Topan Ragasa, Bencana yang Menghantam Asia Timur

Ilustrasi Topan Ragasa, Foto: dailymail
Ekspedisi Jawadwipa

Beberapa waktu terakhir kawasan Asia Timur seperti Filipina, Taiwan, Hongkong dan China Selatan diguncang oleh bencana alam besar berupa Topan Ragasa. Fenomena ini menjadi sorotan internasional karena dampaknya yang meluas, mulai dari kerusakan infrastruktur, terhambatnya aktivitas ekonomi, hingga menimbulkan korban jiwa. Topan Ragasa sendiri bukan sekadar badai biasa, melainkan bagian dari siklus cuaca ekstrem.

Topan Ragasa yang terjadi pada pekan ketiga September 2025 di Samudra Pasifik, sempat meningkat statusnya menjadi super topan kategori 5 dengan kecepatan angin lebih dari 260 km/jam. Badai dahsyat ini pertama kali menghantam Filipina pada Senin, 22 September 2025, membawa angin kencang dan hujan lebat yang menyebabkan banjir serta longsor di sejumlah wilayah.

Topan Ragasa, Bencana yang Menghantam Asia Timur

topan ragasa
Kerusakan Akibat Topan Ragasa di Filipina, Foto: AP/Justine Mark Pillie Fajardo

Setelah itu Ragasa bergerak ke arah utara dan berdampak pada Taiwan, Hong Kong, serta pesisir selatan Cina pada Selasa, 23 September 2025. Meski kekuatannya sedikit berkurang, badai ini tetap menimbulkan gelombang tinggi, kerusakan infrastruktur, dan mengganggu aktivitas transportasi udara maupun laut.

Memasuki Rabu, 24 September 2025, intensitas Ragasa menurun menjadi topan parah kategori 3–4, namun masih berpotensi merusak. Badai bergerak ke arah barat dan mencapai pesisir Vietnam pada Kamis, 25 September 2025, dengan membawa hujan deras dan ancaman banjir bandang.

Wilayah Filipina dan Sebagian wilayah Asia Timur adalah sebuah wilayah yang sering dilanda topan dikarenakan lokasinya yang berada di Sabuk Topan Pasifik, sebuah wilayah di Pasifik tempat hampir sepertiga siklon tropis dunia terbentuk. Jadi sebenarnya tidak mengherankan siklus ini terjadi.

Topan Ragasa adalah siklon tropis super kuat yang melanda kawasan Asia Timur pada tahun 2025. Badai ini tercatat sebagai super typhoon pertama dalam musim badai Pasifik Barat 2025, dengan kekuatan angin puncak mencapai 270 km/jam serta tekanan pusat minimum sekitar 905 mb. Intensitas tersebut menempatkan Ragasa sebagai salah satu badai paling ganas dalam dekade terakhir.

topan ragasa
Terjangan Topan Ragasa di Hongkong, Foto: Istimewa

Di Taiwan sendiri topan ini memakan sekitar 17 korban jiwa dan ratusan jiwa lain hilang. Topan ini juga menimbulkan bencana lain seperti banjir dan tanah longsor.

Berbagai wilayah di negara-negara yang kemarin diperkirakan dilalui topan tersebut melakukan evakuasi dan mengungsi,  sebelumnya warga China di Kota Shenzhen juga dilaporkan banyak bersiap untuk menghadapi topan ini dengan memborong belanjaan di supermarket seperti membeli buah-buahan, sayur serta jenis makanan lainnya.

Sementara itu di Indonesia, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada 22 September 2025 melaporkan bahwa siklon tropis Ragasa memberikan memang tidak berdampak langsung terhadap kondisi cuaca di Indonesia. Namun BMKG mengingatkan adanya potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayah, terutama Maluku, Papua, dan Sulawesi. BMKG juga memperingatkan potensi gelombang tinggi di beberapa perairan, meliputi Laut Natuna, Laut Maluku, Laut Banda, hingga Samudra Pasifik utara Papua.

Baca juga: Angin Lesus, Serat Centhini dan Potensi Bencana

Meskipun begitu, bagi WNI yang tinggal di negara-negara tersebut harus tetap waspada dan mengikuti setiap kondisi cuaca wilayah setempat.(Kori/Nugrah)