Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) adalah harimau yang hidup di Pulau Jawa, memiliki tubuh yang paling besar dibandingkan dengan sub spesies lainnya. Panjang tubuh jantan dewasa mencapai 250 cm, tinggi sekitar 65 cm, dengan bobot badan 150 – 200 kg. Sedangkan yang betina lebih ringan yaitu 75 – 115 kg.
Pada tahun 1950-an diperkirakan masih ada sekitar 25 ekor, tahun 1972 diperkirakan hanya tersisa 7 ekor, dan tahun 1980-an diperkirakan sudah punah. Hal ini ditegaskan leh IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) Red List, bahwa Panthera tigris sondaica telah berstatus Extinct atau Punah.
Namun pada tahun 1998 pada seminar harimau jawa yang diselenggarakan di Universitas Gajah Mada, klaim punahnya harimau jawa ditinjau ulang mengingat ditemukannya tanda-tanda hewan tersebut masih ada. Temuan tersebut berupa jejak, guratan di pohon, dan rambutnya. Pencarian jejak harimau jawa hingga kini masih terus dilakukan berharap ada setitik harapan kehidupan bagi hewan yang dianggap sakral di tanah Jawa ini. Pencarian dilakukan di berbagai titik-titik hutan tersisa di Jawa seperti di Ujung Kulon dan juga Meru Betiri.

Untuk mengetahui, apakah masih ada kehidupan dari harimau Jawa pemerintah Indonesia pada tahun 1987, Direktur Jenderal Administrasi Kehutanan, Rubini Atmawidjaya, pernah menawarkan setengah juta rupiah sebagai hadiah kepada siapa saja yang berhasil memotret harimau Jawa.
Harimau Jawa, Tinggal Jejak dalam Koin Langka
Punahnya harimau jawa sebenarnya merupakan impact besar dari kerusakan hutan di Jawa yang terjadi besar-besaran pada era 1830 -1870, Belanda menginisiasi pembukaan hutan untuk perkebunan secara besar-besaran di Jawa. Konflik antara harimau jawa dengan manusia pun muncul dan meningkat. Harimau tak lagi mendapat tempat sebab tempat yang hidup yang hilang serta hewan tersebut dianggap sebagai pemangsa manusia.
Kesadaran tentang kepunahan populasi harimau sebenarnya sudah disadari pemerintah Indonesia, bertahun-tahun lamanya, selain dari pada pencarian yang dilakukan terus-menerus, pemerintah pernah mengeluarkan koin rupiah bernilai 2.000 yang bergambar harimau jawa. Sebagai bentuk penghormatan sekaligus pengingat punahnya hewan endemik Indonesia ini. Koin ini dikeluarkan pada tahun 1974.

Koin ini terkenal bukan hanya karena gambar harimau nya yang sudah punah namun koin ini juga pernah mendunia karena pada final Piala Dunia 1974 yang mempertemukan tim tuan rumah Jerman Barat melawan Belanda, wasit Jack Taylor asal Inggris yang memimpin partai final tersebut menggunakan koin Indonesia pecahan Rp2.000 untuk mengundi kesebelasan yang memperoleh bola pada awal pertandingan.
Baca juga: Malimping: Sejarah dan Pengetahuan Lokal Mengenai Bencana
Jack Taylor memilih koin ini karena memiliki gambar menarik di kedua sisinya dan beratnya yang pas. Koin seberat 25,31 gram. Koin Rp2.000 tahun 1974 juga istimewa karena hanya tersedia tiga keping dan dana penjualan koin tersebut digunakan untuk penyelamatan satwa langka di Indonesia. Koin yang dibuat khusus dalam seri cagar alam ini berkat kerja sama Bank Indonesia dengan Lembaga Konservasi Dunia (IUCN) dan Lembaga Konservasi Alam (WWF).
Penulis: Kori Saefatun
Editor: Nugrah
Sumber:
- https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/cerita-bi/Pages/Koin-Indonesia-di-Piala-Dunia.aspx
- https://www.mongabay.co.id/2023/01/12/catatan-awal-tahun-dibalik-kepunahan-harimau-jawa-ada-masalah-ruang-hidup/