Yuk Simak Sejarah Gempa Merusak Di Aceh Tengah

PUBLISHED

Disasterchannel.co,- Menikmati secangkir kopi gayo di pagi hari sambil scroll social media rasanya begitu sempurna. Seruput hangat dan harum senantiasa melebur menjadi bagian dalam menjalani hari yang penuh misteri. Kemudian pikiran terbang melayang jauh ke tanah Gayo, selain kopinya yang termasyur, wilayah ini juga menyimpan cerita penuh misteri. Lalu, jari-jari ini menari di atas keyboard untuk mencari informasi lebih tentang Gayo, seketika hal menarik bermunculan membuat penasaran.

Barisan bukit-bukit yang berjajar membentuk kelurusan serta danau menjadi saksi bahwa tanah ini dilewati sesar atau patahan. Berbagai penelitian telah menguak misteri penyebab wilayah ini sering mengalami gempabumi. Gempabumi merusak yang pernah terjadi di daerah ini bersumber dari Sesar Sumatera yang terletak di darat dan jalur subduksi Sunda yang terletak di laut. Dinamika tektonik wilayah ini dipengaruhi oleh aktivitas tumbukan antara Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Samudra India – Australia (Hall, 2002). 

Berdasarkan penelitian Hadi dan Marliani, 2020 menyarankan segmen Sesar Aceh aktif dan dapat dibagi menjadi tujuh sub-segmen: (1) Beutong, (2) Kuala Tripa, (3) Geumpang, (4) Mane, (5) Jantho, (6) Indrapuri, dan (7) Pulo Aceh. Wilayah Aceh Tengah dilalui oleh Sesar Sumatra Segmen Tripa (Sieh dan Natawidjaja, 2000).  

Aktivitas kegempaan di wilayah Aceh Tengah begitu banyak, bahkan beberapa di antaranya mengakibatkan dampak yang cukup besar. Berikut ini merupakan sejarah gempa merusak yang pernah terjadi di daerah Aceh Tengah dan sekitarnya:

2 April 1964

Saat tanggal 2 April 1964 hampir wilayah Aceh, terkena gempa dengan kekuatan 5,2 Skala Richter. Setidaknya terdapat 7 daerah yang merasakan gempa tersebut, yaitu Banda Aceh, Sigli, Padang Tiji, Lhokseumawe, Langsa, Takengon, dan Melabouh. Banda Aceh merupakan daerah yang paling terdampak akibat gempa tersebut, setidaknya 40% bangunan di daerah tersebut mengalami keretakan. Sedangkan untuk daerah Takengon hanya mengalami getaran ringan saja.

12 April 1967

Telah terjadi gempa berkekuatan 6,1 Skala Richter, dengan kedalaman 55 KM, yang mengguncang beberapa daerah di Aceh. Gempa tersebut terasa di hampir semua daerah pesisir timur Aceh, Takengon, Lhokseumawe dan Sigli. Sedangkan daerah yang paling terdampak dari gempa tersebut adalah daerah yaitu Jeunieb, Pendada, dan Jeumpa Bireuen. Tiga daerah tersebut mengalami kerusakan berupa 5 buah masjid rusak, 59 rumah hancur,serta 5 jembatan mengalami kerusakan.

28 Januari 2010

Pada 28 Januari 2010 Wilayah Takengon diguncang oleh gempa dengan kekuatan 4,9 Skala Richter, dengan kedalaman 13 KM. Gempa tersebut terjadi pada sore hari tepatnya pada jam 16:24 WIB. Setidaknya dalam kejadian tersebut terdapat 4 orang yang mengalami luka luka. Selain itu akibat dari gempa tersebut terdapat rumah rusak berat sebanyak 22 unit, rumah rusak sedang sebanyak 24 unit, rumah rusak ringan sebanyak 236 unit, tempat ibadah sebanyak 5 unit dan sarana kesehatan sebanyak 6 unit.

2 Juli 2013

Telah terjadi gempa pada pagi hari tepatnya pada jam 07:30 WIB, dengan kekuatan 6,2 Skala Richter, pusat gempa diperkirakan berada pada daerah Kab. Bener Meriah. Akibat gempa tersebut terdapat korban jiwa yaitu di Kab Aceh Tengah 40 orang tertimbun longsor di Desa Serempah, Kec. Ketol, sementara itu di kab Bener Meriah 8 orang meninggal. Selain korban meninggal terdapat pula korban luka sebanyak 140 orang di kab. Aceh tengah dan 70 di kab Bener Meriah. Sementara itu kerusakan bangunan sebanyak total 18,902 unit. Selain daerah Bener Meriah dan Aceh Tengah, gempa tersebut dirasakan juga di daerah Takengon, Medan, Banda Aceh dan Lhokseumawe.

19 Desember 2021

Gempa hari ini mengguncang kawasan Takengon – Aceh Tengah dan sekitarnya pada 21:34 WIB, Minggu, 19 Desember 2021. Data BMKG menunjukkan gempa bumi tersebut berkekuatan Magnitudo 4.9 SR. Dilansir dari BMKG, pusat gempa berada di darat 40 km timur laut Kab. Nagan Raya.

Tetesan kopi gayo terakhir menyudahi cerita sejarah gempa yang pernah terjadi di tanah ini. semua kejadian gempabumi pada masa lalu seharusnya dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua bahwa di tempat ini terdapat bahaya dan kita perlu waspada. (LS)  

Sumber:

Urip Setiyono, S.Si, M.DM. et al., “Katalog Gempa yang Signifikan dan Merusak” (BMKG, 2018), h 59.

Hidayati, S., Supartoyo, S., & Irawan, W. (2014). Pengaruh Mekanisme Sesar Terhadap Gempa Bumi Aceh Tengah, 2 Juli 2013. Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi5(2), 79-91.

Soetardjo et al., “Southeast Asian Association of Seismology And Earthquake Engineering Series on Seismology” (Southeast Asian Association of Seismology And Earthquake Engineering dan US Geological Survey Grant, 1985), h 46