Banjarnegara dan Kisah Gempanya

banjarnegara
Alun-alun Kabupaten Banjarnegara. Jateng. Sumber: Instagram/@vithoekky1208
Ekspedisi Jawadwipa

Menghabiskan waktu berlibur kala musim panas di tempat yang dingin terasa begitu nikmat. Banjarnegara menjadi destinasi Selain kawasan puncak di Bogor, dataran tinggi yang tak kalah menjadi primadona wisatawan adalah dataran tinggi Dieng. Awan tipis tertata apik di latar langit biru, kabut samar dengan limpahan matahari pagi dikelilingi gunung-gunung yang menjulang tinggi seolah menghipnotis pagi. Tapi, ini semua pernah sirna lantaran ada bencana yang terjadi silih berganti. Hal yang lebih mengejutkan dan tak terduga adalah daerah ini pernah diguncang beberapa kali gempa.

Dataran tinggi Dieng terletak di dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Mengutip laman pvmbg, Kabupaten Banjarnegara merupakan daerah yang rawan gempa bumi, yang sumbernya berasal dari sesar aktif di darat. Sebaran sesar aktif ini belum teridentifikasi dan terpetakan dengan baik, namun diperkirakan terdapat di daerah Kalibening hingga Wanayasa. Banjarnegara sendiri paling tidak sudah dua kali digoncang gempa bumi, yakni pada 19 April 2013 dengan magnitudo M 4,8 dan di 2018 dengan kekuatan M4,4. Kedua pusat gempa tersebut terletak di darat dengan kedalaman masing-masing 10 dan 4 meter.

Banjarnegara dan Kisah Gempanya

banjarnegara
Kawah Sikidang, Dieng, Sumber: Dok. Shutterstock/Akhmad Dody Firmansyah

Sembilan tahun lalu, tepatnya pada Jumat, 19 April 2013, tak ada yang menyangka tanah di bawah negeri atas awan ini berguncang. Gempa mengguncang kawasan Kawah Timbang di Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Pusat gempa berada di 7,29 Lintang Selatan dan 109,88 Bujur Timur atau 11 kilometer barat laut Wonosobo dengan magnitude 4,8 dan kedalaman 10 kilometer. 

Gempa ini termasuk gempa tektonik dan diperkirakan pusatnya berada di Desa Tanji Gugur, Kecamatan Bawang. Mengutip antara, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Ahmad Lani dari Purwokerto, menyatakan bahwa Jika melihat dari koordinat tersebut, kata dia, pusat gempa diperkirakan berada di Desa Tanji Gugur, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, dan lokasinya cukup dekat dengan Dataran Tinggi Dieng. 

Baca juga: Daerah Brebes & Sejarah Gempabumi nya

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengatakan bahwa gempa yang terjadi di Dataran Tinggi Dieng pukul 19.00–19.25 WIB terekam sebanyak 86 kali dengan amplitudo maksimum 10–100 milimeter (mm) dan lama gempa 10–70 detik. Menurut dia, gempa tersebut terasa hampir di seluruh wilayah Dataran Tinggi Dieng dengan skala MMI III–V.

Akibat dari gempa yang terjadi, sebanyak 759 warga masih mengungsi di titik-titik pengungsian yang berada di wilayah Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah. Rata-rata warga yang masih mengungsi tersebut merupakan warga yang rumahnya mengalami kerusakan akibat gempa bumi.

Selang beberapa tahun kemudian, wilayah dataran tinggi dieng kembali dikejutkan dengan gempa. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan telah terjadi pada Rabu, 18 Apri 2018 pada pukul 13.28 WIB dengan kekuatan 4,4 SR pada 7,21 Lintang Selatan dan 109,65 Bujur Timur dengan kedalaman empat kilometer. Gempa bumi tektonik tersebut terasa di Kecamatan Kalibening-Banjarnegara pada skala IV-V MMI. 

Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly dalam keterangannya pada Rabu, 18 April 2018 berkata “berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa tersebut merupakan gempa dangkal akibat aktivitas sesar lokal, dengan mekanisme kombinasi pergerakan mendatar dan naik (Oblique Thrust Fault).”

Dilihat dari kekuatan magnitudonya, memang gempa ini relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan gempa-gempa besar lainnya yang pernah terjadi di negara ini. Tetapi banyak sekali faktor yang menjadikan gempa ini begitu banyak menyebabkan kerugian, seperti kedalaman gempa, konstruksi bangunan dan faktor-faktor geologi lainnya. Dua gempa ini seolah menjadi pertanda untuk bersiap akan kedatangan gempa berikutnya yang pasti akan berulang.

Penulis: Lien Sururoh

Editor: Nugrah Aryatama

Sumber:

https://nasional.tempo.co/read/474725/gempa-dieng-warga-banjarnegara-mengungsi/full&view=ok

https://www.antaranews.com/berita/370157/bmkg-gempa-dieng-48-skala-richter

https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/minimalisir-dampak-gempa-bumi-pvmbg-gelar-sosialiasi-di-banjarnegara
https://news.detik.com/berita/d-2232147/pasca-gempa-dieng-759-warga-masih-mengungsi.

https://www.liputan6.com/regional/read/3467619/gempa-hanya-44-sr-tapi-berdampak-dahsyat-di-banjarnegara-kenapa

https://nasional.tempo.co/read/1080996/gempa-banjarnegara-bmkg-dangkal-tapi-merusak/full&view=ok