Disasterchannel.co,- Lenggak-lenggok model dengan berbagai busana melintasi ruas jalan dalam Jember Fashion Carnaval (JFC) menjadi salah satu yang paling dikenal masyarakat bila berbicara tentang Jember. Namun, jarang sekali masyarakat tahu bahwa wilayah Jember juga memiliki ancaman bencana gempa bumi.
Baru-baru ini wilayah selatan Jember beberapa kali diguncang gempa. berdasarkan informasi dari BMKG, pada Selasa (6/12/2022) pukul 13.07.48 WIB, terjadi gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 dengan episenter di laut dengan pusat gempa berada pada 284 km barat daya Kabupaten Jember.
Gempa ini diperkirakan terjadi akibat adanya deformasi atau patahan batuan di zona outerise. Penjelasan lebih lanjut disampaikan oleh Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam akun twitternya, mengatakan bahwa gempa selatan Jember Jawa Timur ini merupakan jenis gempa di luar zona subduksi (populer disebut ‘outer rise earthquake’) akibat patahnya lempeng Australia yang mulai menunjam ke bawah Jawa Timur. Tekukan lempeng ini memicu patahan turun (normal fault).
Selanjutnya Daryono berkata, gempa di luar zona subduksi / outer rise selatan Jawa Timur ini patut diwaspadai, meskipun di luar zona megathrust tetapi dengan mekanisme patahan turun akan dapat memicu tsunami.
Hasil monitoring yang dilakukan oleh BMKG hingga pukul 17.31 WIB (06/12/2022) telah terjadi 36 kali gempa susulan.
Tepat setahun yang lalu, 16/12/2021, wilayah Jember juga pernah mengalami gempa. Dilansir dari laman Badan Geologi, tepat setahun yang lalu, Kamis tanggal 16 Desember 2021 pukul 06:01:33 WIB terjadi gempa dengan kekuatan magnitude 5,1. Lokasi pusat gempa berada di barat daya Jember pada koordinat 8,55°LS dan 113,49°BT pada kedalaman 10 km dan berjarak sekitar 42 km barat daya Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur.
Badan geologi menyebutkan bahwa gempa ini adalah gempa dangkal yang diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif yang berkembang di wilayah laut selatan Jember. Karakteristik sesar aktif ini belum teridentifikasi dengan baik sebagai sumber gempa bumi. Namun, kejadian gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami. Sebab, walaupun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut namun energinya tidak cukup kuat untuk memicu terjadinya tsunami.
Gempa bumi ini telah mengakibatkan terjadinya kerusakan bangunan di daerah Sumbersari, Kabupaten Jember. Berdasarkan informasi BMKG, guncangan gempa bumi terasa di sekitar lokasi pusat gempa bumi pada skala IV MMI (Modified Mercalli Intensity).
Berdasarkan peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi (KRBG) yang dikeluarkan oleh PVMBG – Badan Geologi, KESDM, wilayah pantai selatan Jawa Timur merupakan daerah rawan bencana gempa bumi tinggi, yang memiliki potensi terdampak guncangan gempa bumi lebih dari VIII skala MMI.
Selain ancaman gempa bumi, wilayah Jember juga memiliki potensi ancaman bencana ikutan berupa likuifaksi. Likuifaksi merupakan fenomena hilangnya kekuatan tanah akibat naiknya tekanan pori dan turunnya tekanan efektif dari lapisan tanah akibat beban siklis dinamis. Wilayah yang memiliki ancaman likuifaksi adalah Kec. Puger, salah satu daerah wisata di Kab, Jember. Berdasarkan penelitian M. Reza Shalahuddin, 2017, Bagian selatan Kecamatan Puger memiliki indeks kerentanan seismik yang tinggi. Wilayah ini adalah daerah yang memiliki dataran aluvial pantai yang luas dan rawan terjadi gempa bumi karena terletak pada jalur tektonik sehingga berpotensi mengalami likuifaksi.
Baik BMKG ataupun Badan Geologi, sangat merekomendasikan pendirian Bangunan di Pantai selatan Jawa Timur, termasuk di dalamnya wilayah Kab. Jember bagian selatan seharusnya dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi dan dilengkapi jalur serta tempat evakuasi. Hal ini dilakukan sebagai salah satu mitigasi bencana gempa agar saat gempa terjadi, kerusakan dan kerugian dapat diminimalisir. (LS)
Sumber:
https://bnpb.go.id/berita/gempa-m6-2-mengguncang-jember-aktivitas-warga-tetap-normal
https://twitter.com/DaryonoBMKG
Noor, M. R. S. (2017). Potensi Likuifaksi Tanah Berdasarkan Pengukuran Mikrotremor Studi Kasus Kecamatan Puger, Jember (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).