Ekspedisi Mamberamo, Menjelajah Pedalaman Papua Awal Abad ke-20

Danau Rombebai, Foto: Oleh Ministry of Environment and Forestry of Indonesia Government of Papua
Ekspedisi Jawadwipa

Ekspedisi Mamberamo merupakan salah satu dari banyak ekspedisi yang pernah dilakukan di tanah Papua. Salah satu ekspedisi atau perjalanan yang terkenal baru-baru ini dilakukan, adalah Ekspedisi Atap Negeri yang dilakukan oleh penyanyi, Fiersa Besari yang melakukan perjalanan menuju puncak Puncak Jaya di Pegunungan Jayawijaya, Papua.

Upaya perjalanan atau ekspedisi memotivasi banyak orang untuk mengikuti hal serupa. Dalam ekspedisi Fiersa menjelajahi puncak tinggi Indonesia, ternyata menyimpan banyak cerita terutama mengenai meninggalnya 2 sosok pendaki yang turut mendaki dalam momen yang sama. Cerita ini tentu bukan hal yang mengejutkan sebenarnya, mengingat terjal dan curamnya Pegunungan Papua serta ganasnya  cuaca yang menerjang kala itu, keistimewaan alam Papua sering masih menjadi misteri hingga berbondong-bondong manusia ingin menyingkapnya.

Selain Ekspedisi Atap Negeri, penjelajahan tanah Indonesia termasuk tanah Papua yang terkenal pada abad ini adalah Ekspedisi Indonesia Baru yang dipimpin oleh Dandhy Laksono, yang menggali alam Papua serta kearifan lokal di dalamnya.

Berbagai kesulitan juga diabadikan keduanya, melalui channel youtube yang dapat dilihat oleh publik setelah melalui pemrosesan editing, lalu sebenarnya bagaimana Ekspedisi yang dilakukan oleh para penjelajah terdahulu terutama ilmuwan Belanda yang penasaran pada alam Papua, di kisaran awal abad 20 di Tanah Papua?

Latar Belakang Ekspedisi Mamberamo

ekspedisi mamberamo
Pemandangan Distrik Kelila, Foto: id.wikipedia.org

Ekspedisi di tahun 1920 yang disebut sebagai ekspedisi Mamberamo, bertujuan untuk mengumpulkan data tentang Botani di daerah Papua yang kemudian diserahkan kepada Herbarium Kebun Raya di Bogor, ekspedisi ini dilakukan pada tahun 1920-1922 yang awalnya dipimpin oleh A. J.A Overeem.

Bukan tanpa referensi ekspedisi ini dilakukan, berdasarkan referensi pengalaman sebelumnya yang dilakukan pada rentang tahun 1884, 1900, 1906 dan 1909.

Dalam perjalanan menjelajah tanah Papua untuk kepentingan eksplorasi botani atau tanaman lokal Papua, setidaknya ada beberapa hal yang bisa dirangkum dalam Buku “Fragmenta Papuana” yang dikumpulkan oleh Dr. H. J. Lam seorang Asisten Herbarium Kebun Raya di Bogor, ia merangkum semua perjalanan di tanah Papua, adapun berikut beberapa detail perjalanan terkait Ekspedisi Mamberamo:

  1. Tim Perjalanan

Detail perjalanan yang dilakukan oleh Overaam dan Kremeer dicatat secara rutin tiap harinya, selama Januari 1920 hingga Januari 1922, pergantian kepemimpinan ekspedisi dari Overam ke Kremeer disebabkan kontrak telah berakhir sehingga perlu mengganti dengan tim baru.

  1. Metode Pengukuran

Dalam rangka penelitian meteorologi selama Ekspedisi Papua Nugini Tengah 1920-1921, tim ekspedisi menerima pinjaman satu set higrometer dari Observatorium Magnetik dan Meteorologi Kerajaan di Weltevreden. Alat ini terdiri dari dua termometer, salah satunya dilengkapi dengan bola basah untuk mengukur kelembaban udara.  

Pengukuran dilakukan dengan cara membungkus bola merkuri dengan kain katun yang ujungnya dicelupkan ke dalam air. Data yang diperoleh kemudian dikoreksi sesuai dengan daftar pengukuran dan dianalisis menggunakan tabel Neumayer untuk menentukan kelembaban relatif udara. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih lanjut mengenai kondisi cuaca di wilayah terpencil tersebut.

Selain itu selama Ekspedisi ini tim peneliti juga menggunakan barometer aneroid (No. 9582) yang dipinjam dari Observatorium Meteorologi Kerajaan di Weltevreden. Alat ini digunakan terutama untuk mengukur ketinggian di berbagai lokasi ekspedisi.  

Beberapa kali, pengukuran barometer dikontrol dengan alat pengukur titik didih untuk memastikan akurasi data. Semua nilai yang diperoleh telah dikoreksi sesuai prosedur standar, dengan hasil akhir yang dibulatkan ke dalam satuan milimeter untuk barometer dan kelipatan lima untuk suhu. Data ini berperan penting dalam memahami kondisi atmosfer di wilayah yang dieksplorasi.

Baca juga: Jejak Sejarah Gempa di Desa Prunggahan, Tuban

Dalam Ekspedisi Mamberamo ini banyak keseruan yang ditemukan oleh para penjelajah tentang alam, orang lokal suku Papua yang terangkum dalam “Fragmenta Papuana”, termasuk didalamnya pengalaman gempa yang pernah dirasakan, karena biasanya ekspedisi akan menyimpan berbagai cerita, jadi stay tune ya Sobat DC, untuk tau lebih lanjut Ekspedisi Mamberamo yang dilakukan awal abad ke-20.

Penulis: Kori Saefatun

Editor: Nugrah