Melihat Simulasi Pemanfaatan Teknologi Internet Dalam Penanggulangan Bencana

simulasi
Proses Simulasi tanggap bencana berbasis internet, Foto: Atep Maulana
Ekspedisi Jawadwipa

Dalam simulasi tanggap bencana yang di awali dengan bunyi sirene peringatan terjadinya bencana gempa bumi disertai longsor, para warga di Desa Sukamaju dusun Pasir kandel dikumpulkan dalam satu tenda titik kumpul. Beberapa kelompok rentan menjadi prioritas evakuasi dalam kejadian ini, ratusan warga diungsikan ke Posko Tanggap darurat bencana dengan ditambah puluhan korban luka luka bahkan ada yang meninggal dunia.

Disisi lain dampak bencana gempa tersebut mengakibatkan aliran listrik dan internet terputus sehingga akses saluran informasi terhambat untuk melaporkan kondisi dan situasi terkini dampak bencana gempa dan longsor tersebut.

Melihat Simulasi Pemanfaatan Teknologi Internet Dalam Penanggulangan Bencana

Namun para relawan di desa tersebut yang tergabung dalam Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) tidak habis akal dan tidak tinggal diam secara sigap melakukan pemasangan instalasi alat jaringan internel berbasis satelit yang sudah tersedia sebelumnya melalui dukungan program.

Inisiatif ini dilakukan untuk untuk mengoptimalkan internet sebagai jalur komunikasi untuk mengabarkan dan menginformasikan kondisi yang terjadi sehingga bantuan cepat datang dan tersalurkan dan mempercepet proses penanganan evakuasi korban.

simulasi
Pemasangan Instalasi Internet Setelit di lokasi Rawan Bencana dan Blankspot, Foto: Atep Maulana

Namun kejadian ini bukan sebenarnya, melainkan rangkaian skenario dalam simulasi saat tanggap darurat bencana gempa bumi dan longsor yang terjadi di Desa Sukamaju Kecamatan Nyalindung.

“Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Program ketangguhan bencana masyarakat berbasis teknologi Internet di dua Desa percontohan melalui dukungan Atma Connect dan Internet Society Foundation (ISF),” ujar Ketua PMI Kabupaten Sukabumi dr. Hondo Suwito

Hondo mengatakan, dalam pelaksanaan kegiatan ini pihaknya menggandeng semua pihak diantaranya BPBD,unsur forkopimcam seperti Pihak Kecamatan, Koramil, Polsek Nyalindung, pihak Desa, relawan SIBAT, serta unsur lainnya dari keterwakilan di masyarakat.

simulasi
Kegiatan TTX dan FGD terkait SOP Tanggap Darurat Bencana di level Desa, Foto: Atep Maulana

Ditambahkannya, bahwa simulasi bencana perlu dan penting dilakukan di daerah-daerah rawan bencana. Kegiatan ini sebagai salah satu bentuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bahaya bencana, khususnya menghadapi potensi yang saat ini lagi ramai terkait potensi gempa bumi megathrust.

“Kegiatan simulasi ini bertujuan untuk menguji sejauhmana kesiapan semua unsur terutama dalam menguji SOP tanggap darurat bencana di level masyarakat Desa,”terang Hondo

Sementara itu Field Director Atma Connect Alfan Kasdar mengatakan, pelaksanaan kegiatan ini merupakan tindaklanjut sebelumya, dimana sudah disusun panduan SOP tanggap darurat bencana dengan melibatkan seluruh pihak secara partisipatif.

Baca juga: Pentingnya Retrofitting jadi Tema Webinar PMI Sebagai Rangkaian Bulan PRB dan 20 Tahun Tsunami Aceh

Alfan berharap,melalui kegiatan simulasi ini adanya koordinasi semua pihak, terutama bagaimana peran, tugas pokok dan fungsi masing masing komponen di level desa pada saat terjadi bencana, terutama bagaimana peran dan pendekatan teknologi internet ini dalam upaya mendukung proses manajemen bencana yang sangat penting dibutuhkan.

“Dalam pelaksanaannya dilakukan melalui dua skenario kegiatan yang terdiri dari latihan meja atau gladi ruangan (TTX), serta drill gladi simulasi lapangan,”kata Alfan

simulasi
Proses Evakuasi Korban darurat dalam Simulasi Tanggap darurat Bencana, Foto: Atep Maulana

labih jauh dikatakannya, dalam Simulasi ini juga dengan didampingi oleh fasilitator dari BPBD Kabupaten Sukabumi. Harapannya nanti dari simulasi ini para pihak yang terlibat di Desa bisa saling berkoordinasi mengerti akan tupoksinya sesuai dengan SOP yang dibuat. Sehingga para petugas mampu memobilisasi dan memberdayakan kapasitas masyarakat dalam hal tanggap darurat bencana.

Sementara itu, Kepala Desa Sukamaju, Aas Suganda menambahkan, pihaknya mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak PMI Kabupaten Sukabumi dan Atma Connect yang telah menjadikan wilayahnya sebagai lokus atau pilot project program ini. Diakuinya wilayah desa sukamaju ini memang bisa dikategorikan dengan potensi risiko bencananya tinggi terlebih belum tersentuh atau tercover sinyal komunikasi (Blank spot).

“Melalui kegiatan simulasi bencana ini, kita jadi mengetahui alur komunikasi dan koordinasi yang harus dilakukan pada saat terjadi tanggap darurat bencana, walaupun kita semua berharap tidak terjadi bencana,”pungkas Aas

Kontributor: Atep Maulana

Editor: Nugrah Aryatama