Mardiyah, Perawat Muda dalam Penanganan Bencana

Ekspedisi Jawadwipa

Mardiyah merupakan perawat muda dan juga salah satu mahasiswa strata satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mulai berkecimpung dalam dunia kebencanaan menjadi tantangan sekaligus keseruan bagi Mardiyah. Mengambil program studi keperawatan menjadi bekal ia untuk dapat menolong serta membantu korban bencana untuk pulih lebih cepat dan memastikan tidak ada kondisi kesehatan yang serius.

Dalam undang-undang nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan profesi ini ialah ia yang bertugas memberikan asuhan pada individu, keluarga, juga kelompok karena sakit, injury dan penuaan. Perawat didefinisikan sebagai orang yang siap siaga hingga pasien dalam keadaan benar-benar pulih. Seorang perawat setidaknya berperan sebagai care provider, manager and community leader, educator, advocate, juga researcher. 

Mardiyah, Perawat Muda dalam Penanganan Bencana

Salah satu organisasi peminatan keilmuan (OPK) yang mewadahi para calon perawat untuk mengasah skill mahasiswa sebelum masuk dunia keperawatan yang sesungguhnya adalah DENTA (Disaster and Emergency Nursing Team) yang ada di UIN Jakarta. Seperti namanya organisasi ini fokus pada bidang kegawatdaruratan, kebencanaan dan kemanusiaan. Mardiyah bergabung didalamnya semenjak tahun ajaran perkuliahan 2022/2023.

Dalam pengalaman terjun langsungnya merawat korban bencana, Mardiyah pernah ditempatkan saat terjadinya longsor di Sukabumi, Banjir yang terjadi di Jabodetabek serta kebakaran di daerah Pondok Pinang. Salah satu pengalaman yang paling tidak terlupakan baginya adalah ketika mereka melihat langsung bagaimana para korban berjuang untuk bangkit di tengah keterbatasan.

perawat
Mardiyah saat terjun langsung dilokasi bencana kebakaran di Pondok Pinang, Foto: Kori

Dalam penanganan bencana, Mardiyah menghadapi beberapa tantangan, termasuk keterbatasan fasilitas dan sumber daya. Namun, organisasi DENTA tetap harus berkomitmen untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada korban.

“Kami tidak hanya memberikan bantuan medis, tetapi juga dukungan psikologis kepada korban, kami merasa bahwa kami harus melakukan sesuatu untuk membantu mereka mengatasi trauma yang mereka alami.” Ujar Mardiyah.

para petugas kesehatan juga mempunyai peran penting dalam penanganan bencana, mereka tidak hanya memberikan bantuan medis, tetapi juga dukungan psikologis kepada korban. DENTA telah menangani berbagai kasus, termasuk luka ringan, cedera serius, dehidrasi, kelelahan ekstrim, serta penularan penyakit infeksi dan trauma psikologis.

Baca juga: Potret Pemimpin Perempuan dalam Penanggulangan Bencana

Sebagai Relawan muda tekanan psikologis dialami juga oleh para relawan keperawatan, menurut Mardiyah, “Saat turun ke lokasi bencana, ada beberapa kendala psikologis yang saya alami. Salah satunya adalah rasa sedih dan empati yang mendalam ketika melihat langsung penderitaan para korban”.

Menjadi relawan dalam merawat korban bencana tentu mempunyai suka dukanya tersendiri, banyak tantangan sekaligus pengalaman tak terlupakan bagi perawat muda, ini bisa menjadi pengalaman berharga, banyak bencana yang membutuhkan pertolongan mulai dari luka fisik bahkan psikologis. Ini ditujukan agar para korban bencana dapat pulih dengan cepat.

Penulis: Kori Saefatun

Editor: Nugrah