Menjadi Langganan Banjir, Stasiun Tawang Harus Mampu Hadapi Bencana Hidrometeorologi

Banjir di Stasiun Tawang, Foto: sejarahsemarang.wordpress.com
Ekspedisi Jawadwipa

Ikon sekaligus arus utama transportasi Kota Semarang, Stasiun Tawang mempunyai peran penting kelangsungan berbagai sektor perekonomian. Tujuan mobilisasi untuk mengakses area Semarang dan sekitarnya, Stasiun Tawang menjadi titik utama setiap perjalanan di Ibukota Provinsi Jawa Tengah.

Stasiun Kereta yang cukup tua dibangun pada tahun 1864 bersamaan dengan pembuatan jalan kereta api antara Semarang-Yogyakarta, oleh Perusahaan Kereta Api Swasta Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dibawah pimpinan Ir.JP-de Bordes.

Menjadi Langganan Banjir, Stasiun Tawang Harus Mampu Hadapi Bencana Hidrometeorologi

stasiun tawang
Stasiun Tawang, Kota Semarang, Jawa Tengah, sekitar tahun 1910-1920. (Website—heritage.kai.id)

Meskipun punya nilai historis yang kuat, Stasiun Tawang juga hidup bersama historis kebencanaannya. Banjir hampir tiap tahun menggenangi area transportasi darat tersebut. Hal ini terjadi karena stasiun kereta ini dibangun diatas tanah area rawa dengan kontur tanah yang labil. Selain itu cuaca ekstrem yang melanda Kota Semarang memperburuk kondisi Stasiun Tawang setiap tahunnya.

Kondisi ini sudah disadari Pemerintah Belanda yang menduduki Semarang kala awal dibangunnya Stasiun ini hingga langkah awal yang dilakukan adalah pihak jawatan kereta api Belanda memutuskan untuk memisahkan antara stasiun barang dan stasiun penumpang.

Dilansir dari Detik.com di Ferbruari 2021, banjir yang menggenangi Stasiun Tawang menyebabkan harus terhentinya operasi pelayanan penumpang jarak jauh, di 23 Februari akses jalan masuk menuju stasiun hingga pukul 13.00 WIB masih digenangi air dengan kedalaman mencapai lutut orang dewasa.  Pada tahun 2022 banjir muncul dari akhir Desember, karena kejadian tersebut ada dua titik jalur yang tidak bisa dilalui perjalanan kereta api.

Pertama di petak jalan Semarang Tawang-Alastua Kota Semarang karena ada genangan air setinggi 12 sentimeter di atas kop rel. Kemudian petak jalan Kaliwungu-Kalibodri Kabupaten Kendal karena Sungai Waridin meluap mengakibatkan gogosan pada jalur rel KA di wilayah tersebut. Kejadian banjir juga mendatangi kembali pada bulan Januari 2023. Penumpang kereta api yang seharusnya naik atau turun di Stasiun Semarang Tawang, dialihkan ke Stasiun Semarang Poncol.

Baca juga: Antara Hutan dan Banjir Kalimantan Selatan

Dalam kurun 5 tahun terakhir, banjir di Stasiun Tawang juga tak kunjung tertangani meskipun pemerintah daerah telah melaksanakan berbagai inisiatif untuk memompa air di daerah yang terendam banjir ataupun merekayasa cuaca. 

Terhitung setiap bulan bencana hidrometeorologi datang antara Desember-Februari, pemerintah Kota Semarang dan Stasiun Kereta Api Tawang harus siaga dan mempersiapkan berbagai skema, untuk memperlancar kegiatan di stasiun sekaligus memperkecil kerugian.

Penulis : Korisaefatun

Editor: Nugrah Aryatama

Sumber:

https://travel.kompas.com/read/2023/01/01/211950227/banjir-aktivitas-naik-turun-penumpang-di-stasiun-semarang-tawang-ditiadakan

https://www.tempo.co/politik/banjir-genangi-stasiun-semarang-tawang-234270

https://regional.kompas.com/read/2021/02/24/14521551/stasiun-semarang-tawang-masih-banjir-belum-bisa-layani-penumpang

https://www.tempo.co/hiburan/stasiun-tawang-semarang-langganan-banjir-begini-sejarah-pendiriannya-233689