Muda-mudi sobat DC pasti kenal sekali dengan istilah Mapala yang merupakan singkatan dari mahasiswa pecinta alam di kehidupan perkuliahannya. Mahasiswa pecinta alam adalah sekumpulan mahasiswa yang aktif melakukan petualangan untuk menjelajah alam. Hutan menjadi tempat belajar dan berlatih para mapala untuk mengasah berbagai kemampuannya, dari mulai kemampuan navigasi darat sampai pada kemampuan survival.
Seringnya Mahasiswa pecinta alam menjelajah dan melakukan kegiatan di hutan membuat mereka tahu betul tentang beberapa hutan yang telah mereka jelajahi. Kali ini disasterchannel.co telah mewawancarai dua orang anggota Mapala, mereka adalah Ibrahim Dhiaulhaq Firdaus Anggota Perkumpulan Mahasiswa Pecinta Alam Institut Pertanian Bogor (Lawalata IPB) dan Mulyati anggota Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Mapalaut). Kali ini mereka akan berbagi ceritanya menganai hutan.
Apa Kata Mahasiswa Pecinta Alam Tentang Hutan?
Ibrahim sosok ramah yang hobi berpetualang ini menjabat sebagai divisi eksternal di Lawalata IPB. Pria yang menuntut ilmu di Jurusan Manajemen Sumber Daya Lahan ini sudah sering berlalu-lalang melakukan berbagai aktivitasnya di hutan. Sebagai mahasiswa pencinta alam, Ibrahim menganggap bahwa keberadaan hutan sangat berpengaruh besar pada ekosistem. Hutan yang merupakan bentang lahan yang ada di permukaan bumi dimana ditumbuhi banyak tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang, dan berbagai makhluk yang hidup di dalamnya memberikan banyak pelajaran dalam hidupnya.
Mulyati, sosok perempuan energik yang kerap disapa Engski ini mengganggap Hutan adalah sumber kehidupan bagi manusia dan sekolah bagi penggiat alam bebas. Hutan sebagai tempat belajar, berlatih, bermain, sekaligus tempat yang sangat nyaman untuk mengembalikan energy positif dan menemukan inspirasi-inspirasi di kala rasa penat melanda.
Perempuan ini sudah banyak menjelajahi beberapa hutan di Indonesia dari mulai Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Gunung Ciremai, Gunung Rajabasa di Lampung dan masih banyak lagi. Sebagai mahasiswa Jurusan Biologi Sebagai dan senang dalam kegiatan alam bebas, tentunya hutan menjadi tempat yang sangat penting untuk menunjang dalam segala kegiatan. Beberapa kegiatan yang pernah dilakukan di hutan, di antaranya sebagai tempat pendidikan dasar Mahasiswa pecinta alam, tempat kegiatan kuliah lapangan biologi terintegrasi, bird watching, beberapa camp pelatihan dari berbagai penyelenggara, hingga kagiatan pencarian dan penyelamatan orang.
Tak berbeda jauh dengan pengalaman Ibrahim, yang juga melakukan kegiatan pelatihan dan pembelajarannya di hutan. Ibrahim juga melakukan analisis vegetasi, pengamatan flora dan fauna di Taman Nasional Gunung Ceremai Majalengka. Selama menjelajah, ie menemukan banyak flora dan fauna yang belum pernah ia jumpai sebelumnya, seperti beberapa jenis tanaman yang dapat dijadikan obat-obatan. Temuan paling menarik yang pernah ia jumpai adalah menemukan macan kumbang di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Pertemuannya dengan macan kumbang membuatnya terkejut “sumpah deg-degan banget, paraaah si bener-bener deg-degan. Memang di area Gunung Salak masih banyak macan kumbang”, ucap Ibrahim dalam obrolannya.
Berpetualang di hutan memang asik, tetapi kabar berita tentang hutan di Indonesia lama- kelamaan mulai mengusik. Terdengar kabar duka kebakaran hutan kala musim panas dan banjir serta longsor kala musim hujan, seolah berita ini menjadi berita rutinan setiap tahunnya. Mulyati beranggapan bahwa kebakaran hutan yang terjadi di negara kita dalam kurun waktu beberapa tahun lalu, rupanya harus menjadi bahan evaluasi bersama antara pemerintah dan masyarakat.
Baca juga: RANITA UIN Syarif Hidayatullah Respon Bencana Gempa Cianjur
Informasi dan edukasi kepada masyarakat untuk peduli terhadap kebakaran hutan dan lahan yang rawan terjadi di sejumlah wilayah juga penting disebarluaskan. Apa penyebab dari kebakaran hutan sendiri ini pun harus di identifikasi secara jelas dan menjadi tugas bersama. Sementara Ibrahim menerangkan bahwa maraknya pembalakan liar dan pengalih fungsian hutan menjadi lahan perkebunan mengakibatkan hutan menjadi tandus. Alhasil kondisi tanah menjadi kurang baik sehingga dapat menyebabkan bencana alam seperti longsor dan juga kurangnya kemampuan tanah untuk meresap air sehingga akan kekurangan air di daerah tersebut.
Perbincangan diakhiri dengan beberapa pesan yang disampaikan untuk seluruh pembaca bahwa Muyati berkata nahwa “Sumber daya alam termasuk hutan yang kita nikmati saat ini adalah pinjaman dan harus diberikan pada anak cucu kita kelak. Pemuda Indonesia harus paham, melek informasi dan terlibat dalam berbagai kegiatan pelestarian hutan maupun berbagai aksi tentang bagaimana pemerintah maupun masyarakat mengelola suatu kawasan hutan yang akan mengganggu sumber daya alam di dalamnya” dilengkapi dengan pesan dari Ibrahim yang berkata “Mari sama sama mencintai dan menjaga alam sekitar kita, jangan dirusak tapi di sayang karena kita sama sama makhluk ciptaan Tuhan”Hutan memberikan banyak sekali manfaat dan pelajaran bagi kita, tanpanya kita tak bisa melakukan apa-apa. Mari kita jaga hutan dan keberlangsungan makhluk hidup di dalamnya.
Penulis: Lien Sururoh