir yang harus ditakuti. Dalam setiap ancaman, kadang terkandung peluang untuk menjadi bangsa yang lebih tangguh. Merdeka dari kebencanaan bukan berarti menghapus bencana, melainkan membebaskan diri dari ketidakmampuan menghadapinya. Pendidikan kebencanaan, tata ruang yang terencana, teknologi peringatan dini, dan kepemimpinan pemerintah yang berpihak pada keselamatan rakyat adalah bentuk dari perjuangan kemerdekaan yang butuh proses jangka panjang.

Musuh hari ini tidak selalu datang dengan senjata atau dalam bentuk perbudakan, tetapi bisa hadir sebagai gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, atau krisis iklim. Kemerdekaan sejati berarti rakyat memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kesatuan untuk saling melindungi di atas tanah patahan ini. Setiap bencana yang datang bukan lagi menjadi tragedi besar yang melumpuhkan, tetapi ujian yang mampu kita hadapi bersama.
Baca juga: Gempa Rusia dan Peringatan Tsunami di Indonesia
Merdeka dari kebencanaan adalah cita-cita yang hanya bisa dicapai jika kita mengelola alam dengan baik, melindungi hutan, menjaga laut, dan menghormati siklus bumi termasuk budaya lokal di dalamnya. Kemerdekaan yang dirayakan setiap 17 Agustus akan menjadi lebih bermakna jika bersamaan dengan merayakan kemajuan dalam melindungi rakyat dari ancaman bencana. Sebab kemerdekaan tanpa keselamatan hanyalah separuh dari kemerdekaan yang sejati.(Kori/Nugrah)