Hampir separuh dunia dikagetkan dengan letusan gunung api bawah laut Hunga-Tonga-Hunga-Ha’apai. Letusan gunung berapi bawah laut ini terjadi pada hari Sabtu (15/01/2022) di dekat Tonga. Nampaknya letusan Gunung Api Hunga-Tonga-Hunga-Ha’apai menjadi letusan terbesar yang tercapat dalam kuran waktu 30 tahun terakhir.
Erupsi dasyat ini menyebabkan gelombang kejut, yang dirasakan hampir separuh dunia, dengan peringatan tsunami diterbitkan oleh beberapa negara pasifik. BMKG menyatakan, berdasarkan observasi muka laut, letusan gunung api bawah laut Hunga-Tonga-Hunga-Ha’apai tidak menimbulkan tsunami di Indonesia.
Kejadian letusan gunung ini mengingatkan pada gunung api berselimut air laut yang tersebar di wilayah Indonesia. Adapun daftar gunung api itu merupakan Submarine 1922 dan Banua Wuhu yang terletak di Perairan Sangir. Kemudian Gunung Nieuwekerk dan Emperor of China di perairan Maluku. Terakhir Gunung Yersey dan Hobal di perairan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala PVMBG Andiani menyebut bahwa dua dari enam gunung api tersebut pernah menyebabkan gelombang tsunami di Indonesia saat terjadi letusan. “Dari sejarah yang mengakibatkan tsunami (adalah) gunung Hobal dan Banua,” kata Andiani saat dihubungi, Minggu (16/01/2022).
Seperti Tertutup Selimut, Ini 6 Gunung Api Bawah Laut di Indonesia
- Gunung Hobal
Dua gunung api bawah laut tersebar di busur gunung api Bali dan Nusa Tenggara, yaitu Gunung Bawah Laut Hobal (Selatan Pulau Lembata), dan Gunung Bawah Laut Yersey (Utara Gunung Batu Tara). Gunung Hobal adalah salah satu tipe gunung api bawah laut yang terletak di Nusa Tenggara Timur. Gunung ini berada di titik koordinat 8°22′26″ LS dan 123°35’26” BT. Secara administrasi, gunung ini berada di Kecamatan Atedai, Kabupaten Flores, bagian selatan Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Tidak banyak data mengenai gunung ini, sebab lokasi gunung ini berada dibawah laut. Gunung Bawah Laut Hobal di Selatan Pulau Lembata ini yang masih jarang perhatian masyarakat. Ketika Gunung Bawah Laut Hobal erupsi sekitar 1970-an, puncaknya muncul di atas permukaan laut saat air surut. Namun saat terjadi pasang, gunung api itu kembali tenggelam.
Letak gunung ini sekitar 200 meter dari pesisir Pantai Waiteba, pantai yang disapu gelombang tsunami bulan Juli 1979. Musibah tsunami tersebut menenggelamkan separuh dari wilayah bekas ibu kota Kecamatan Atedai, bersama ratusan penghuninya. Sebelum Gunung Hobal meletus sekitar 1970-an, puncaknya muncul diatas permuakaan laut saat air surut. Namun saat terjadi pasang, gunungapi itu kembali tenggelam. Namun saat ini, saat air surut pun gunung tersebut tidak terlihat, kemungkinan puncaknya sudah tergerus gelombang laut. Letusan Gunung Hobal terkahir terjadi pada tahun 1999, saat itu hembusan asap putih keluar dari permukaan laut setingi ±100 meter
Sekarang ini, saat air surut pun gunung tersebut tidak terlihat, kemungkinan puncaknya sudah tergerus gelombang laut. Letusan Gunung Bawah Laut Hobal terakhir terjadi pada tahun 1999, ketika itu hembusan asap putih keluar sekitar ±100 meter dari permukaan laut. Terdapat potensi wisata di sekitar Gunung Hobal, di antaranya pemandangan pantai yang dipadu dengan fenomena gunungapi bawah laut, serta pemandangan sekitarnya berupa jajaran Gunung Ili Gripe dan Gunung Ili Werung.
- Gunung Yersey
Gunung Bawah Laut Yersey berada di arah Utara-Timur Laut Gunung Batu Tara. Gunung Bawah Laut Yersey merupakan bagian dari Gunung Api Tipe B. Karena jaraknya yang jauh dari keberadaan penduduk, maka Gunung Yersey ini sangat jarang diteliti ahli vulkanologi. Selain itu, keberadaan Gunung Hobal dan Gunung Yersey sangat sulit diinterpretasi lokasinya dengan citra satelit yang ada.
- Gunung Banua Wuhu
Di Kepulauan Sangihe terdapat dua gunung api bawah laut yaitu Gunung Banua Wuhu dan Submarine 1922. Gunung Banua Wuhu memiliki nama lain Gunung Banua Buaya. Gunung ini terletak di Sebelah Barat daya Pulau Mangehetang, Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara, Puncaknya berada pada koordinat 3°08’16” LU dan 125°29’26” BT.
Ketinggian gunung api bawah laut ini bervariasi seiring aktivitasnya. Pada tahun 1835, gunung ini memiliki tinggi sebesar 90 m. Pada bulan November 1919 gunung ini memiliki tinggi sebesar 12 m di atas muka air laut, tetapi pada Mei 1935 posisinya sudah berada di bawah laut. Sementara tinggi di dasar laut mencapai lebih dari 400 m.
Penduduk yang tinggal di Pulau Mangehetang tidak tercatat dengan pasti, umumnya hanya dihuni oleh para nelayan dan pengelola kebun kelapa. Para penduduk hanya menempati daerah yang agak datar, bahkan bekas kawah tua yang agak datar dipergunakan sebagai tempat pemukiman.
Kemmerling (Mei 1921) mengatakan bahwa Pulau Mangehetang yang berada di sebelah timurnya merupakan sebuah kampung kecil yang berpenduduk 200 jiwa yang setiap saat dapat berpindah ke tempat lain, tetapi setelah 81 tahun lamanya apakah kampung tersebut pada saat ini merupakan perkampungan yang lebih padat lagi penduduknya, tidak ada data penduduk yang dapat dibuat sebagai acuan.
- Gunung Submarine 1922
Gunung Submarine 1922 terletak di antara 4° dan 6° Lintang Utara serta antara 124° dan 126° Bujur Timur Kabupaten Sangir, Sulawesi Utara. Diberi nama Submarine 1922 diduga untuk sekedar menjelaskan bahwa ada aktivitas erupsi gunung api bawah laut pada tahun 1922.
Gunungapi Submarine 1922 tercatat mengalami erupsi pada tahun 1922. Erupsi pada tahun 1922 terjadi setelah rentetan gempabumi sejak tahun 1912. Tercatat tidak kurang dari tiga kali gempabumi submarin dengan episentrum yang terdapat di antara Mindanau dan Kepulauan Sangir, Talaud, yaitu pada tanggal 15 Agustus 1918 terjadi gempabumi yang terasa di Sulawesi Utara, Halmahera dan di Mindanau (Filipina) yang mengakibatkan gelombang pasang laut sepanjang pantai utara Sulawesi. Setelah tahun 1922 tidak pernah lagi tercatat adanya kegiatan atau letusan yang berhubungan dengan gunungapi submarin 1922.
Gunung ini hanya memiliki catatan terjadi letusan pada awal tahun 1922 yang berlangsung di bawah permukaan laut dan menghasilkan gelombang pasang sepanjang pantai utara Sulawesi.
- Gunung Nieuwekerk
Gunung Nieuwerkerk merupakan gunungapi kembar di bawah laut dengan puncaknya satu sama lain berjarak 7 km. antara puncak I dan II dipisahkan oleh punggungan dengan kedalaman 600 m dari Puncak II. Gunung ini terletak pada koordinat 6°36′ LS dan 124° 40.5′ BT serta 6° 39′ LS dan 124° 43′ BT, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Gunung Nieuwerkerk adalah Gunung Bawah Laut di Pungung Nieuwerkerk-Emperor of China (NEC Ridge). NEC ridge adalah sebuah punggungan bawah laut di sebelah barat Laut Banda, Indonesia. Hanya dua gunung api aktif yang teridentifikasi di punggung bawah laut NEC, yaitu Gunung Bawah Laut Nieuwerkerk dan Gunung Bawah Laut Emperor of China.
PVMBG mencatat, Gunung Nieuwerkerk adalah satu-satunya Gunung api Bawah Laut di wilayah NEC ridge yang mengalami erupsi sejak tahun 1600 Masehi. Yaitu pada tahun 1893, 24 September 1925, dan Februari-Maret 1926.
- Gunung Emperor of China
Gunung Bawah Laut Emperor of China merupakan Gunung Api Tipe B, yang belum pernah erupsi sejak pencatatan sejarah pengamatan dilakukan di Indonesia. Gunung api Emperor of China dengan lokasi berada di kedalaman 3.100–2.700 meter di bawah permukaan laut. Tinggi tubuh gunung api bawah laut Emperor of China menjulang hampir 1500 m di atas sekitarnya. Sampai saat ini yaitu lokasi gunung bawah laut Nieuwerkerk dan Gunung Bawah Laut Emperor of China masih sangat sulit diidentifikasi letak keberadaannya.
Baca juga: 11 Sejarah Gempa Di Jawa Timur, Nggak Percaya ?, Ini Buktinya
Gunung api bawah laut ini seolah diam di balik selimut. Belum banyak data yang dapat menggambarkan aktivitas dan bahaya dari masing-masing gunung api bawah laut yang ada di negeri ini. Namun jangan sampai lengah untuk terus waspada dan siapsiaga ya sahabat DC.
Penulis: Lien Sururoh
Sumber:
https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi