Disasterchannel.co,- Sudah seminggu yang lalu, Global Platform for Disaster Risk Reduction 2022 di Bali telah terlaksana. Sesi ketujuh Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) telah berlangsung sejak 25 hingga 27 Mei 2022. Platform global ini diketuai oleh H.E. Prof. Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, dan Ibu Mami Mizutori, Perwakilan khusus Sekjen PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana. Acara ini dilakukan dengan format hybrid dengan peserta lebih dari 4000 orang dari total 185 negara.
Dalam penutupan platform global ini, SUharyanto, Kepala BNPB menyampaikan Co-Chairs’ Summary: Bali Agenda for Resilience atau ringkasan hasil rangkaian hasil penyelenggaraan sesi ke 7 GPDRR
Gelaran GPDRR ini mengusung tema “Dari Risiko ke Resiliensi: Menuju Pembangunan Berkelanjutan untuk Semua dalam Transformasi Dunia Pasca COVID-19” (“From Risk to Resilience: Towards Sustainable Development for All in a COVID-19 Transformed World”), melalui tema ini kita belajar dari pandemi dan mencari jalan keluar untuk mengatasi darurat perubahan iklim.
Platform global ini menekankan tindak lanjut yang penting untuk mempercepat mencapai tujuan agenda pembangunan berkelanjutan (SDGs) 2030 dan Kerangka Kerja Sendai untuk pengurangan risiko bencana.
Dalam pembukaan GPDRR, Presiden Indonesia, Joko Widodo mengajak dan mendorong masyarakat internasional untuk meningkatkan kerjasama dalam manajemen risiko bencana melalui kolaborasi menuju resiliensi berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
- Penguatan budaya sadar bencana dan edukasi untuk pengurangan risiko
- Investasi pada sains teknologi dan inovasi
- Infrastruktur tangguh bencana dan perubahan iklim
- Implementasi dari komitmen komitmen global
“Sejalan dengan tema presidensi Indonesia pada G20 “Recover Together, Recover Stronger”, platform global memberikan peluang yang unik dan tepat untuk menuju pentingnya nilai mutilaterisme yang inklusif solidaritas dan kerjasama internasional” Ujar Suharyanto (27/05/2022).
Selanjutnya ia berkata “Platform global ini juga merupakan seruan bagi negara negara untuk mempercepat implementasi seluruh prioritas kerangka sendai guna menghentikan laju peningkatan dampak dan risiko bencana”.
Berikut adalah 7 Rekomendasi Agenda Bali untuk Resiliensi:
- Pengurangan risiko bencana perlu diintegrasikan pada kebijakan kebijakan utama pembangunan dan pembiayaan, legislasi dan rencana pencapaian agenda 2030. Platform global menyerukan transformasi mekanisme tata kelola risiko untuk memastikan pengelolaan risiko merupakan tanggung jawab bersama lintas sektor sistem, skala dan batas. Sejumlah contoh menunjukkan bahwa bekerja secara horizontal dan vertikal dapat membantu pemerintah untuk memecahkan masalah kesenjangan kelembagaan dan ego sektoral.
- Hanya dengan perubahan sistemik kita dapat memperhitungkan kerugian yang sesungguhnya dari bencana dan kerugian dari ketiadaan aksi, serta membandingkannya dengan investasi dalam pengurangan risiko bencana. Contoh baik dari komitmen politik yang ditunjukkan dalam bentuk target anggaran yang disahkan dan mekanisme pelaksanaan untuk pengurangan risiko bencana bermunculan yang harus dipromosikan dan direplikasi. Strategi pembiayaan pengurangan risiko bencana dapat mengarahkan dan memprioritaskan investasi dan harus dimasukkan dalam kerangka pembiayaan nasional yang terintegrasi.
- Platform global diselenggarakan antara COP26 dan COP 27 mencermati tingkat emisi saat ini jauh melebihi upaya mitigasi yang mengakibatkan peningkatan frekuensi dan intensitas kejadian bencana yang mengancam pencapaian agenda 2030. Platform global meminta para pemerintah untuk menghormati komitmen yang dibuat di Glasgow, untuk drastis meningkatkan pembiayaan dan dukungan untuk adaptasi dan resiliensi terdapat kebutuhan mendesak dalam upaya meningkatkan pengurangan risiko bencana sebagai bagian dari solusi untuk mengatasi keadaan darurat iklim. Seraya meningkatkan dan mencapai ambisi iklim, tujuan global tentang adaptasi dan Santiago Network sebagai bagian dari mekanisme internasional untuk kerugian dan kerusakan menawarkan peluang yang tepat untuk menjadikan mekanisme dan instrumen pengurangan risiko bencana sebagai bagian yang tidak bisa terpisahkan dari aksi pengurangan perubahan iklim.
- Bencana memberikan dampak berbeda kepada setiap orang ini menyerukan pendekatan partisipatif berbasis ham untuk memasukkan semua sesuai prinsip, tidak ada apa-apa tentang kita tanpa kita. Dalam perencanaan PRB dan implementasinya pada masyarakat yang berisiko, investasi generasi pemuda dan profesional muda harus ditingkatkan untuk merangsang inovasi dan solusi kreatif. Harus ada komitmen ulang terhadap keterlibatan masyarakat dan PRB yang digerakan oleh masyarakat serta mendukung struktur lokal yang ada serta mebangun resiliensi.
- Platform global memberikan rekomendasi yang dapat mendukung seruan sekretaris jenderal PBB untuk memastikan setiap orang di muka bumi dilindungi oleh sistem peringatan dini dalam jangka waktu 5 tahun kedepan. Respon terhadap seruan tersebut harus mepertimbangkan rantai nilai peringatan dini yang berpusat pada masyarakat secara menyeluruh dari ujung keujung mulai dari penilaian risiko hingga infrastruktur. Dan menjangkau tujuan akhir pengembangan sistem peringatan dini multi bahaya harus melibatkan masyarakat yang paling berisiko dengan kapasitas kelembagaan keuangan dan sumberdaya yang memadai untuk melakukan aksi berdasarkan peringatan dini. Ketersediaan dan kualitas data yang lebih baik sumberdaya keuangan, tata kelola yang efektif dan mekanisme koordinasi yang lebih baik antara pemangku kepentingan akan memperkuat sistem peringatan dini multi bahaya khususnya di negara tertinggal, negara berkembang dan pulau kecil, serta wilayah Afrika.
- Potensi pembelajaran transformatif dan pandemi COVID-19 harus diterapkan sebelum jendela peluang tersebut tertutup. Pendekatan saat ini untuk pemulihan dan rekonstruksi tidak cukup efektif dalam melindungi hasil pembangunan, maupun dalam membangun kembali dengan lebih baik lebih hijau dan lebih adil. Ada kebutuhan untuk kebutuhan untuk mendorong sistem manajemen risiko bencana yang adaptif dan responsive dengan kolaborasi multi pemangku kepentingan disertasi dengan empati, solidaritas, kerjasama dan semangat kesukarelaan khususnya untuk mengatasi ketidakadilan.
- Pelaporan yang komprehensif dan sistematis, termasuk tinjauan mendalam terhadap semua target kerangka sendai dan negara negara anggota akan membantu menarik rekomendasi yang jelas untuk midterm review Kerangka Kerja Sendai, platform global menyerukan semua negara anggota, organisasi regional dan para pemangku kepentingan yang terlibat dalam midterm review Kerangka Kerja Sendai untuk memahami dengan jelas tantangan dan hambatan implementasi dan mempercepat upaya untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada tahun 2030.
Seruan tingkat global ini seolah memberikan semangat kepada kita semua untuk memperbaiki diri, setidaknya untuk dapat mengelola risiko bencana tingkat individu ataupun keluarga. Sesederhana mencari tahu risiko bencana di tempat tinggal kita dan menyiapkan tas siaga bencana. (LS)
Photo: rm.id