Hikayat TBC di Berbagai Negara

Ekspedisi Jawadwipa

Tuberkulosis atau yang biasa disebut TB/TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam paru-paru dan mengakibatkan pengidapnya mengalami sesak napas disertai batuk kronis. Selain covid-19 sebagai pandemi paling mematikan antara tahun 2019-2021, TBC merupakan penyakit yang paling mematikan, Indonesia sendiri berada di urutan kedua penderita TBC terbanyak.

Dalam konteks global WHO menemukan, jumlah penderita TBC di seluruh dunia mencapai 10,6 juta orang pada tahun 2022. Angka tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yakni sebanyak 10,3 juta orang di tahun 2021. Mengapa TBC menjadi penyakit yang mematikan karena penularannya yang sangat mudah lewat droplet, cairan yang ada pada hidung, ludah atau liur. Selain itu penanganannya yang lambat atau tidak mudah terdeteksi juga menjadi tantangan tersendiri hingga penyakit ini mudah menjangkit bagi yang imun tubuhnya lemah.

tbc

Hikayat TBC di berbagai negara

Penyakit TBC bukan penyakit yang baru saja dialami masyarakat dunia, banyak kisah atau cerita mengenai peninggalan lama yang konon berkaitannya manusia yang terjangkit penyakit TBC. Di Mesir, Mumi yang berasal dari tahun 2400 SM, menunjukkan adanya kelainan tulang yang khas pada tuberkulosis. Selain itu dalam ekspedisi Museum Universitas Pennsylvania, yang dipimpin oleh Dr. Lanny Bell, telah mempelajari sekelompok makam di situs Mesir Hulu yang dikenal dengan nama kota Arab di atasnya, Dra Abu el-Naga, menemukan bahwa mumi anak kecil disana yang mati semenjak tahun 1290, kasus tuberkulosis yang terdokumentasi lengkap pada mumi seorang anak Mesir tersebut menduga bahwa evolusi tuberkulosis manusia dari sapi terjadi di Lembah Nil 5.000 tahun yang lalu. 

Dokumen tertulis lain yang berhubungan dengan tuberkulosis (TB) memiliki keterkaitan dengan bahasa Ibrani. Kata Ibrani kuno schachepheth digunakan dalam kitab Ulangan dan Imamat dalam Alkitab untuk menggambarkan penyakit TBC. Sedangkan di Yunani Kuno, TBC dikenal luas dan disebut dengan Phthisis. Phthisis digambarkan sebagai penyakit yang mematikan terutama bagi orang dewasa muda.

Selain itu di Indonesia sendiri penyakit pada sistem pernapasan dimasa lalu, ditemukan juga di relief Candi Borobudur. Dilansir dari Tempo, menurut de Langen dan van Joost, dugaan tertua tentang penyakit ini di Indonesia berupa gambaran relief yang terdapat pada Candi Borobudur. Relief itu menggambarkan penderita tuberkulosis, yang menunjukkan bahwa tuberkulosis telah ada di antara mereka pada saat Candi Borobudur dibangun. Di Candi relief tersebut menunjukan bahwa seorang pria dengan tanda atau ciri mengidap penyakit TBC tertentu.

Baca juga: Mengenal Virus HMPV, Dulu dan Sekarang

Meskipun angka penderita penyakit ini yang masih sangat tinggi di berbagai belahan dunia, namun penangananya juga masih masif dilakukan didukung oleh kebijakan global WHO (World Health Organization) dan dalam SDGs.

Penulis: Kori Saefatun

Editor: Nugrah Aryatama

Sumber: