Potret Kesehatan di Daerah Terdampak Bencana Gempa Cianjur

PUBLISHED

Disasterchannel.co,- Kala tim disasterchannel.co menginjakkan kaki ke wilayah terdampak gempa Cianjur pada Kamis (15/12/2022), masih terlihat banyak tenda darurat yang warga tinggali. Sudah lebih dari tiga minggu, warga bertahan hidup dalam tenda darurat beramai-ramai. Ada yang mendirikan tenda pengungsian di pinggir jalan, ada pula yang mendirikannya di tepi sawah, asal rata lahannya. Pemandangan ini banyak dijumpai di Kecamatan Cugenang, salah satu kecamatan yang terparah terdampak oleh gempa.

Jalan semakin terjal dan berliku, kerusakan semakin banyak terlihat. Terlebih saat kami memasuki Desa Sarampad. Bayangkan saja, gempa kala itu intensitasnya mencapai mencapai VII-VIII MMI (Modified Mercalli Intensity). Bila merasakan gempa dengan skala intensitas VII MMI, orang yang sedang berjalan kaki akan sulit berjalan, langit-langit dan bagian konstruksi pada tempat yang tinggi akan rusak, tembok yang tidak kuat akan pecah, plester tembok dan batu-batu tembok yang tidak terikat kuat akan jatuh. Lebih kuat lagi jika merasakan gempa pada skala intensitas VIII MMI, selain kerusakan pada bangunan, terjadi sedikit pergeseran dan lekukan-lekukan pada timbunan pasir dan batu kerikil, air menjadi keruh dan selokan irigasi rusak. Tak heran jika kita begitu banyak melihat kerusakan pada bangunan yang berdiri di wilayah Kecamatan Cugenang.

Laporan Badan Geologi mengatakan Desa Sarampad dan Desa Gasol mengalami kerusakan yang masif akibat gempa. di Desa Sarampad juga ditemukan bahaya ikutan gempa (collateral hazard) berupa gerakan tanah tepatnya berada di Dusun Cisarua, Desa Sarampad Kec. Cugenang.

Gambar 1. Foto udara pada lokasi gerakan tanah yang dipicu gempa bumi di Kampung Cisarua, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang. Sumber: vsi.esdm.go.id

Merespon kejadian gempa yang begitu banyak menimbulkan kerugian, maka doctorshare tergerak untuk membantu. doctorShare merupakan salah satu yayasan non profit yang bergerak di dalam bidang kesehatan, salah satu pelayanannya adalah pelayanan kesehatan di masa tanggap darurat bencana.

Lima hari setelah gempa Cianjur terjadi, pada tanggal 26 November 2022, doctorShare bertolak menuju Cianjur untuk membantu pelayanan kesehatan pada penyintas bencana, setelah sebelumnya melakukan kajian dan pengumpulan informasi. doctorShare mengirimkan personil berjumlah tujuh dokter umum, empat perawat dan dua tenaga non medis. 

Gambar 2. Pelayanan Kesehatan oleh doktorshare di Klinik Modular Desa Sarampad, (15/12/2022)

“Beberapa hari semenjak kami tiba mulai dari membuka pelayanan umum, kemudian melakukan USG keliling ataupun USG mobile. Dan kami juga membagikan paket hygiene kit kepada masyarakat terdampak” kata Rodex Jordan S., Program Manager Yayasan doctorShare, saat ditemui oleh disasterchannel.co di klinik modular Desa Sarampad.

Kondisi darurat bencana dengan segala keterbatasan yang ada, banyak menyebabkan berkurangnya kesehatan warga secara drastis. 

“Selama melakukan pelayanan kesehatan, kita menemukan lima penyakit terbesar yang sering diderita masyarakat, yaitu: penyakit kulit, ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), penyakit hipertensi, Dispepsia (masalah asam lambung atau maag)  dan karies gigi.” kata Rodex.

Menurutnya, beberapa penyakit yang banyak dikeluhkan ini salah satu sebabnya adalah kurang berkualitasnya kondisi tempat pengungsian yang ada. Penyakit-penyakit ini muncul ketika di dalam satu tenda berkumpul lebih dari 5 orang dan juga dengan kualitas air yang tidak begitu baik dan juga sanitasi yang belum memadai. 

Akhir tahun menandakan bahwa musim hujan masih akan berlangsung. Hal ini menjadi ancaman tersendiri bagi warga untuk terus bertahan di tempat pengungsian. Tak lepas pula dari ancaman penyakit yang lebih mudah hinggap saat kondisi tubuh melemah saat dingin melanda di musim hujan. doctorShare berpesan kepada semua masyarakat terdampak untuk terus meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta mengkonsumsi air minum dan juga makanan yang bersih dan bergizi.(LS)