Pulau-pulau Kecil, Bagaimana Siaga Bencananya ?

ilustrasi peta Indonesia, Foto: istockphoto/yorkfoto
Ekspedisi Jawadwipa

Indonesia dikenal sebagai negeri kepulauan dengan lebih dari 17.000 gugusan pulau baik pulau kecil ataupun pulau besar yang membentang dari Sabang hingga Merauke. Sebagian besar diantaranya merupakan pulau-pulau yang tersebar di perairan luas bahkan jauh dari jangkauan.

Secara geografis Pulau-pulau ini mengalami kerentanan yang lebih tinggi daripada pulau-pulau besar di Indonesia, selain karena aksesibilitas yang cukup bergantung pada laut, potensi kebencanaan seperti gempa bumi, tsunami, badai, krisis iklim serta bencana-bencana lain dapat meluluh lantahkan Pulau kecil dalam sekali hentakan, proses jangka panjangnya juga berdampak karena ketika Pulau kecil sudah terjadi bencana maka bantuan dan logistik akan lebih berseok dan bahkan bisa lebih lambat datang daripada pulau dengan jangkauan yang dekat.

Siaga Bencana di Pulau-pulau Kecil

pulau kecil
Salah satu pulau kecil di Indonesia, Foto: google maps

Maka dari itu pemerintah Indonesia secara khusus mengeluarkan PP No. 64 tahun 2010 yang mengatur tentang Mitigasi Bencana Di Wilayah Pesisir Dan Pulau Pulau Kecil. Langkah yang cukup strategis dari pemerintah Indonesia yang menyadari bahwa semua kepulauan Indonesia terutama Pulau kecil yang cukup rentan terhadap bencana untuk melindunginya. 

Secara definitif Pulau Kecil diartikan sebagai pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km2 (dua ribu kilometer persegi) beserta kesatuan ekosistemnya Merujuk pada pengertian tersebut Pulau Sangihe yang luas daratannya 736,98 km2 merupakan salah satu bagian pulau kecil di Indonesia.

Pulau Sangihe sebagai Pulau kecil yang diapit oleh Pulau Sulawesi dan Daratan Filipina, bukan hanya mempunyai ekosistem daratan dan lautan yang.kaya tetapi punya kerentanan tinggi juga terhadap bencana alam. Sebab di Pulau Sangihe terdapat dua gunung aktif yang berada di daratan dan lautan wilayah Sangihe, yaitu gunung Awu yang berada di ketinggian 1.320 MDPL dan Gunung Api Kawio Barat yang ketinggiannya dari dasar laut Sangihe hingga puncaknya mencapai 3.200 meter. Potensi-potensi bencana inilah yang siap meluluhlantakkan Pulau kecil seperti Sangihe saat terjadinya bencana.

Dalam riwayatnya Pulau Sangihe sering kali mengalami gempa, biasanya ini kerap dibarengi juga kegempaan di Pulau Talaud, sebuah pulau dekat dengan perairan Sangihe. Dalam catatan BMKG gempa pernah terjadi di tahun 1936, 1983, 2009, 2023 kemudian 2024 dengan skala yang berbeda-beda.

Namun dalam arsip koran lama yang terbit tahun 1948 menunjukan adanya jejak kegempaan juga di tahun tersebut yang cukup merusak, tepatnya terjadi pada 21 Juni 1948. Koran yang berjudul “Gempa bumi menyebabkan kerusakan senilai ratusan ribu euro” tersebut menginformasikan bahwa gempa tersebut merusak bangunan-bangunan di Sangihe secara luas meskipun dalam arsip-arsip tersebut tidak ada terlapor korban. 

pulau kecil
Foto pulau Sangihe, Foto: Government of Sangihe Islands Regency

Jarak Pulau Sangihe yang jauh dari pusat provinsi induknya, Sulawesi Utara, kerap menjadi tantangan tersendiri dalam respons bencana. Pada kejadian gempa 1948, bantuan datang dari Kota Makassar yang secara cepat membentuk komite penanganan darurat berbasis lokal. Langkah ini menunjukkan bahwa inisiatif tanggap darurat sering kali datang dari solidaritas regional, bukan hanya dari pusat.

Baca juga: Siap Hadapi Megathrust, Kenali Kondisi Laut Mentawai

Pulau-pulau kecil seperti Sangihe adalah cerminan dari urgensi sistem mitigasi bencana yang sudah seharusnya bergerak secara inklusif dan cepat. Kesiapsiagaan dan ketangguhan komunitas lokal menjadi kunci bertahan dari bencana yang nyaris tak terduga.(Kori/Nugrah)