Gempa 6,6 di Nabire, Mengganggu Jaringan Telekomunikasi

Titik Gempa Nabire, Foto: BMKG
Ekspedisi Jawadwipa

Nabire, Papua Tengah diguncang dua kali gempa bumi pada Jumat (19/9/2025). Gempa pertama dengan magnitudo 6,6 terjadi pukul 03.19 WIT. Pusat gempa berada di darat, sekitar 29 kilometer barat laut Nabire, pada kedalaman 24 kilometer dengan koordinat 3,47 Lintang Selatan dan 135,49 Bujur Timur.

Beberapa jam kemudian, gempa susulan dengan magnitudo 5,1 kembali mengguncang wilayah yang sama pada pukul 07.53 WIT. Episentrum gempa berada 23 kilometer barat laut Nabire pada kedalaman 20 kilometer, tepatnya di koordinat 3,44 Lintang Selatan dan 135,55 Bujur Timur.

Gempa 6,6 di Nabire

Guncangan gempa bumi tersebut dirasakan cukup kuat selama sekitar 2 hingga 3 detik di wilayah Nabire. Meski berlangsung singkat, dampaknya cukup nyata di beberapa titik. Salah satu yang paling terdampak adalah Jembatan Siriwini yang dilaporkan amblas, sehingga mengganggu akses transportasi masyarakat. Selain itu sejumlah rumah warga mengalami keretakan pada dinding.

nabire
Jembatan Hancur Akibat Gempa, Foto: Antarafoto/Jack

Selain itu, kerusakan juga terjadi pada beberapa fasilitas umum. Dilansir dari Tempo, guncangan menyebabkan kaca jendela di kantor Bupati Nabire dan bandara Nabire pecah. Di sektor keagamaan, plafon Gereja Katolik Kristus Raja Malompo dilaporkan rusak akibat kuatnya getaran. Meskipun belum ada laporan korban jiwa, kerusakan infrastruktur ini menunjukan bahwa dari gempa berkekuatan 6,6 tersebut berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat setempat, terutama dalam sektor telekomunikasi.

Jaringan internet sempat lumpuh total setelah gempa, mengganggu aktivitas komunikasi masyarakat. Kepala Telkom Nabire, Suhendar, menduga kerusakan terjadi pada beberapa jalur kabel penting, yaitu lintasan Nabire–Rasiei, Serui–Botawa, serta jalur darat Timika–Tigi yang berjarak sekitar 80 kilometer dari Mimika.

nabire
Petugas Meninjau Kerusakan Gempa, Foto: Dok. BNPB

“Seluruh layanan internet Telkomsel, IndiHome, voice, dan SMS terputus. Saat ini warga hanya bisa menggunakan layanan berbasis satelit untuk tetap terhubung,” ujar Suhendar. Gangguan jaringan dirasakan mulai dirasakan sejak pukul 05.00 WIT, pada tanggal yang sama dengan waktu kejadian gempa.

Baca juga: Afghanistan dilanda Gempa Magnitude 6,0

Untuk memahami mengapa gempa tersebut terjadi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kemudian melakukan analisis sumber gempa. Hasil kajian menunjukkan bahwa gempa dangkal ini dipicu oleh aktivitas Sesar Anjak Weyland (Weyland Overthrust). “Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu oleh aktivitas sesar anjak Weyland. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki pergerakan naik atau thrust fault,” jelas Daryono (Direktur Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG).(Kori/Nugrah)