Pentingnya Radio Dalam Dunia Kebencanaan

Ilustrasi Penggunaan Radio Komunikasi
Ekspedisi Jawadwipa

Apa yang sobat DC pikirkan jika mendengar kalimat radio, alunan musik, presenter yang berbicara tanpa henti, atau bahkan sebagian generasi Z menganggapnya sebagai teknologi yang sudah usang. Perlu kita ketahui bahwasanya dimasa digital ini banyak kaum muda yang lebih memilih internet sebagai sarana hiburan maupun komunikasi. Tapi tahukah sobat DC bahwasanya radio merupakan teknologi komunikasi yang sangat efektif dalam kerja kedaruratan, khususnya pada kali ini saat terjadinya bencana di suatu wilayah.

Pada awalnya teknologi ini di pergunakan oleh manusia hanya untuk melakukan penyebaran informasi dari satu pihak ke pihak lain. Jika kita merujuk pada buku yang dikeluarkan oleh Djawatan Radio Republik Indonesia cetakan 1953, dengan judul “Sejarah Radio di Indonesia” di era kolonial Belanda, penggunaan teknologi ini sering digunakan untuk kegiatan pertukaran informasi terkait perdagangan. Hal tersebut membuktikan bahwasanya radio pada masa awalnya merupakan sarana komunikasi yang efektif sebelum adanya teknologi telepon. 

Di era perjuangan melawan pemerintah kolonial, penggunaannya sebagai alat komunikasi menjadi hal yang sangat penting. Dalam buku “Peran Radio Rimba Raya dalam Mempertahankan NKRI 1945-1949”, peran radio dalam melawan agresi militer Belanda II merupakan hal yang sangat efektif.

Pada 19 Desember 1948 di saat agresi militer Belanda II, ibukota republik Indonesia yang berada di Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. Terlebih lagi pemimpin negara seperti Soekarno dan Moh Hatta juga di tangkap. Alhasil pemerintah Belanda mengklaim bahwasanya republik sudah kalah.

Dalam waktu genting tersebut pihak republik mengadakan pemerintahan darurat atau bisa disebut PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia) yang dilaksanakan di daerah Sumatra Barat. Disaat itulah peranan teknologi ini sebagai alat komunikasi dan penyebaran informasi sangat berguna. Dari pedalaman Sumatra PDRI menyebarkan segala instruksi, maupun menepis isu yang disebarkan oleh radio Belanda. Maka tak heran para pejuang menyebutkan kegiatan tersebut dengan nama Radio Rimba Raya.

Pentingnya Radio Dalam Dunia Kebencanaan

Dari dua kejadian di atas kita bisa melihat bahwasanya peran alat ini sebagai alat komunikasi, dan sekaligus penyebaran informasi sangatlah efektif, khususnya disaat keterbatasan teknologi. Kita bisa melihat pada masa kolonial alat ini merupakan teknologi yang efektif dalam urusan dagang, perlu kita ketahui memang pada masa itu radio merupakan teknologi satu satunya untuk media komunikasi antar para pedagang. Jika para pengusaha tersebut melakukan komunikasi lewat surat atau bertemu langsung, tentunya penyebaran informasi akan berjalan dengan sangat lambat.

Selain itu kejadian PDRI saat agresi militer Belanda II lewat Radio Rimba Raya, merupakan contoh penting bagaimana teknologi ini bisa menjadi jalan keluar bagi keterbatasan. Dengan keadaan yang terbatas yang dialami oleh para perjuang seperti, jarak dari wilayah pedalaman Sumatra untuk berkoordinasi pada pihak republik yang lain, kejaran dari pihak Belanda, hingga di penjaranya para pemimpin republik yang tentunya menggangu stabilitas dalam pemerintahan Indonesia, alat ini menjadi jalan komunikasi dan perjuangan. 

Bayangkan dari pedalaman Sumatra melalui perlawanan Radio Rimba Raya para pejuang republik Indonesia bisa berkomunikasi dengan para pejuang lain dan melawan propoganda pihak Belanda.

Dua contoh diatas membuktikan bahwasanya radio merupakan teknologi yang bisa kita gunakan saat kerja kerja terbatas. Maka tak heran jika teknologi ini sebagai sarana komunikasi maupun penyebaran informasi, sangat berguna bagi dunia kebencanaan. Khususnya alat ini bisa menjadi teknologi komunikasi alternatif di saat masa tanggap darurat.

Seperti kita ketahui ketika masa tanggap darurat komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kegiatan penanggulangan bencana saat tanggap darurat. Bayangkan jika terjadi bencana di suatu wilayah yang mengakibatkan semua komunikasi terputus seperti telepon dan internet  dan  wilayah tersebut tidak memiliki teknologi komunikasi alternatif, pastinya akan sulit untuk melakukan tindakan penanggulangan bencana pada masa tanggap darurat.

Dengan melihat dua kejadian sejarah di atas, khususnya terkait PDRI, Radio bisa kita gunakan sebagai teknologi alternatif dalam hal komunikasi saat terjadinya bencana. Pasalnya penggunaan radio seperti Rig atau pun HT merupakan alat yang fleksibel.

Jika kita lihat sebenarnya masing masing dari teknologi memiliki kehebatanya masing masing Smartphone misalnya, dengan teknologi tersebut kita bisa berkomunikasi lewat penggunaan internet. Ditambah lagi teknologi Smartphone bisa di peruntukan untuk media sosial, dimana media sosial merupakan cara yang sangat efektif dalam menyebarkan informasi. Akan tetapi jika kita melihat seperti kejadian bencana di Palu pada 28 September 2018 membuat banyak BTS rusak, yang mengakibatkan matinya internet.

Selain internet alat komunikasi lainnya seperti telepon satelit juga biasa di gunakan di tempat yang terbatas sinyal BTS. Akan tetapi biaya telepon satelit tidaklah murah, karena jaringan tersebut memakai satelit sesuai namanya.

radio
Jenis-Jenis Radio Komunikasi

Lalu bagaimana dengan radio, perlu diketahui bahwasanya teknologi ini mempergunakan berbagai macam frekuensi sepeti VHF, UHF ataupun HF dan banyak lagi. Alat pemancar nya yang berupa antena sangat mudah di modifikasi supaya bisa mencapai dalam jangka tertentu. Selain itu sumber listrik bagi alat seperti HT maupun RIG bisa menggunakan genset atau panel surya untuk mengisi daya listriknya. Penggunaan genset atau panel surya memang biasa dalam masa masa tanggap darurat.

Hal inilah yang merupakan kelebihan dari alat seperti HT atau RIG dalam penggunaannya dimasa tanggap darurat. Memang kekurangannya adalah banyak masyarakat kita yang masih awam dalam penggunaan teknologi ini untuk komunikasi, tapi hal itu bisa kita cegah lewat organisasi sipil yang berhubungan dengan radio komunikasi seperti ORARI ( organisasi radio amatir) ataupun RAPI ( radio antar penduduk Indonesia).

Baca juga: PMI Gelar Pelatihan SOP Pemanfaatan Internet dalam Kebencanaan

Penggunaannya sebagai alat komunikasi cadangan ketika terjadi bencana adalah suatu hal yang tepat walaupun memang memiliki keterbatasan terkait pengetahuan masyarakat terkait penggunaan teknologi ini. BNPB sendiri dalam “Peraturan Kepala Badan Nasional Penaggulangan Bencana No. 06 tahun 2013” sudah memasukan radio sebagai unsur yang penting bagi penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat. Semoga kedepannya teknologi ini bisa menjadi alat untuk pemenuhan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.

Penulis: Abdurrahman Heriza

Editor: Nugrah Aryatama