Grand Bargain Meskipun tak seterkenal Paris Agreement atau perjanjian terkait lingkungan, World Humanitarian Summit atau Konferensi Tingkat Tinggi Kemanusiaan dunia juga menghasilkan apa yang disebut sebagai Grand Bargain dalam konteks kemanusiaan, ini cukup berpengaruh dalam dunia kemanusiaan karena menghasilkan berbagai komitmen guna mengurangi penderitaan dan memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang terjebak dalam krisis kemanusiaan. KTT Grand Bargain yang pertama berlangsung di Istanbul pada 23-24 Mei 2016. KTT tersebut mempertemukan 9.000 peserta yang mewakili 180 Negara Anggota, termasuk 55 Kepala Negara dan Pemerintahan, ratusan organisasi masyarakat sipil dan non-pemerintah, dan mitra termasuk sektor swasta dan akademisi.
Grand Bargain awalnya ditetapkan sebagai salah satu dari tiga rekomendasi terpisah namun saling terkait dalam Panel Tingkat Tinggi Sekretaris Jenderal PBB tentang Pendanaan Kemanusiaan, yang diterbitkan pada tahun 2016: (1) mengurangi kebutuhan; (2) memperluas basis sumber daya; dan (3) menetapkan Grand Bargain antara donor dan organisasi bantuan sebuah tawar-menawar di mana donor akan memberikan dana berkualitas lebih baik dan organisasi bantuan akan lebih transparan dan lebih sadar biaya dalam cara membelanjakan dana tersebut.
Grand Bargain dan Dukungan Atas Pelokalan Organisasi Kemanusiaan

Tujuan utama Grand Bargain adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas bantuan hal ini karena tingkat pendanaan tidak sejalan dengan kebutuhan, maka dari itu penting untuk memperluas basis pendanaan. Bantuan Kemanusiaan global penting dicanangkan karena kebutuhan yang didorong dan diperburuk oleh krisis, konflik, perubahan iklim, bencana alam, dan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung.
Diskursus kemanusiaan yang utamanya terfokus pada penanganan setelah terjadinya suatu peristiwa bencana kemanusiaan, membuat isu kemanusiaan sering kali dilihat sebagai program jangka pendek. Sehingga inisiatif-inisiatif yang muncul adalah terkait “pelokalan”, respons kemanusiaan harus “selokal mungkin, se internasional yang diperlukan.”
Baca juga: Adaptasi Lembaga Kemanusiaan di Tengah Ketergantungan Dana Global
Pelokalan dalam kemanusiaan sangat diperlukan mengingat organisasi lokal adalah mereka yang dapat merespon pertama isu kemanuiaan di wilayah masing-masing sejalan dengan hal tersebut kapasitas organisasi lokal pun harus ditingkatkan dengan pendanaan yang bersifat multi tahun sehingga organisasi-organisasi tersebut dapat menemukan solusi jangka panjang yang bukan hanya bersifat reaktif saat kejadiaan kemanusiaan saja.
Penulis: Kori Saefatun
Editor: Nugrah Aryatama
Sumber:
- https://interagencystandingcommittee.org/grand-bargain
- https://www.unocha.org/localization