Urban Heat Island atau fenomena dimana wilayah perkotaan pada umumnya lebih panas daripada wilayah pedesaan?, hal Ini bukan tanpa sebab ya kawan, nyatanya dampak dari krisis iklim memang sudah semakin nyata.
Kini orang mengenalnya sebagai situasi UHI (Urban Heat Island), wilayah urban Indonesia seperti Jakarta, Semarang, Surabaya dan berbagai Kota besar lain mengalami peningkatan suhu secara berlebihan. Fenomena ini adalah sebuah wilayah metropolitan yang lebih hangat dibanding wilayah sekitarnya. Secara umum, UHI mengacu pada peningkatan suhu udara, tetapi UHI dapat juga mengacu pada panas relatif sebuah permukaan atau material diatasnya. UHI secara tidak sengaja meningkatkan perubahan iklim lokal karena modifikasi atmosfer dan permukaan pada daerah urban.
Over population di beberapa wilayah urban Jakarta jadi penyebab paling utama fenomena ini terjadi, akibatnya peningkatan suhu menyebabkan masyarakat berbondong-bondong membeli Air Conditioner (AC) sebagai kebutuhan primer bagi masyarakat wilayah urban, peningkatan ini menjadi siklus setan bagi peningkatan emisi yang berpengaruh pada krisis iklim. Implikasi lain adalah terkait kesehatan dan kenyamanan manusia, polusi udara, neraca energi, dan perencanaan kota.

UHI di kota beriklim panas sangat tidak menguntungkan karena menyebabkan kapasitas udara semakin banyak menyimpan udara panas dibandingkan udara dinginnya, selain itu juga meningkatkan ketidaknyamanan manusia, dan meningkatkan konsentrasi polusi udara. Meningkatnya jumlah populasi di dunia, terutama pada negara berkembang, berarti akan meningkatkan intensitas UHI di negara tersebut yang akan mempengaruhi kehidupan manusia.
Urban Heat Island, Ini 3 Cara Meminimalisirnya
Menurut Penelitian Erwin Hermawan dalam Fenomena Urban Heat Island (Uhi) Pada Beberapa Kota Besar Di Indonesia Sebagai Salah Satu Dampak Perubahan Lingkungan Global, ada beberapa solusi dibutuhkan sebagai antisipasi dampak dari fenomena UHI yang telah terjadi, diantaranya :
- Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
- Penekanan pada fungsi ekologis berupa ameliorasi iklim mikro, khususnya suhu udara masih perlu optimalisasi. Operasionalnya dapat berupa kegiatan berlabel perhutanan kota, penghijauan kota, pertamanan kota, arboretum, atau yang semacamnya.
- Solusi lain yang dapat diterapkan adalah mengubah atap yang berwarna gelap menjadi berwarna terang atau putih, karena kecenderungan benda berwarna gelap adalah menyerap panas dan lambat dalam melepas panas. Panas dari radiasi sinar matahari yang tertahan akan perlahan-lahan dilepas pada malam harinya, hal ini menyebabkan suhu pada malam hari lebih hangat daripada daerah sekitarnya.
Baca juga: Perubahan Iklim dan Bencana, Bagaimana Hubungannya ?
Bagaimana menurut sobat DC, dengan 3 cara meminimalisirnya ini seharusnya bisa mulai dicoba untuk diterapkan di area-area urban yang padat akan penduduk.
Penulis: Kori Saefatun
Editor: Nugrah