Peran Arsip dalam Mitigasi Bencana

PUBLISHED

Disasterchannel.co,- Bagi seorang sejarawan, mahasiswa sejarah, ataupun penggiat sejarah arsip merupakan harta yang tak ternilai bagi mereka. Pasalnya arsip sendiri dalam pengertiannya menurut UU 43 tahun 2009 tentang kearsipan adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal inilah yang membuat arsip menjadi sangat penting bagi penulisan sejarah sebagai sumber primer. Lalu pertanyaannya apakah arsip berguna bagi kegiatan mitigasi bencana di suatu wilayah.

Tentu saja jawabanya adalah arsip memiliki peran terhadap kegiatan mitigasi bencana. Jika kita melihat definisi arsip seperti penjelasan di atas, kita bisa akan menyimpulkan bahwasanya dalam suatu arsip akan menyimpan informasi kehidupan suatu masyarakat di saat arspi itu ditulis. Hal tersebut lah yang tentunya akan menjadi kunci utama peran arsip bagi mitigasi kebencanaan, dikarenakan arsip menyimpan sebuah informasi, khususnya pada pembahasan kali ini adalah informasi kebencanaan.

Dengan melihat arsip yang bertemakan kebencanaan kita bisa mengambil pelajaran sejarah di masa lampau terkait kejadian bencana di suatu wilayah. Dengan melihat arsip sejarah yang berhubungan dengan bencana di suatu wilayah, pemerintah maupun pihak swasta bisa mengkaji tata letak kota ataupun bisnis. Sehingga langkah mitigasi bencana secara struktural maupun kultural bisa dilaksanakan di daerah tersebut. 

Misalnya saja kita bisa melihat arsip berupa katalog bencana yang diterbitkan oleh Canada Institute for Scientific and Technical Information National Research Council Ottawa, Ontario, Canada. Di dalam arsip tersebut terdapat informasi tentang kejadian gempa dan tsunami di wilayah Indonesia maupun di wilayah Asia. Sehingga dengan membaca arsip tersebut, pemerintah, NGO, Swasta, atau pihak peneliti dapat menambah referensi mengenai tempat yang dahulu kala pernah terjadi gempa dan tsunami, sehingga bisa mengambil langkah mitigasi untuk menghadapi bencana yang mungkin terjadi di masa depan. 

Selain itu budaya pengarsipan yang baik ternyata juga memiliki hal yang sangat bermanfaat sekali bagi kegiatan mitigasi bencana. Pengarsipan wilayah yang rawan bencana melalui digitalisasi seperti projek INARISK, petabencana.id dan Portal Satu Data Indonesia merupakan langkah yang baik. Dengan hadirnya web yang menyimpan arsip maupun catatan yang berhubungan dengan wilayah rawan bencana, diharapkan generasi kedepan tentunya akan bisa membaca serta mengambil langkah yang baik dengan melihat referensi arsip yang ada. 

Semoga dengan hadirnya tulisan ini akan menimbulkan semangat terhadap pengkajian arsip bencana ataupun kegiatan pengarsipan bencana. Dikarenakan dengan penjelasan di atas menunjukan bahwasanya arsip merupakan harta karun bagi kajian isu kebencanaan. 

Penulis: Abdurrahman Heriza

Editor: Lien Sururoh

Sumber:

 “UU No. 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan [JDIH BPK RI],” accessed September 2, 2023, https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38788/uu-no-43-tahun-2009.

 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, 2nd ed. (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013), h 74.

 Catalogue of Tsunamis on the Western Shore of the Pacific Ocean (Institute of Oceanic Sciences, Canada, 1984). Raistiwar Pratama, “Cincin Arsip: Penanggulangan Bencana Dan Pengelolaan Arsip,” Jurnal Kearsipan 14, no. 1 (2019): 15–30.

Photo: unair.ac.id