International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) berkolaborasi menyelenggarakan kegiatan ASEAN Semiloka 2023 dengan bertajuk “Peran Organisasi Masyarakat Sipil dalam Keketuaan ASEAN 2023” yang diselenggarakan selama dua hari dari tanggal 14-15 Maret disalahsatu hotel di Jakarta Selatan.
Kegiatan Semiloka ini diselenggarakan untuk berbagi pandangan dari para pihak mengenai pentingnya peranan masyarakat sipil dalam mensukseskan agenda kegiatan ini.
Kegiatan diinisiasi bertepatan dengan Keketuaan Indonesia di kegiatan ini. Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 mengambil tema ‘ASEAN Matters: The Epicentrum of Growth’.
Masyarakat sipil berharap ASEAN semakin relevan bagi masyarakat, serta semakin relevan bagi Kawasan khususnya Indo Pasifik dan dunia. Sebagai aktor pembangunan, peran masyarakat sipil penting untuk memastikan pertumbuhan ASEAN bisa dinikmati oleh semua khususnya masyarakat Asia Tenggara.
Pentingnya Peran Ormas Sipil dalam Mendorong ASEAN yang Inklusif
Dalam kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah lembaga diantaranya Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPPUK), Kalyanamitra, Oxfam di Indonesia, Asosiasi LBH APIK Indonesia, Perkumpulan Prakarsa, Dompet Dhuafa (DD), Transparency International Indonesia (TI-I), Human Initiative (HI), dan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP).
Menurut Listyowati, Ketua Kalyanamitra menyebutkan, Organisasi Masyarakat Sipil harus tetap mengambil ruang-ruang yang ada, untuk menyuarakan dan memastikan isu-isu hak asasi manusia dan demokrasi menjadi concern organisasi memalui agenda masyarakat sipil
Sementara itu, Khotimun Sutanti Koordinator Pelaksana Harian Asosiasi LBH APIK menegaskan Untuk mewujudkan komitmen Open Government, Pemerintah perlu lebih akomodatif menyediakan mekanisme resmi bagi masyarakat sipil untuk menyampaikan aspirasinya pada konteks kebijakan , terutama pada isu kelompok yang rentan terdampak kebijakan pembangunan
“Mekanisme ini penting untuk menyuarakan kepentingan masyarakat dalam agenda-agenda pembahasan dalam kegiatan. Selain itu, pelibatan organisasi masyarakat sipil juga penting untuk memastikan suara masyarakat – khususnya perempuan dan kelompok rentan -didengar oleh pengambil kebijakan di ASEAN,” terangnya
Baca juga: Private Sector Leaders Forum 2022, Aksi dan Kolaborasi DRR untuk Ketangguhan Sosial dan Ekonomi
Dalam pelaksaaanya, kegiatan ini menghasilan enam agenda yang dibahas diantaranya, transisi energi yang berkeadilan dan adil gender, kerja perawatan yang berkeadilan gender, penghapusan kekerasan berbasis gender, bisnis yang Inklusif dan Bertanggung Jawab, kepemimpinan lokal untuk aksi kemanusiaan, dan perpajakan yang adil. Diharapkan keenam isu yang didiskusikan dalam Semiloka ini menjadi agenda prioritas di ASEAN.
Semiloka selain menghadirkan masyarakat sipil yang bekerja di berbagai bidang seperti kesetaraan gender, Keuangan yang berkelanjutan, dan keberlanjutan lingkungan dari berbagai negara, juga menghadirkan para pembicara dari para pihak seperti pemerintah, sektor swasta, media, dan Lembaga kajian.
Kontributor: Atep Maulana
Editor: Nugrah Aryatama