Maluku: Antara Eksplorasi dan Ancaman Gempa Masa Lalu

keindahan alam Kep. Maluku, Foto: hariansulsel.com
Ekspedisi Jawadwipa

Kepulauan Maluku yang dikenal dengan negeri dengan banyak pulau-pulau kecil diantaranya, sudah menjadi pulau yang tersohor begitu lamanya, dengan kekayaan sumber daya alam serta tanahnya yang subur.

Awal masa kolonialisme di Kepulauan ini dilirik karena kekayaan rempahnya menjadikan negeri ini incaran para pedagang Eropa di awal abad ke-16. Cerita jejak kolonial dan penjajahan sering kali dimulai dari negeri ini. Pulau-pulaunya yang kecil turut menambah kisah tentang jejak peradaban pelayaran di Nusantara.

Maluku: Antara Eksplorasi dan Ancaman Gempa Masa Lalu

maluku
Ilustrasi Penambangan, Foto: Dok. cri.org

Cerita tentang Kepulauan ini sendiri yang kaya tentunya tidak berhenti pada masa lalu hingga saat ini Kepulauan Maluku juga masih menjadi incaran baik dalam maupun luar negeri sebab kekayaan alam terutama sumber daya mineral yang terkandung dalam perut buminya.

Aktivitas penambangan pun makin masif terjadi di Kepulauan ini. pada abad ini, hal ini didukung oleh sumber daya alam yang melimpah seperti emas, timah, nikel dan mineral lainnya dan permintaan global yang makin tinggi. 

Dikutip dari Jaring Nusa bahwa hingga 2023, paling tidak terdapat 123 IUP(izin usaha pertambangan) Pertambangan di area ini, yang tersebar beberapa kabupaten, diantaranya, 89 IUP di kabupaten Maluku Tengah, 10 IUP di Seram Bagian Timur, 16 IUP 31 IUP di Buru Selatan 31 IUP di Maluku Barat Daya.

Potensi kekayaan mineral ini sebenarnya sudah semenjak lama diketahui dan dinotic keberadaannya oleh salah satu ahli geolog asal Belanda R.D.M (Rogier Diederik Marius) Verbeek (7 April 1845, Doorn – 9 April 1926). Sebagai ahli pertambangan yang sudah banyak meneliti terkait geologis bumi Nusantara saat itu, banyak memberikan nasihat terkait eksplorasi mineral di Kepulauan Maluku saat itu.

Hal ini terutama karena faktor yang tidak menguntungkan dari Kepulauan Maluku sendiri terutama di Pulau Seram (Ceram saat itu), akibat dari geografis serta sering terjadinya gempa di Kepulauan Maluku. Dalam sebuah surat kabar dijelaskan bahwa:

“Sorotan dari kepala insinyur industri pertambangan dr. Verbeek mengenai Pantai barat laut Ceram kurang menguntungkan, di sana juga gempa bumi telah menyebabkan banyak kerusakan di Kawa dan Taniwel sebagian pantai telah tenggelam ke laut, yang mungkin juga menjadi penyebab gelombang pasang lokal di sana”

Leeuwarder Courant, 21-12-1899

maluku
Ilustrasi kejadian gempa di Ambon 1898, Foto: wikipedia

Gempa yang terjadi di Pulau Seram pada 30 September 1899, rupanya menjadi pukulan telak bagi pemerintah kolonial dan masyarakat lokal saat itu, sebab gempa ini sangat dahsyat dan menghancurkan kota-kota yang ada di Kepulauan Maluku. Dengan korban tewas sekitar 4000 serta korban luka-luka 5000.

Baca juga: Keganasan Malaria Siberut, Peneliti Musik Belanda Gijs Schneemann Meninggal karenanya

Sebab kegempaan inilah yang membuat Kepulauan Maluku terutama wilayah Seram meskipun sudah terdeteksi terdapat mineral tambang seperti timah, minyak bumi serta batubara, namun tak kunjung dieksploitasi.(kori/Nugrah)