Mengenal Heat Stroke, Pemicu Tewasnya WNI Pendamping Kunjungan Kerja

Ekspedisi Jawadwipa

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI), Athaya Helmi Nasution dilaporkan meninggal dunia akibat heat stroke setelah menemani pejabat kunjungan ke Austria. Akibat dari Gelombang panas ekstrem yang melanda sejumlah negara. 

Laporan autopsi forensik terhadap jenazah yang telah dikonfirmasi KBRI Wina menyebutkan Athaya mengalami suspected seizure, atau kejang-kejang, disinyalir lantaran sengatan panas (heatstroke).

Mengenal Heat Stroke

heat stroke
Ilustrasi Heat Stroke

Heat stroke sendiri merupakan kondisi darurat medis yang terjadi ketika tubuh tidak mampu lagi mengatur suhu akibat paparan panas berlebih. Kasus ini menandakan bahwa bahaya serius gelombang panas yang kini semakin sering terjadi di kawasan Eropa, terutama bagi penduduk dan wisatawan yang tidak terbiasa dengan suhu ekstrim.

Sebelum Athaya, kondisi heatstroke juga pernah dialami oleh mahasiswi doktoral, Anggy Eka Pratiwi yang sedang melaksanakan studi di India pada April 2022. Kondisi heat stroke ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi WNI terutama yang berada di luar negeri mengingat kondisi suhu yang berbeda serta kondisi iklim yang kini makin ekstrem, gelombang panas di Eropa terus meningkat.

Kasus tewasnya Athaya Helmi Nasution menjadi pengingat bahwa risiko heat stroke tidak boleh dianggap remeh. Bagi mereka yang sedang mendampingi kegiatan resmi maupun perjalanan pribadi, faktor kelelahan, kurang hidrasi, serta paparan panas yang berkepanjangan dapat mempercepat terjadinya kondisi ini. Apalagi, sebagian besar masyarakat Indonesia terbiasa dengan iklim tropis yang berbeda pola panasnya dengan gelombang panas di Eropa, sehingga tubuh lebih sulit beradaptasi secara cepat.

heat stroke
Ilustrasi Warga Eropa Bermain Air akibat Gelombang Panas, Foto: Xinhua/Serge Houzi

Gelombang panas di Eropa sendiri dipicu oleh perubahan iklim global yang membuat anomali cuaca semakin sering terjadi. Suhu udara bisa melonjak drastis hingga lebih dari 40 derajat Celsius, sementara kelembapan udara rendah membuat tubuh semakin rentan mengalami dehidrasi.

Berikut beberapa tips untuk pertolongan saat menghadapi gejala Heat Stroke:

  1. Segera pindahkan korban ke tempat yang lebih sejuk, hindari paparan langsung sinar matahari.
  2. Lepaskan pakaian berlebih, seperti jaket, kaus kaki, atau aksesori yang membuat tubuh sulit melepaskan panas.
  3. Berikan cairan yang tepat, minta mereka minum air dingin, minuman rehidrasi, atau minuman olahraga untuk mengembalikan elektrolit tubuh.
  4. Dinginkan tubuh secepat mungkin, semprot atau usap kulit dengan air dingin, kipasi, atau gunakan kompres dingin di area leher, ketiak, dan selangkangan.
Baca juga: Gelombang Panas Mematikan Terjadi Beberapa Negara

Langkah preventif lain yang bisa dilakukan pemerintah dalam konteks kasus ini sebenarnya adalah penghimbauan secara serius dari perwakilan diplomatik luar negeri untuk mengedukasi masyarakat WNI yang tinggal di luar terutama negara Eropa yang mengalami gelombang panas tinggi, untuk tetap waspada dan melakukan pencegahan secara sederhana untuk menghindari heat stroke.(Kori/Nugrah)