Keganasan Malaria Siberut, Peneliti Musik Belanda Gijs Schneemann Meninggal karenanya

Foto Pulau Siberut, Foto: Dok. pariwisataindonesia.id
Ekspedisi Jawadwipa

Pulau Siberut merupakan sebuah Pulau yang merupakan bagian dari Sumatera namun terpisah dan membentuk gugusan Kepulauan kecil yang disebut Kepulauan Mentawai, mempunyai banyak hal yang menarik selain karena alamnya yang indah, pantainya yang menawan serta hutan hujan tropis yang melindungi kepulauan tersebut, tradisi-tradisi dan budaya unik masyarakat Mentawai juga kerap menjadi sorotan, menambah khasanah kekayaan dari Pulau Mentawai.

Kehidupan masyarakat Pulau Mentawai yang terjalin erat dengan alam sekitarnya sangat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakatnya termasuk dalam musik dan lagu-lagu tradisional mereka, yang mencerminkan hubungan mereka dengan dunia alam dan spiritualitas. 

Bagi masyarakat Mentawai, nyanyian adalah hal yang amat penting, terutama dalam budaya musik tradisional di Siberut, pulau terbesar di Kepulauan Mentawai (Sumatera Barat, Indonesia). Ada berbagai jenis lagu di pulau ini. 

siberut
Gajeuma, Foto: Dok. RRI.co.id

Beberapa di antaranya terkait dengan dunia roh dan leluhur. Lagu-lagu ini umumnya dinyanyikan oleh dukun dalam upacara penyembuhan dan ritual. Lagu-lagu lainnya diciptakan oleh pria dan wanita selama kegiatan sehari-hari mereka, seperti saat memancing di laut atau saat mereka beristirahat setelah mengumpulkan produk hutan. Berbagai hewan (burung, primata, reptil) atau kekuatan alam (angin, petir) memberikan inspirasi untuk lirik dan melodi, begitu juga dengan peristiwa-peristiwa khusus, seperti kedatangan perusahaan pengolahan kayu ke pulau tersebut. 

Dan atas keragaman nyanyian di Pulau Mentawai inilah yang membuat beberapa peneliti asal Belanda tertarik untuk melakukan penelitian serta perekaman musik di Pulau Mentawai. Yang nantinya lagu-lagu ini akan diputar di VPRO (Vrijzinnig Protestantse Radio Omroep) yang dikenal sebagai organisasi penyiaran yang bertanggung jawab atas program, termasuk film, dokumenter serta budaya yang ditayangkan di stasiun TV Belanda.

Keganasan Malaria Siberut

siberut
Ilustrasi Nyamuk Malaria

Salah satu peneliti yang diutus saat itu adalah Gijs Schneemann, seorang peneliti asal Belanda yang terkenal dengan dedikasinya dalam mempelajari dunia musik, keanekaragaman hayati dan kehidupan di Pulau Siberut, pada tanggal 19 Januari 1986, ia berangkat ke Siberut. Ia melakukan kerja lapangan di sana dan membuat rekaman musik.

Namun sayangnya penelitian yang dilakukan Schneemann tidak berlangsung lama sebab, ia meninggal pada tanggal 12 Juni 1986, sesaat sebelum kembali ke Belanda. Kemudian dimakamkan di pemakaman Katolik Roma di Muara Siberut. Schneemann meninggal dunia akibat penyakit malaria yang dideritanya dan menjadi penyakit mematikan saat itu.

Penyakit malaria tergolong dalam penyakit tropis yang amat mematikan, kejadian ini menjadi sorotan dalam dunia sains dan kesehatan global. Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan sering ditemukan di wilayah dengan iklim tropis dan subtropis, termasuk di Siberut Mentawai dan marak terjadi pada abad ke 20.

Kehidupan Schneemann, terekam dalam surat-suratnya “Gijs Schneemann: Kirekat – Brieven Uit Siberut”, dalam surat-suratnya tersebut ia menceritakan tantangan penelitiannya terkait musik di Siberut, baik secara iklim maupun kondisi sosial masyarakatnya. 

Baca juga: Ibukota Kepulauan Mentawai ini Hampir Pindah Karena Malaria

Menjadi tantangan tersendiri memang menghadapi iklim tropis yang lebih sering dilanda hujan termasuk potensi penyakit malaria di dalamnya, kondisi ketidaknyamanan iklim dan ketidaksiapan ini yang barangkali membuat Schneemann lebih sulit untuk melawan malaria yang menyerang tubuhnya atau memang malaria di Mentawai saat itu begitu ganasnya?.(Kori/Nugrah)

Sumber:

Koran NV De Volkskrant. 16-06-1986

Koran De Volkskrant. 07-03-1992

Persoon, G. A., & Schefold, R. (2017). Frightened by the eagle; Recording songs and music from the Island of Siberut, Mentawai Islands. Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia, 18(3), 2.