Tanah Longsor Cilacap, Menimbun Puluhan Warga

Tim Polresta Cilacap Membantu pencarian korban tanah longsor, Foto: dok. polresta cilacap
Ekspedisi Jawadwipa

Tanah longsor yang terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi sebelumnya sejak Sabtu hingga Selasa 8-11 November 2025. Hingga pada Kamis malam, 13 November 2025, bencana hidrometeorologi kembali terjadi di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Longsor terjadi sekitar pukul 21.00 setelah hujan deras, dengan intensitas tinggi mengguyur kawasan tersebut, dengan kondisi tanah yang tidak stabil. Material longsor menimbun dan menyebabkan penurunan tanah sedalam dua meter, serta retakan sepanjang 25 meter. Ada dua dusun yang terdampak yaitu, Tarukahan dan Cibuyut.

Tanah Longsor Cilacap, Menimbun Puluhan Warga

longsor
Tim SAR Melakukan pencarian korban bencana, Foto: Dok. BNPB

Belasan rumah tertimbun, beserta 3 korban jiwa dinyatakan meninggal dan 20 orang masih dinyatakan hilang sehingga masih dalam proses pencarian. Beberapa rumah juga masih dinyatakan rawan terjadi pergerakan tanah dan tidak aman, berdasarkan pendataan sementara yang dilakukan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), tanah longsor tersebut merusak 12 rumah serta mengancam 16 rumah. 

Sejak kejadian bencana tanah longsor ini, tim evakuasi sudah bersiap dan melakukan proses pencarian dan evakuasi untuk mencari korban yang hilang, tim search and rescue (SAR) gabungan terdiri dari 512 personel dari lintas sektor antara lain dari Basarnas, BPBD, TNI, POLRI, dan para relawan MDMC, SAR MTA, SIAGA BENCANA Ciamis, Serayu Rescue, Tagana, Pemuda Pancasila, Redkar, FPRB Cijati, BAZNAS Tanggap Bencana. 

Selain itu masyarakat yang berada di daerah rawan bencana juga dianjurkan untuk mengungsi karena kondisi tanah yang labil dan masih rawan bergerak, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Budi Setyawan.

longsor
Pencarian korban bencana dengan alat berat, Foto: Dok. BNPB

“Warga di zona rawan telah dievakuasi. Tanah masih bergerak di sejumlah titik sehingga kami meminta warga menjauhi area dan mengikuti arahan petugas,” kata Budi.

Baca juga: Longsor di Sudan, Menimbun 1000 Orang

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, wilayah terdampak tanah longsor  merupakan zona dalam perkiraan terjadinya gerakan tanah menengah. Gerakan tanah bisa terjadi pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan, salah satunya intensitas hujan yang tinggi.

Gerakan tanah lama dapat aktif kembali akibat curah hujan yang tinggi dan erosi kuat,” kata Wafid dalam keterangannya, Bandung, Sabtu (15/11/2025). Dilansir dari Liputan 6.(Kori/Nugrah)